Listrik Statis Dalam Kehidupan Sehari-hari
Apakah
kamu pernah menggosokkan sisir pada rambutmu? Setelah menggosok sisir pada
rambut, apakah kamu pernah mendekatkan sisir tersebut pada benda-benda kecil
seperti potongan kertas? Apakah yang terjadi pada potongan kertas tersebut?
Apakah potongan kertas tersebut tertarik pada sisir? Bagaimana hal ini dapat
terjadi? Agar kamu dapat mengetahui jawabannya, ayo kita pelajari bab ini
dengan penuh semangat!
Betapa luar biasa Tuhan yang
menganugerahkan rahmat dan hidayah pada manusia berupa pikiran. Dengan pikiran,
manusia dapat terus melakukan inovasi yang dapat menunjang kesejahteraan
kehidupan manusia, salah satunya adalah listrik.
Coba
amati lingkungan sekitarmu, apakah sudah ada listrik? Jika ada, digunakan untuk
apa sajakah listrik tersebut? Pada sebagian daerah, listrik sudah menjadi
penunjang utama kehidupan. Listrik digunakan untuk menyalakan lampu dan
televisi, mengisi baterai telepon genggam, bahkan untuk menanak nasi. Listrik
yang mengalir pada kabel atau rangkaian yang digunakan untuk berbagai peralatan
elektronik tersebut akan dipelajari lebih lanjut pada pembahasan listrik
dinamis. Pada bab ini akan membahas tentang konsep listrik statis dan gejalanya
dalam kehidupan sehari-hari.
A. Konsep
Listrik Statis
1. Muatan
Listrik
Atom tersusun atas
partikel subatom yaitu proton (bermuatan positif), neutron (tidak bermuatan),
dan elektron (bermuatan negatif). Neutron dan proton membentuk inti atom,
sedangkan elektron bergerak di sekitar inti atom. Elektron inilah yang memiliki
kaitan erat dengan fenomena kelistrikan pada suatu benda. Bagaimana interaksi
antarmuatan listrik pada suatu benda? Kejadian apa sajakah dalam kehidupan
sehari-hari yang menggambarkan adanya gejala interaksi antara muatan listrik?
Apakah kamu bisa menjelaskan
mengapa potongan kertas bisa menempel di sisir yang sudah digosokkan ke rambut?
Hal tersebut terjadi karena ada kaitannya dengan elektron. Elektron adalah
partikel penyusun atom yang bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.
Benda yang kelebihan elektron disebut benda bermuatan negatif, sedangkan benda
yang kekurangan elektron disebut benda bermuatan positif. Jika benda bermuatan
positif didekatkan dengan benda bermuatan negatif, akan tarik menarik.
Sebaliknya, jika benda bermuatan positif didekatkan dengan benda bermuatan
positif, atau benda bermuatan negatif didekatkan dengan benda bermuatan
negatif, akan tolak menolak. Interaksi kedua muatan tersebut merupakan gejala
listrik statis.
Pada umumnya jumlah
elektron dan proton pada atom sebuah benda adalah sama, sehingga atom-atom pada
benda tersebut tidak bermuatan atau netral. Jika benda tersebut netral,
dapatkah sebuah benda diubah menjadi bermuatan? Bagaimana caranya?
Salah satu cara untuk
mengubah benda menjadi bermuatan adalah dengan menggosokkan benda. Sisir atau
penggaris plastik yang digosokkan pada rambut kering akan bermuatan negatif
karena sisir atau penggaris plastik mengalami kelebihan elektron (elektron dari
rambut berpindah ke sisir atau penggaris plastik). Sementara itu, kaca yang
digosokkan pada rambut kering akan bermuatan positif karena kaca mengalami
kekurangan elektron (elektron dari kaca berpindah ke rambut yang kering).
Tabel 4.1 menunjukkan urutan
deret benda yang akan bermuatan negatif bila digosok dengan sembarang benda di
atasnya dan akan bermuatan positif bila digosok dengan benda di bawahnya.
Misalnya jika gelas digosokkan secara searah pada wol, maka gelas tersebut akan
menjadi bermuatan positif dan wol akan menjadi bermuatan negatif. Deret semacam
ini dinamakan deret tribolistrik.
