Suhu dan
Perubahannya
Pada suhu berapa air mendidih? Pada suhu berapa air membeku?
Pada suhu berapa dikatakan orang mengalami sakit demam? Suhu selalu dibicarakan
dalam kehidupan sehari-hari. Pada bab ini, kamu akan mempelajari suhu, cara
pengukurannya, serta akibat perubahannya.
A.
Bagaimana Mengetahui Suhu Benda?
Indra perasa dapat merasakan panas dan dingin. Namun, apakah
indra merupakan pengukur panas atau dingin yang handal?
Suhu sebuah benda adalah tingkat (derajat) panas suatu
benda. Benda yang panas mempunyai derajat panas lebih tinggi daripada benda
yang dingin. Hasil kegiatan penyelidikanmu menunjukkan bahwa indra perasa
memang dapat merasakan tingkat panas benda. Akan tetapi, indra perasa bukan
pengukur tingkat panas yang andal. Benda yang tingkat panasnya sama dirasakan
berbeda oleh tangan kanan dan kirimu. Jadi, suhu benda yang diukur dengan indra
perasa menghasilkan ukuran suhu kualitatif yang tidak dapat dipakai sebagai
acuan. Suhu harus diukur secara kuantitatif dengan alat ukur suhu yang disebut
termometer.
1.
Jenis-jenis Termometer
a.
Termometer Zat Cair
Secara umum, benda-benda di alam akan memuai (ukurannya bertambah besar) jika suhunya naik. Kenyataan ini dimanfaatkan untuk membuat termometer dari zat cair. Perhatikan Gambar 4.2. Cairan terletak pada tabung kapiler dari kaca yang memiliki bagian penyimpan (reservoir/ labu).
Zat cair yang digunakan umumnya raksa atau alkohol jenis
tertentu. Raksa memiliki keistimewaan, yaitu warnanya mengkilat dan cepat
bereaksi terhadap perubahan suhu. Selain itu, raksa membeku pada suhu rendah
(-38oC) dan mendidih pada suhu yang tinggi (lebih dari 350oC) sehingga dapat
mengukur suhu pada rentang suhu yang lebar. Namun, raksa sangat beracun,
sehingga berbahaya jika termometer pecah. Alkohol untuk pengisi termometer
biasanya diberi pewarna biru atau merah. Rentang suhu yang dapat diukur
bergantung jenis alkohol yang digunakan, contohnya:
· Toluen, dengan rentang -90oC hingga 100oC
· Ethyl alcohol, dengan rentang -110oC hingga 100oC
Alkohol tidak seberbahaya raksa dan mudah menguap, sehingga
lebih aman digunakan sebagai pengisi termometer.
Untuk alasan kepraktisan, seringkali kita menggunakan
plastik untuk wadah makanan, termasuk makanan bersuhu tinggi. Namun, hanya
plastic tertentu yang aman digunakan untuk wadah makanan panas. Plastik
memiliki 7 jenis yang ditandai dengan adanya kode pada plastik tersebut.
Plastik yang paling aman untuk digunakan sebagai wadah makanan adalah plastik
dengan kode nomor 5 atau kode PP. Plastik ini tahan terhadap suhu tinggi.
Beberapa termometer yang menggunakan zat cair akan dibahas
berikut ini.
1)
Termometer Laboratorium
Bentuknya panjang dengan skala dari -10°C sampai 110°C menggunakan raksa, atau alkohol seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3.
2)
Termometer Suhu Badan
Termometer ini digunakan untuk mengukur suhu badan manusia. Skala yang ditulis antara 35oC dan 42oC. Pipa di bagian bawah dekat labu dibuat sempit sehingga pengukuran lebih teliti akibat raksa tidak segera turun ke labu/ reservoir (Gambar 4.4).
Perubahan suhu juga terjadi pada proses fermentasi, misalnya pada proses pembuatan tape. Pada proses tersebut, bakteri mengubah glukosa menjadi alcohol dan karbon dioksida. Proses fermentasi menyebabkan terjadinya perubahan suhu. Suhu terbaik untuk melakukan proses fermentasi adalah 35°C–40°C.
b.
