Sistem Perkembangbiakan pada Hewan
A.
Perkembangbiakan
pada Hewan
Indonesia merupakan negara maritim,
yaitu negara yang memiliki wilayah laut yang luas. Tahukah kamu, Indonesia
memiliki luas perairan sebesar 3.257.483 km2? Wilayah laut Indonesia
menghasilkan berbagai jenis kekayaan termasuk di dalamnya berbagai jenis ikan,
terumbu karang, mutiara, kepiting, dan masih banyak yang lainnya.
Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya pada Bangsa Indonesia berupa kekayaan laut yang sangat melimpah. Banyak masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari hasil laut, misalnya nelayan ikan. Setiap hari mereka pergi ke laut untuk mencari dan menangkap ikan. Ribuan ikan ditangkap setiap harinya. Pernahkah terpikir olehmu, mungkinkah ikan yang setiap hari ditangkap oleh nelayan akan habis? Bagaimana ikan dapat menjaga kelestarian jenisnya?
Banyak hewan yang jumlahnya semakin
berkurang seperti penyu, orang utan, badak, harimau, gajah, burung elang, dan
burung cenderawasih. Tentu kita berharap agar hewan-hewan tersebut tetap
lestari bukan?
Pada bagian sebelumnya kamu telah
belajar tentang beberapa cara perkembangbiakan pada tumbuhan. Pada bagian ini
kamu akan mempelajari cara hewan melakukan perkembangbiakan sehingga
keberadaannya di bumi tetap lestari. Secara umum, perkembangbiakan hewan dibagi
menjadi dua cara, yaitu vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Masih
ingatkah kamu apakah yang dimaksud dengan perkembangbiakan aseksual dan
seksual?
1.
Perkembanganbiakan
Aseksual pada Hewan
Beberapa
hewan dapat melakukan perkembangbiakan aseksual seperti halnya tumbuhan. Apakah
hewan juga menggunakan bagian tubuhnya untuk berkembang biak? Bagian tubuh
manakah yang digunakan untuk berkembang biak? Bagaimanakah sifat keturunan yang
dihasilkan dari perkembangbiakan aseksual pada hewan? Agar kamu dapat
mengetahui jawabannya, ayo pelajari dengan semangat materi ini!
a.
Membentuk
Tunas
Terdapat
hewan yang mampu berkembang biak aseksual dengan cara membentuk tunas untuk
menghasilkan keturunan. Contoh hewan yang melakukan perkembangbiakan dengan
cara ini antara lain hewan dari Filum Porifera dan Coelenterata.
Contoh hewan dari Filum Coelenterata adalah ubur-ubur dan Hydra sp.
Hewan dari Filum Coelenterata yang dapat membentuk tunas, misalnya Hydra sp.
dan ubur-ubur dari jenis Obelia sp. dan Aurelia sp.
b.
Fragmentasi
Planaria merupakan salah satu contoh hewan yang melakukan fragmentasi. Perkembangbiakan dengan cara ini terjadi melalui dua tahap. Tahap pertama adalah fragmentasi, yaitu pematahan atau pemotongan tubuh induk menjadi dua bagian atau lebih. Selanjutnya, terjadi tahap regenerasi, yaitu setiap potongan tubuh induk tersebut membentuk bagian tubuh lain yang tidak ada pada bagian tersebut. Pada akhirnya, setiap potongan tubuh tersebut akan membentuk individu baru dengan bagian tubuh yang lengkap seperti induknya. Ayo lakukan aktivitas berikut agar kamu mengetahui bagian tubuh mana yang akan tumbuh jika tubuh Planaria dipotong!
c.
Prtenogenesis
Partenogenesis secara alami dapat terjadi pada hewan lebah, semut, tawon,
kutu daun, dan kutu air. Pada lebah, ovum yang dibuahi akan tumbuh dan
berkembang menjadi lebah betina, sedangkan yang tidak dibuahi akan tumbuh
menjadi lebah jantan.
Lebah betina bersifat steril dan memiliki tugas sebagai pekerja dalam koloni lebah. Lebah jantan bersifat fertil. Lebah jantan mampu menghasilkan sel kelamin yang digunakan untuk membuahi sel telur yang dihasilkan oleh lebah ratu. Lebah ratu adalah lebah yang menghasilkan telur-telur yang menjadi lebah betina dan lebah jantan.