Tabel
4.1 Deret Tribolistrik
No |
Nama Benda |
No |
Nama Benda |
1 |
Bulu kelinci |
8 |
Kayu |
2 |
Gelas (kaca) |
9 |
Batu ambar |
3 |
Mika (plastik) |
10 |
Damar |
4 |
Wol |
11 |
Logam (Cu, Ni, Ag) |
5 |
Bulu kucing |
12 |
Belerang |
6 |
Sutera |
13 |
Logam (Pt, Au) |
7 |
Kapas |
14 |
Solenoid |
Bagaimana cara mengetahui suatu benda bermuatan atau tidak? Salah satu cara untuk mengetahui muatan listrik pada benda adalah dengan menggunakan elektroskop. Perhatikan Gambar 4.2! Elektroskop memiliki tiga bagian utama, yaitu kepala elektroskop, daun elektroskop yang terbuat dari lempeng emas atau aluminium, dan logam penghantar atau konduktor yang menghubungkan kepala elektroskop dengan daun elektroskop. Daun elektroskop akan membuka apabila kepala elektroskop didekatkan dengan benda yang bermuatan listrik.
Agar dapat mengetahui
jenis muatan listrik pada benda, maka elektroskop yang digunakan harus sudah
bermuatan dan jenisnya telah diketahui. Jika lempeng daun elektroskop semakin
membuka lebar, maka jenis muatan pada benda sama dengan jenis muatan pada
elektroskop.
Sekarang, buatlah
elektroskop dengan menggunakan alat dan bahan sederhana, seperti dari kertas
aluminium serta botol minuman kemasan plastik. Diskusikan dengan teman
kelompokmu tentang cara kerja elektroskop! Carilah informasi dengan bertanya
kepada guru atau membaca berbagai buku untuk melengkapi tugasmu!
2. Hukum
Coulomb
Masih ingatkah kamu bahwa muatan listrik dapat saling menarik atau saling menolak? Bagaimana hubungan antara jarak dua benda yang bermuatan listrik terhadap gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik antar kedua benda? Ilmuwan Prancis, Charles Augustin Coulomb (1736 – 1806), menyelidiki hubungan gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik dua benda bermuatan listrik terhadap besar muatan listrik dan jaraknya menggunakan alat neraca puntir Coulomb seperti pada Gambar 4.3.
Berdasarkan percobaan dengan menggunakan neraca
puntir, Coulomb menyimpulkan interaksi dua benda yang bermuatan sebagai
berikut.
a. Semakin
besar jarak kedua benda yang bermuatan, semakin kecil gaya listrik antara benda
tersebut dan sebaliknya.
b. Semakin
besar muatan kedua benda, semakin besar gaya listrik antara benda tersebut.
Secara matematis, rumusan gaya Coulomb (Fc) dapat dituliskan sebagai berikut.
dengan :
FC = Gaya Coulomb
k = Konstanta = 9 x 109 Nm2/C2
r =
jarak antara dua muatan (meter)
q1 = besar muatan listrik benda pertama
(coulomb)
q2 =
besar muatan listrik benda kedua (coulomb)
Contoh Soal
1.
Dua
buah muatan listrik positif yang ada di dalam membran sel saraf masing-masing
sebesar q dan 2q terletak pada jarak 2 cm. Hitung berapakah gaya
Coulomb yang dialami kedua muatan tersebut jika q = 1,6 × 10–19 C !
(Besarnya
konstanta (k) = 9 × 109 Nm2/C2)
Diketahui:
Muatan 1 (q1) =
+q = 1,6 × 10–19 C
Muatan 2 (q2) = +2q = 3,2 × 10–19 C
Jarak kedua muatan (r) = 2
cm = 2 × 10–2 m
Ditanya: gaya Coulomb kedua
muatan.
Jawab:
Jadi besar gaya Coulomb yang dialami muatan positif q dan 2q yang terpisah pada jarak 2 cm adalah 1,152 × 10–24 N.
2.
Jika
besar gaya Coulomb antara dua muatan identik A dan B adalah 1,6 N, serta kedua
muatan tersebut terpisah pada jarak 3 cm, berapakah besar muatan A dan B?