Termometer Bimetal
Perhatikan dua logam yang jenisnya berbeda dan dilekatkan menjadi satu pada Gambar 4.6. Jika suhunya berubah, bimetal akan melengkung. Mengapa? Karena logam yang satu memuai lebih panjang dibanding yang lain. Hal ini dimanfaatkan untuk membuat termometer.
c. Termometer Kristal Cair
Terdapat kristal cair yang warnanya dapat berubah jika suhu berubah. Kristal ini dikemas dalam plastik tipis, untuk mengukur suhu tubuh, suhu akuarium, dan sebagainya (Gambar 4.8).
Perlu Diketahui
1.
Binatang yang hidup di daerah dingin
pada umumnya berbulu tebal. Bulu yang tebal tersebut menjaga tubuh tetap
hangat.
2.
Unta mempunyai punuk yang berfungsi
untuk menyimpan air sehingga tahan untuk tidak minum selama berhari-hari dan
menjaga agar suhu tubuh tidak panas.
3. Jenis tanaman di pantai berbeda dengan jenis taman di gunung karena suhu di pantai lebih tinggi daripada suhu di puncak gunung.
Dalam kurun waktu 100 tahun ini, suhu bumi sudah naik ± 2°C.
Kenaikan ini menyebabkan banyak masalah lingkungan, seperti iklim yang tidak
menentu dan cuaca ekstrim. Keadaan ini disebut pemanasan global. Pada Bab 9,
kamu akan mempelajari lebih lanjut tentang peristiwa pemanasan global.
2. Skala
Suhu
Berapa suhu tubuh manusia sehat? Ya, kamu akan menjawab 37
C. Huruf C kependekan dari Celcius, salah satu contoh satuan suhu atau skala
suhu. Saat ini, dikenal beberapa skala suhu, misalnya Celcius, Fahrenheit,
Reamur, dan Kelvin. Tidakkah kamu penasaran, bagaimana membuat skala suhu pada
termometer? Lakukan kegiatan berikut.
Kegiatan di atas merupakan metode yang dilakukan untuk menentukan skala pada termometer. Dengan cara demikian juga, Celcius, Fahrenheit, dan Reamur membuat skala termometer. Kelvin merupakan skala suhu dalam SI. Skala Kelvin menggunakan nol mutlak, tidak menggunakan “derajat”. Pada suhu nol Kelvin, tidak ada energi panas yang dimiliki benda. Perbedaan antara skala itu adalah angka pada titik tetap bawah dan titik tetap atas pada skala termometer tersebut.
Penggunaan Matematika
Perbandingan Skala Suhu:
skala C: skala R: skala F: skala K = 100 : 80 : 180 : 100
skala C: skala R: skala F: skala K = 5 : 4 : 9 : 5
Dengan memperhatikan titik tetap bawah (dibandingkan mulai
dari nol semua), perbandingan angka suhunya:
tc : tr : (tf - 32) : (tk
-273) = 5 : 4 : 9 : 5
Perbandingan di atas dapat digunakan untuk menentukan konversi skala suhu. Sebagai contoh, konversi skala suhu dari Celcius ke Fahrenheit.
Contoh
Penerapan
1.
Tentukan 45oC = .... oF
Dengan menggunakan persamaan perbandingan suhu diperoleh
2.
Tentukan 25oC = .... oR
Dengan menggunakan persamaan perbandingan suhu diperoleh
3.
Tentukan 78oC = ... K
Dengan menggunakan persamaan perbandingan suhu diperoleh
tk = tc + 273 = 78+273 = 351 K
Derajat Celcius pertama kali diperkenalkan oleh Anders Celcius, salah satu ahli astronomi Swedia, pada tahun 1742. Awalnya 0°C merupakan suhu saat air mendidih dan 100°C adalah suhu saat air membeku.