Selain
lebah, kutu daun, dan kutu air juga dapat berkembang biak dengan cara
partenogenesis. Kutu daun betina dan kutu air betina dapat terus menerus
bertelur. Telur yang dihasilkan akan berkembang dan menetas menjadi kutu betina
tanpa didahului proses fertilisasi. Meski demikian fertilisasi tetap diperlukan
untuk menghasilkan individu baru setelah beberapa generasi kutu mengalami
partenogenesis. Berdasarkan contoh dan uraian yang telah disebutkan, sudah
tahukah kamu apa itu partenogenesis?
2.
Perkembangbiakan
Seksual pada Hewan
Sebagian
besar hewan berkembang biak secara seksual. Perkembangbiakan seksual terjadi
melalui proses perkawinan antara hewan jantan dan hewan betina. Melalui proses
ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu proses peleburan inti sel sperma dan
inti sel telur. Proses fertilisasi ini akan menghasilkan zigot. Selanjutnya,
zigot akan berkembang menjadi embrio (calon anak) dan pada tahap selanjutnya
embrio akan berkembang menjadi individu baru.
Tahukah
kamu bahwa proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi
internal dan fertilisasi eksternal? Fertilisasi internal terjadi apabila
proses peleburan antara inti sel telur dan inti sel sperma terjadi di dalam
tubuh induk betina. Contoh hewan yang melakukan fertilisasi secara internal
antara lain: sapi, ayam, kura-kura, dan buaya. Fertilisasi eksternal terjadi
apabila proses peleburan antara sel telur dan sel sperma terjadi di luar tubuh
induk betina. Fertilisasi dengan cara ini biasanya terjadi pada hewan yang
hidupnya di lingkungan perairan, misalnya ikan.
Berdasarkan
cara perkembangan dan kelahiran embrionya, hewan yang berkembang biak secara
seksual dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hewan vivipar, ovipar, dan ovovivipar.
a.
Hewan
Vivirar
Tahukah kamu bahwa kucing, gajah, badak, kerbau, anoa, babi, banteng, paus, dan kambing adalah beberapa hewan yang tergolong hewan vivipar? Tahukah kamu bagaimana perkembangbiakan hewan tersebut? Hewan vivipar disebut juga hewan melahirkan. Hewan ini memiliki embrio yang berkembang di dalam rahim induk betinanya dan akan dilahirkan pada saat umurnya sudah mencukupi. Embrio akan memperoleh nutrisi dari induk melalui perantara plasenta.
Hewan yang
baru dilahirkan memerlukan nutrisi. Sayangnya karena pencernaan bayi hewan
belum kuat, maka diperlukan makanan yang mudah dicerna. Apa saja makanan yang
mudah dicerna oleh bayi hewan? Pada hewan mamalia, induk hewan tidak perlu
mencari makanan tambahan untuk anaknya. Tuhan Yang Mahakuasa melengkapi tubuh
mamalia dengan kelenjar mammae yang dapat menghasilkan susu. Susu mengandung
laktosa yang dapat dicerna oleh perut bayi hewan dengan mudah untuk
menghasilkan nutrisi dan energi yang diperlukan.
b.
Hewan
Ovivar
Contoh
hewan ovipar antara lain cicak, katak, ikan mujair, ayam, burung elang, dan
itik. Hewan ovipar disebut juga dengan hewan bertelur. Hewan ini embrionya
berkembang di dalam telur. Telur hewan ini akan dikeluarkan dari dalam tubuh
induk betina. Tahukah kamu dari manakah embrio yang ada di dalam telur
mendapatkan makanan? Agar kamu mengetahuinya, simaklah penjelasan pada bagian
”Tahukah kamu”!
Hewan
tertentu, misalnya penyu, ikan mujair, dan katak, menghasilkan puluhan hingga
ratusan telur setiap kali bertelur. Tidak semua telur yang dihasilkan oleh ikan
mujair dan katak yang telah mengalami pembuahan dapat menetas menjadi individu
baru. Tidak semua telur penyu yang menetas dapat bertahan hidup sampai dewasa,
karena adanya predator, ombak, dan arus laut yang mengancam kehidupan penyu
yang baru saja menetas. Meskipun dapat dihasilkan puluhan bahkan ratusan
individu baru dalam sekali perkembangbiakan, kita juga tetap harus menjaga kelestarian
ikan, katak, dan terutama penyu agar tetap lestari.
Kamu
tentunya pernah melihat atau bahkan memakan telur ayam, bebek, atau telur
unggas lain sebagai lauk pauk. Tahukah kamu apa sebenarnya telur itu? Telur
yang kamu jumpai sehari-hari terdiri atas kuning telur (yolk), membran
vitelin, putih telur (albumen), kalaza, embrio, ruang udara, cangkang telur,
dan membran cangkang telur. Perhatikan Gambar 2.44!