Diketahui:
Gaya Coulomb kedua muatan = 1,6 N
Jarak kedua muatan = 3 cm = 0,03 m
Ditanya:
besar
muatan A dan B
Jawab:
Muatan A dan B identik sehingga qA = qB = qC
Jadi, besar muatan identik A dan B adalah 0,4 μC.
3. Medan
Listrik
Di sekitar muatan-muatan
listrik ada medan listrik, yang dapat memengaruhi muatan lain yang berada tidak
jauh darinya. Medan listrik merupakan daerah di sekitar muatan yang
dapat menimbulkan gaya listrik terhadap muatan lain.
Medan listrik dapat digambarkan oleh serangkaian garis gaya listrik yang arahnya ke luar atau ke dalam muatan. Arah garis gaya listrik ke dalam digunakan untuk menunjukkan muatan negatif dan arah garis medan listrik ke luar digunakan untuk menunjukkan muatan positif. Perhatikan Gambar 4.6!
Bagaimana cara menentukan besar kuat medan listrik? Agar dapat memahami cara menentukan besarnya medan listrik (E) perhatikan Gambar 4.7 dan penjelasan berikut.
Agar dapat mengetahui besar kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan Q, sebuah muatan uji (qo) yang muatannya jauh lebih kecil diletakkan di dekat muatan tersebut dengan jarak r. Berdasarkan hukum Coulomb, muatan qo tersebut akan memperoleh gaya tolak dari muatan Q sebesar,
Kuat medan listrik (E) didefinisikan sebagai besarnya gaya listrik (F) yang bekerja pada satu satuan muatan uji (qo), maka besarnya kuat medan listrik pada tempat muatan uji tersebut adalah:
Dapat disimpulkan bahwa besar kuat medan listrik pada suatu titik yang berjarak r dari muatan Q adalah:
dengan:
E
= medan listrik (N/C)
F
= gaya Coulomb (newton)
Q = besar muatan listrik (coulomb)
Contoh Soal
1. Gaya
Coulomb yang dialami kedua muatan A dan B adalah sebesar 4 × 10–4 N. Jika
besar muatan A sebesar 4 × 10–6 C dan muatan uji B sebesar 4 × 10–12 C,
berapakah besar kuat medan listrik yang dirasakan muatan uji B oleh muatan A
tersebut?
Diketahui:
Besar gaya Coulomb = 4 × 10–4 N
Besar muatan A = 4 × 10–6 C
Besar muatan B = 4 × 10–12 C
Ditanya: besar kuat medan listrik yang dirasakan muatan uji B oleh muatan A (EA)
Jadi, besar kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan A adalah 108 N/C.
2. Medan
listrik yang dirasakan oleh muatan uji A terhadap muatan B sebesar 80 N/C. Jika
jarak kedua muatan tersebut adalah 3 cm, berapakah besar muatan B?
Diketahui:
Medan listrik = 80 N/C
Jarak kedua muatan = 3 cm =
0,03 m
Ditanya: besar
muatan B
Jawab:
Jadi, besar muatan B adalah Q = 8 × 10-12 C.
4. Beda
Potensial dan Energi Listrik
Tahukah kamu, mengapa petir berbahaya? Apa sebenarnya petir itu? Orang yang pertama kali menyatakan bahwa petir terjadi akibat adanya gejala listrik statis adalah Benjamin Franklin (1706 – 1790). Menurutnya, petir adalah kilatan cahaya yang muncul akibat perpindahan muatan negatif (elektron) antara awan dan awan atau antara awan dan bumi. Petir dapat terjadi karena adanya beda potensial yang sangat besar antara dua awan yang berbeda atau antara awan dengan bumi. Akibatnya akan terjadi lompatan muatan listrik atau perpindahan elektron secara besar-besaran dari awan ke awan atau dari awan ke bumi.
Besarnya beda potensial listrik dapat dihitung dengan membandingkan besar energi listrik yang diperlukan dengan jumlah muatan listrik yang dipindahkan, yaitu:
dengan:
ΔV = beda potensial listrik
(volt)
W = energi listrik (joule)
Q = muatan listrik (coulomb)
Contoh Soal
1. Berapakah beda potensial
kutub-kutub baterai sebuah rangkaian jika baterai tersebut membutuhkan energi
sebesar 60 J untuk memindahkan muatan sebesar 20 C?