B.
Perubahan Akibat Suhu
Apa yang terjadi pada benda jika suhunya berubah? Salah satu
perubahan yang terjadi pada benda adalah ukuran benda itu berubah. Jika suhu
benda naik, secara umum ukuran benda bertambah. Peristiwa ini disebut pemuaian.
1. Pemuaian Zat Padat
Zat padat dapat mengalami pemuaian. Gejala ini memang sulit
untuk diamati secara langsung, tetapi seringkali kamu dapat melihat
pengaruhnya. Misalnya, saat kamu menuangkan air panas ke dalam gelas, tiba-tiba
gelas itu retak. Retaknya gelas ini karena terjadinya pemuaian yang tidak
merata pada gelas itu. Kamu akan pelajari lebih dalam tentang pemuaian pada zat
padat.
Pada umumnya, benda atau zat padat akan memuai atau
mengembang jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Pemuaian dan
penyusutan itu terjadi pada semua bagian benda, yaitu panjang, lebar, dan tebal
benda tersebut. Jika benda padat dipanaskan, suhunya akan naik. Pada suhu yang
tinggi, atom dan molekul penyusun logam tersebut akan bergetar lebih cepat dari
biasanya sehingga logam tersebut akan memuai ke segala arah. Para perancang
bangunan, jembatan, dan jalan raya harus memperhatikan sifat pemuaian dan
penyusutan bahan karena perubahan suhu. Jembatan umumnya dibuat dari besi baja
yang saling disambungkan satu dengan lainnya. Untuk itu, agar sambungan besi
baja tidak melengkung karena memuai akibat terik panas matahari atau menyusut
di malam hari, sambungan-sambungan besi baja tidak boleh dipasang saling rapat
satu dengan lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan-sambungan
itu.
Bimetal dibuat berdasarkan sifat pemuaian zat padat. Bimetal antara lain dimanfaatkan pada termostat. Prinsip kerja termostat sebagai berikut. Jika udara di ruangan dingin, keping bimetal pada Gambar 4.15 akan menyusut, membengkok ke kiri, dan menyentuh logam biasa sehingga kedua ujungnya saling bersentuhan. Sentuhan antara kedua ujung logam itu menjadikan rangkaian tertutup dan menyalakan pemanas sehingga ruangan menjadi hangat. Jika untuk mengontrol ruangan berpendingin, cara kerjanya serupa. Saat ruangan mulai panas, thermostat bengkok dan menghubungkan rangkaian listrik sehingga pendingin kembali bekerja.
Hasil percobaanmu menunjukkan jika panjang logam mula-mula sama, untuk logam yang berbeda ternyata pertambahan panjangnya benda karena pemuaiannya juga berbeda. Besaran yang menentukan pemuaian panjang zat padat adalah koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang suatu zat padat adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan panjang tiap satu satuan panjang zat itu jika suhunya dinaikkan 1oC.
Sebagai contoh, jika muai panjang kaca 9 x 10-6/oC berarti jika 1 meter kaca suhunya bertambah 1oC maka panjangnya bertambah 0,000009 meter. Tabel 4.1 menunjukkan koefisien muai panjang beberapa bahan. Berdasarkan table tersebut, mengapa alat laboratorium menggunakan kaca Pyrex?
Tabel 7.1 Koefisien MuaiPanjang
Bahan
Jenis Bahan |
Koefisien Muai Panjang (/oC) |
Kaca biasa |
0,000009 |
Kaca Pyrex |
0,000003 |
Aluminium |
0,000026 |
Kuningan |
0,000019 |
Baja |
0,000011 |
Tembaga |
0,000017 |
Contoh penerapan:
Panjang aluminium pada suhu 30oC adalah 100 cm. Koefisien muai panjang aluminium adalah 0,000025/oC, hitung panjang aluminium itu pada suhu 80oC!.
b.