Pada telur ayam kampung atau telur bebek yang sering kamu jumpai, telah terdapat embrio yang berada pada tahap awal perkembangan. Embrio dijaga agar tetap berada di bagian atas kuning telur oleh ’tali’ yang berada di bagian samping kuning telur yaitu kalaza. Kalaza berfungsi menjaga agar kuning telur tetap berada di tempatnya. Kuning telur mengandung protein, lemak, ion fosfor, zat besi, pigmen karoten, dan air. Kuning telur dan putih telur merupakan cadangan makanan bagi embrio yang sedang tumbuh. Putih telur tersusun atas protein albumin, air, beberapa ion, dan beberapa mineral. Putih telur juga berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan. Ruang udara menyediakan keperluan oksigen untuk embrio. Bagian paling luar dari telur adalah cangkang yang merupakan pelindung telur dari kerusakan baik dari goncangan maupun perlindungan dari kuman penyakit. Pada cangkang telur terdapat pori yang memungkinkan pertukaran gas-gas pernapasan.
Telur dapat menetas jika dierami. Ayam, itik, dan burung merpati mengerami telur di bagian bawah tubuhnya di atas sarang. Penyu memiliki cara unik untuk mengerami telurnya, yaitu dengan meletakkan telurnya di dalam tanah daerah pantai. Tahukah kamu apa fungsi pengeraman pada telur?
Embrio pada
telur dapat berkembang dengan baik jika berada pada suhu dan kelembapan
tertentu. Jika suhu kurang atau lebih rendah dari yang diperlukan oleh telur
maka embrio akan berhenti berkembang. Sebaliknya, jika suhu untuk pengeraman
terlalu tinggi dapat mengakibatkan kematian embrio atau ketidaknormalan
perkembangan embrio. Tiap telur memerlukan suhu yang berbeda untuk dapat
berkembang dan menetas menjadi individu baru. Embrio telur ayam dapat
berkembang dengan baik pada suhu 38,33°C–40,55°C, itik 37,78°C–39,45°C, puyuh
39,5°C, dan walet 32,22°C–35°C.
c.
Hewan
Ovovivivar
Hewan
ovovivipar disebut juga hewan bertelur dan melahirkan. Embrio hewan yang
tergolong ovovivipar sebenarnya berkembang di dalam telur, tetapi embrio tidak
dikeluarkan dalam bentuk telur seperti pada hewan ovipar. Telur tetap berada di
dalam tubuh induk betina. Setelah umur embrio cukup untuk dilahirkan, telur
akan menetas di dalam tubuh induk dan kemudian anaknya dilahirkan. Contoh hewan
ovovivipar antara lain kadal dan sebagian jenis ular.
Pernahkah kamu melihat cacing yang sedang kawin? Cacing merupakan hewan hermaprodit artinya dalam satu tubuh cacing terdapat dua alat kelamin yaitu jantan dan betina. Meskipun memiliki dua alat kelamin sekaligus, cacing tidak dapat melakukan perkembangbiakan secara seksual sendiri. Pada perkembangbiakan seksual cacing tetap memerlukan cacing yang lain. Kira-kira mengapa ya? Coba kamu pikirkan!
3.
Perkembangan
Hidup Hewan
Setiap hewan memiliki tahap perkembangan hidup yang dimulai dari perkembangan embrio, proses kelahiran, perkembangan menuju kedewasaan, berkembang biak, dan mengalami kematian. Pada beberapa jenis hewan, telur akan berkembang menjadi hewan muda yang memiliki struktur dan fungsi organ mirip dengan hewan dewasa (imago). Selama berkembang menuju kedewasaan, hewan muda tidak mengalami banyak perubahan pada struktur dan fungsi organ tubuh. Selama berkembang, hewan muda hanya mengalami pertambahan ukuran sehingga menjadi lebih besar. Perkembangan hewan tersebut disebut dengan perkembangan langsung. Perhatikan Gambar 2.47!
Pada jenis
hewan yang lain, hewan muda memiliki struktur dan fungsi organ tubuh yang
berbeda dengan hewan dewasa. Hewan muda tersebut kemudian berkembang melalui
tahap tertentu sehingga memiliki struktur dan fungsi organ tubuh yang sama
dengan hewan dewasa. Perkembangan hewan yang demikian disebut dengan metamorfosis.
Metamorfosis
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis tidak sempurna dan metamorfosis
sempurna. Pada hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, telur akan
berkembang menjadi hewan muda yang disebut nimfa. Nimfa merupakan hewan
muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dari
hewan dewasa. Selanjutnya, nimfa berkembang menjadi hewan dewasa. Perhatikan
Gambar 2.48a!