Diketahui:
W = 60 J
Q = 20 C
Ditanya: beda potensial
Jawab:
Jadi, beda potensial kutub-kutub
baterai rangkaian tersebut adalah 3 Volt.
2. Sebuah baterai memiliki beda
potensial sebesar 1,5 V. Berapakah besar energi yang diperlukan baterai jika
digunakan untuk memindahkan muatan sebanyak 40 C?
Diketahui:
Beda potensial = 1,5 V
Besar muatan = 40 C
Ditanya: besar energi untuk memindahkan
muatan
Jawab:
W = V × Q = 1,5 V × 40
C= 60 J
Jadi, besar energi untuk memindahkan muatan tersebut sebesar 60 Joule.
B. Penerapan Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Kelistrikan
pada Sela Saraf
Tubuh kita dapat
menunjukkan adanya gejala kelistrikan, khususnya pada saraf yang disebabkan adanya
impuls (sinyal pada sel saraf). Tahukah kamu mengapa kita dapat merasakan sakit
ketika dicubit? Ternyata, rasa sakit tersebut muncul karena kulit kita menerima
rangsangan berupa cubitan. Rangsangan ini selanjutnya diubah oleh sel saraf
dalam kulit menjadi impuls. Kajian yang khusus mempelajari tentang aliran
impuls pada tubuh manusia disebut biolistrik.
Tegangan (beda potensial)
pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik rumah tangga.
Kelistrikan pada tubuh hanya berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam
tubuh, bukan listrik yang mengalir seperti pada kabel listrik di rumah-rumah.
Tahukah kamu, bagaimana cara sel saraf menghantarkan impuls? Perhatikan Gambar 4.9!
Sel saraf menghantarkan impuls karena terjadi pertukaran ion-ion di dalam dan di luar membran sel saraf. Pertukaran ion tersebut tidak dapat terjadi begitu saja tanpa adanya rangsangan. Rangsangan yang cukup kuat dapat mengaktifkan pompa ion, sehingga menyebabkan terjadinya pertukaran ion. Saat sel saraf tidak menghantarkan impuls, muatan positif Na+ melingkupi bagian luar membran sel. Pada kondisi demikian, membran sel saraf bagian luar bermuatan listrik positif dan membran sel bagian dalam bermuatan listrik negatif (Cl-). Perhatikan Gambar 4.10!
Setiap manusia memiliki
sistem saraf yang dapat mengontrol seluruh aktivitas tubuh, contohnya gerak
otot. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf berfungsi untuk menerima,
mengolah, dan mengirim rangsangan yang diterima panca indra. Setiap sel saraf
terdiri atas tiga bagian, yaitu badan sel saraf, dendrit, dan akson atau
neurit. Selain ketiga bagian tersebut, pada sel saraf juga terdapat selubung
myelin. Berdasarkan ada dan tidaknya myelin, terdapat dua macam neuron, yaitu
neuron yang berselubung myelin dan neuron yang tidak berselubung myelin.
aAgar dapat mengetahui sel saraf lebih lanjut, bacalah dengan teliti Tabel 4.3, kemudian tunjukkan bagian-bagian sel saraf pada Gambar 4.11!
Tabel 4.3 Bagian Sel Saraf dan Fungsinya
No. |
Bagian Sel Saraf |
Deskripsi |
Fungsi |
1. |
Dendrit |
Penonjolan badan sel
yang bercabang-cabang dan berbentuk seperti cabang pohon. |
Menerima impuls dari
sel lain dan meneruskannya ke badan sel. |
2. |
Badan sel |
Di dalamnya terdapat
inti sel yang dikelilingi oleh sitoplasma. Sitoplasma mengandung organela sel
seperti mitokondria, ribosom, Badan Golgi dan retikulum endoplasma khusus
milik sel saraf yang disebut badan Nissl. |
Meneruskan impuls
dari dendrit ke akson. |
3. |
Akson/ Neurit |
Penonjolan badan sel
berbentuk panjang dan silindris. Setiap satu sel saraf hanya memiliki satu
akson. Ujung akhir akson disebut dengan terminal akson. Terminal ini memiliki
beberapa percabangan dan berbonggol. Pada bonggol inilah akan dilepaskan
neurotransmitter dan disebut sebagai bonggol sinaptik. |
Meneruskan impuls
dari badan sel saraf ke sel saraf lain atau ke sel otot atau ke sel kelenjar.