Pemuaian Luas dan Volume Zat Padat
Jika suatu benda berbentuk lempengan dipanaskan, pemuaian
terjadi pada kedua arah sisi-sisinya. Pemuaian semacam ini disebut pemuaian
luas. Pemasangan pelat-pelat logam selalu memperhatikan terjadinya pemuaian
luas. Pemuaian luas memiliki koefisien muai sebesar dua kali koefisien muai
panjang. Berdasarkan data dalam Tabel 7.1, maka lempengan baja memiliki
koefisien muai luas sebesar 0,000022/oC.
Bagaimanakah pemuaian yang dialami oleh kelereng dan balok
besi jika kedua benda tersebut dipanaskan? Benda-benda yang berdimensi tiga
(memiliki panjang, lebar, dan tinggi) akan mengalami muai ruang jika
dipanaskan. Pemuaian ruang memiliki koefisien muai tiga kali koefisien muai
panjang. Balok baja jika dipanaskan akan memuai dengan koefisien muai sebesar
0,000033/oC.
Pernahkah kamu menjumpai daun pintu tidak dapat ditutupkan
pada bingkai pintunya? Kaca jendela tidak dapat masuk ke dalam bingkainya? Hal itu
terjadi karena pemasangan daun pintu dan kaca jendela terlalu rapat dengan
bingkainya sehingga ketika terjadi pemuaian atau penyusutan tidak tersedia lagi
rongga yang cukup.
Partikel-partikel zat padat selalu bergerak (bergetar).
Gerakan partikel makin cepat sehingga memerlukan ruangan antara partikel yang
lebih besar. Jarak antara partikel makin besar, zat padat itu memuai, bertambah
panjang, bertambah luas, dan akhirnya bertambah volumenya.
2. Pemuaian Zat Cair dan Gas
Sebagaimana zat padat, zat cair juga memuai jika dipanaskan.
Bahkan, pemuaian zat cair relatif lebih mudah atau lebih cepat teramati
dibandingkan dengan pemuaian zat padat. Gas juga memuai jika dipanaskan. Sifat
pemuaian gas harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika
memompa ban sepeda jangan terlalu keras, seharusnya sesuai ukuran. Carilah
contoh gejala dan pemanfaatan pemuaian zat cair dan gas dalam kehidupan
sehari-hari!
Botol kemasan sirop, kecap, saos, minyak goreng, tidak
pernah diisi penuh agar tidak tumpah jika memuai.
Berbagai macam zat yang ada di alam ini dapat diolah menjadi
berbagai macam alat yang memudahkan aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, Tuhan menciptakan berbagai jenis logam yang dapat diolah
menjadi alat-alat rumah tangga. Pemanfaatan alatalat rumah tangga tersebut
harus mempertimbangkan suhu karena pada suhu yang berbeda membutuhkan alat yang
berbeda. Betapa lengkapnya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sehingga manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk
selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu wujud syukur pada Tuhan
dengan selalu menjaga alam ini dan menggunakan apa yang ada di sekitar kita
sesuai dengan kebutuhan.
Suhu adalah salah satu hal yang menjadi pertimbangan saat menggunakan
berbagai benda di sekitar. Misalnya, ketika memasak, digunakan alat dari kayu
atau alat dari aluminium yang dilapisi bahan tahan panas pada bagian
pegangannya. Penambahan suhu menyebabkan pemuaian, baik padat, cair, maupun
gas. Oleh karena itu, pada pemanfaatan benda juga harus mempertimbangkan adanya
pemuaian. Sebagai contoh dalam pemasangan jendela, rel kereta api, rangka baja
pada jembatan, dan penyimpanan makanan dalam bentuk cair. Apa yang akan terjadi
seandainya menggunakan benda-benda di sekitar tanpa memperhatikan pengaruh suhu
dan pemuaian yang akan terjadi akibat perubahan suhu tersebut?
Sumber : Buku IPA Terpadu Kelas 7 Semester 1 Kemdikbud
0 Comments:
Posting Komentar