Pada hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, telur akan berkembang menjadi hewan muda yang disebut larva. Larva memiliki struktur dan fungsi organ yang sangat berbeda dengan hewan dewasa. Pada hewan tertentu misalnya kupu-kupu dan lalat, larva berkembang menjadi pupa. Selanjutnya pupa berkembang menjadi hewan dewasa. Selama berkembang, struktur dan fungsi organ tubuh mengalami banyak perubahan sehingga menjadi hewan dewasa. Perhatikan Gambar 2.48b!
Pada beberapa hewan, selama perkembangan hidup dari hewan muda menjadi hewan dewasa terjadi perkembangbiakan secara seksual dan secara aseksual. Tahukah kamu hewan ubur-ubur? Selama perkembangan hidupnya, ubur-ubur dapat berkembang biak secara seksual dan secara aseksual. Ubur-ubur seringkali dijumpai dalam bentuk medusa dan berada pada tahap seksual yaitu dapat menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin dilepaskan ke air dan dapat mengalami fertilisasi. Zigot akan berkembang menjadi larva. Jika berada pada tempat yang sesuai, larva akan tumbuh menjadi polip yang disebut skifistoma. Saat dalam tahap polip, ubur-ubur dapat berkembang biak secara aseksual melalui pembentukan tunas. Polip akan berkembang dan menghasilkan strobila. Strobila akan terlepas dari induknya dan berkembang menjadi medusa kecil yang disebut efira. Efira selanjutnya tumbuh menjadi medusa dewasa. Coba perhatikan Gambar 2.49!
Selain ubur-ubur, katak juga mengalami perkembangan hidup yang menarik untuk dipelajari. Pernahkah kamu menjumpai puluhan bahkan ratusan kecebong pada suatu kolam? Tahukah kamu darimana asal kecebong? Katak dewasa akan menghasilkan ratusan telur. Telur kemudian menetas menjadi kecebong, kecebong selanjutnya berkembang menjadi berudu yang memiliki kaki. Berudu berkembang menjadi katak muda yang kemudian berkembang menjadi katak dewasa. Perhatikan Gambar 2.50!
Serangga
dapat bermanfaat bagi tumbuhan dan manusia tetapi ada pula serangga yang
menjadi hama. Hama dapat dikendalikan secara efektif dengan menggunakan
insektisida. Sayangnya, beberapa serangga dapat berkembang dan menjadi tahan
terhadap insektisida atau resisten terhadap insektisida. Keadaan ini biasanya
timbul sebagai akibat penggunaan satu jenis insektisida secara terus-menerus
dalam waktu yang cukup lama. Racun pada insektisida dapat membunuh hama dan
dapat pula membahayakan makhluk hidup bukan hama.
Berbagai
cara untuk melakukan pengendalian biologis terhadap hama telah dikembangkan dan
diuji. Pengendalian biologis terhadap hama dilakukan dengan bantuan berbagai
jenis bakteri, jamur, dan virus. Makhluk hidup parasit dan pemberian predator
alami bagi hama juga berhasil dilakukan untuk mengendalikan hama tertentu.
Dikembangkan pula metode pengendalian hama dengan melibatkan hama jantan. Hama
jantan diberi perlakuan tertentu sehingga tidak dapat melakukan
perkembangbiakan. Cara lain dengan diberikan suatu bahan kimia tertentu yang
dapat mengganggu perilaku perkembangbiakan hama.
4.
Teknologi
Perkembanganbiakan pada Hewan
Pernahkah
kamu mendengar kawin suntik pada sapi? Kawin suntik atau dikenal dengan istilah
inseminasi buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan sperma (semen)
dari sapi jantan yang unggul ke dalam saluran perkembangbiakan sapi betina
dengan bantuan manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara memasukkan
sperma (semen) yang telah dibekukan dengan menggunakan alat seperti suntikan.
Inseminasi buatan memiliki beberapa manfaat, antara lain efisiensi waktu, efisiensi biaya, dan juga memperbaiki kualitas anakan sapi. Perbaikan kualitas misalnya sebagai penghasil daging yang berkualitas (sapi potong). Sebagai contoh, untuk menghasilkan anakan sapi dengan kualitas daging yang baik dan berjumlah banyak, diambil sel-sel sperma dari sapi brahma dari India untuk diinseminasikan pada sapi betina lokal.
Sumber : Buku IPA TERPADU Kelas 9 Semester Kemdikbud
0 Comments:
Posting Komentar