Pada bonggol sinaptik
terjadi proses sinapsis, yaitu komunikasi antara sel saraf satu dengan yang
lain atau sel saraf dengan sel otot dan sel kelenjar menggunakan
neurotransmitter. |
4. |
Myelin |
Selubung
lemak berlapis-lapis, dihasilkan oleh sel Schwann. Lapisan lemak myelin sulit
ditembus oleh ion-ion yang keluar dan masuk membran sel saraf pada bagian
akson. |
Mempercepat
impuls saraf dengan membantu terjadinya loncatan muatan. |
5. |
Nodus Ranvier |
Daerah
akson terbuka yang tidak diselubungi myelin. |
Tempat
terjadinya tarik-menarik muatan listrik di membran sel saraf. |
Sel saraf sering diibaratkan seperti kabel listrik karena memiliki bentuk dan mekanisme kerja yang hampir sama. Coba perhatikan Gambar 4.12! Setiap sel saraf memiliki satu akson yang mendukung terjadinya perambatan atau hantaran arus listrik. Selain akson, penghantar listrik lain di dalam tubuh makhluk hidup adalah cairan tubuh. Cairan tubuh dapat berupa darah, cairan jaringan dan sitosol yang terdapat dalam sitoplasma sel. Pada sel saraf juga terdapat isolator listrik, yaitu selubung myelin pada akson.
Pada akson tidak
berselubung myelin, hantaran arus listrik dapat terjadi sepanjang akson. Pada
akson berselubung myelin, beda potensial terjadi di daerah akson yang tidak
diselubungi myelin atau di daerah yang disebut nodus Ranvier. Tarik
menarik muatan listrik terjadi di nodus Ranvier satu dan seterusnya.
Dengan demikian, selain berfungsi sebagai pelindung akson, myelin juga dapat mempercepat terjadinya loncatan muatan listrik pada saraf.
2. Hewan-hewan
Penghasil Listrik
Seperti manusia, hewan
juga menghasilkan listrik sebagai impuls rangsang dalam tubuhnya untuk
menanggapi rangsangan, bergerak, berburu mangsa, melawan predator, atau bahkan
navigasi. Pada umumnya arus listrik yang dihasilkan sangat lemah, tetapi ada
beberapa hewan yang dianugerahi keistimewaan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga
mampu menghasilkan arus listrik yang sangat kuat. Hewan apa sajakah yang mampu
menghasilkan arus listrik yang kuat? Bacalah informasi berikut dengan teliti.
a. Ikan
Belalai Gajah
Ikan belalai gajah (Gambar 4.14) memiliki mulut yang panjang menyerupai bentuk belalai gajah. Ikan ini dilengkapi dengan organ khusus, yang disusun oleh ribuan sel electroplax pada bagian ekor yang mampu menghasilkan listrik statis bertegangan tinggi. Sel electroplax merupakan sel yang menghasilkan muatan negatif pada bagian dalam dan muatan positif pada bagian luar saat ikan belalai gajah dalam keadaan beristirahat. Arus listrik akan muncul pada saat otot ikan berkontraksi dan pada saat yang bersamaan ikan mampu mendeteksi keberadaan predator dan mangsa.
b. Ikan
Pari Listrik
Ikan pari listrik (Gambar 4.15) mampu mengendalikan tegangan listrik yang ada pada tubuhnya. Kedua sisi kepala ikan pari listrik mampu menghasilkan listrik hingga sebesar 220 volt. Besar tegangan ini sama seperti besar tegangan listrik yang ada di rumah.
c. Hiu
Kepala Martil
Hiu kepala martil (Gambar 4.16) memiliki ratusan ribu elektroreseptor atau sel penerima rangsang listrik. Hiu kepala martil mampu menerima sinyal listrik hingga setengah miliar volt. Hiu kepala martil biasa menggunakan kemampuan mendeteksi sinyal listrik untuk mengetahui letak mangsa di bawah pasir, menghindari keberadaan predator, dan untuk mendeteksi arus laut yang bergerak sesuai medan magnet bumi.
d. Ecidhna
Echidna (Gambar 4.17) memiliki moncong memanjang yang berfungsi sebagai pengirim sinyal-sinyal listrik untuk menemukan serangga (mangsa). Elektroreseptor echidna terus menerus dibasahi agar lebih mudah untuk menghantarkan listrik. Hal inilah yang menyebabkan kebanyakan hewan yang memiliki sistem elektroreseptor berasal dari perairan.
e. Belut
Listrik
Penelitian menunjukkan bahwa belut listrik (Gambar 4.18) dapat menghasilkan kejutan tanpa lelah selama satu jam. Besarnya jumlah energi listrik yang dihasilkan diyakini dapat menyebabkan kematian pada manusia dewasa.
f. Lele
Listrik
Lele air tawar yang berasal dari perairan tropis di Afrika ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan listrik hingga sebesar 350 volt. Perhatikan Gambar 4.19! Besarnya energi yang dihasilkan lele listrik sama seperti energi listrik yang diperlukan untuk menyalakan komputer selama 45 menit.
3. Penggunaan
Listrik Statis dalam Teknologi
a. Pengendap
Elektrostatis pada Cerobong Asap
Pengendap elektrostatis berfungsi untuk membersihkan gas buang yang keluar melalui cerobong asap agar tidak mengandung partikel-partikel kotor yang dapat mencemari udara. Komponen utama yang ada pada alat ini adalah kawat yang bermuatan negatif dan pelat logam yang bermuatan positif. Perhatikan Gambar 4.20!
Pada saat asap kotor
melewati kawat, beberapa partikel abu akan bermuatan negatif. Setelah itu,
pelat logam yang bermuatan positif akan menarik partikel abu tersebut sehingga
membentuk jelaga yang mudah dibersihkan.
b. Pengecatan
Mobil
Butiran cat mobil akan
bermuatan listrik ketika bergesekan dengan mulut pipa semprot dan udara.
Butiran cat tersebut akan tertarik ke badan mobil apabila badan mobil diberi
muatan yang berlawanan dengan muatan cat.
c. Mesin
Fotokopi
Selain menerapkan konsep optik, mesin fotokopi juga menerapkan konsep listrik statis. Komponen utama pada mesin fotokopi yang menerapkan listrik statis adalah penggunaan toner atau tempat bubuk hitam halus. Toner sengaja dibuat bermuatan negatif sehingga mudah ditarik oleh kertas.
Mahakuasa Tuhan yang telah
menciptakan elektron. Adanya interaksi antarelektron, akan menyebabkan
terjadinya gejala listrik statis. Karena adanya listrik ini, kita dapat
melakukan berbagai aktivitas dengan lancar, baik pada siang hari maupun malam
hari. Dengan adanya listrik ini pula, berbagai alat yang digunakan dalam bidang
medis, industri, dan pendidikan dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat
membantu kinerja manusia.
Ternyata di dalam tubuh kita juga
terdapat sel yang bermuatan listrik, masih ingatkah kamu apa nama sel itu?
Selain itu, ternyata Tuhan juga telah menciptakan berbagai hewan yang dapat
menghasilkan listrik sehingga hewan-hewan tersebut dapat menanggapi rangsang
dengan baik, bergerak, berburu mangsa, melawan predator dan musuh, ataupun
bernavigasi. Nah, masih ingatkah kamu hewan-hewan apa saja yang dapat
menghasilkan listrik?
Dengan adanya kekuasaan dan nikmat
Tuhan yang telah menciptakan dan merancang mekanisme kelistrikan ini, marilah kita
senantiasa bersyukur dengan cara memanfaatkan mekanisme kelistrikan dengan
baik. Bagaimanakah denganmu? sudahkah kamu mensyukuri nikmat ini?
Sumber : Buku IPA TERPADU Kelas 9 Semester 1 Kemdikbud
0 Comments:
Posting Komentar