Pewarisan Sifat Pada Makhluk Hidup
Apakah
kamu pernah mengamati teman-temanmu? Jika kamu memperhatikan teman-temanmu,
kamu akan menjumpai perbedaan bentuk wajah, bentuk rambut, warna kulit, postur
tubuh atau ciri yang lainnya di antara mereka. Mengapa demikian? Dari manakah
ciri-cirimu dan ciri-ciri temanmu tersebut? Agar kamu dapat memahaminya, ayo
pelajari bab ini dengan cermat dan penuh semangat!
Perhatikanlah teman-teman di dekatmu. Amatilah bagaimana postur tubuh, bentuk rambut, bentuk wajah, bentuk hidung, dan warna kulitnya! Adakah perbedaan antara ciri-ciri fisikmu dengan ciri-ciri fisik teman-temanmu? Perhatikan Gambar 3.1!
![]() |
Dok : MTs Nurul Islam Sekarbela Gambar 3.1 Siswa Madrasah |
Setelah
kamu mengamati temanmu, tentunya kamu melihat bahwa kamu dan temanmu memiliki
banyak perbedaan ciri-ciri atau sifat. Mungkin ada temanmu yang memiliki postur
tinggi, ada yang pendek, ada yang memiliki rambut lurus, rambut keriting, atau
bergelombang. Ada juga yang memiliki wajah bulat dan ada pula yang lonjong. Ada
yang memiliki kulit putih, kuning langsat, dan ada yang sawo matang atau
kecokelatan. Perbedaan-perbedaan ini dikontrol oleh sesuatu yang disebut
sebagai gen, yang diwarisi dari orang tua kita. Dengan peran gen ini pula
ciri-ciri tubuh kita mirip dengan orang tua kita.
Tentu kita
sekali lagi harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan adanya gen-gen
ini. Kekurangan satu gen saja dapat menyebabkan kelainan pada ciri tubuh kita.
Tahukah kamu apa itu gen? Tahukah kamu di mana letak gen? Bagaimana proses
pewarisan gen-gen dari orang tua kepada keturunannya? Dapatkah kita mengubah
gen-gen suatu makhluk hidup, misalnya padi, sehingga dapat meningkatkan hasil
produksinya? Apakah kamu sangat tertarik untuk mengetahui jawaban
pertanyaan-pertanyaan tersebut? Ayo pelajari bab ini dengan antusias!
A. Molekul Mendasari Pewarisan Sifat
1.
Materi
Genetik
Materi
genetik memegang peranan penting dalam proses pewarisan sifat. Warna kulit,
bentuk rambut, bentuk hidung, atau bahkan beberapa jenis penyakit tertentu
tidak serta-merta dimiliki oleh seseorang. Setiap ciri atau sifat yang ada pada
setiap orang adalah warisan dari orang tua yang diwariskan melalui materi
genetik. Ayah akan mewariskan materi genetiknya melalui sel sperma, sedangkan
ibu akan mewariskan materi genetik melalui sel ovum. Materi genetik dari ayah
dan ibu akan bergabung melalui proses fertilisasi. Oleh karena adanya penggabungan
materi genetik inilah, pada dirimu muncul beberapa ciri yang mirip dengan ayah
dan beberapa ciri yang mirip dengan ibu.
Apa sebenarnya materi genetik tersebut? Molekul yang berperan sebagai materi genetik adalah asam nukleat. Ada dua macam asam nukleat yang berperan sebagai materi genetik yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid). Pada suatu untai DNA terdapat unit yang memengaruhi sifat atau yang menentukan ciri setiap makhluk hidup yang disebut gen. Tahukah kamu di manakah DNA berada? Perhatikan Gambar 3.2!
DNA terletak di dalam inti sel. Namun, adapula DNA yang tidak terdapat di dalam inti sel. DNA merupakan untaian yang sangat panjang. DNA melilit pada protein yang disebut protein histon. Seluruh untai DNA tersebut dikenal dengan kromosom. Pada saat sel akan membelah, kromosom memadat sehingga lebih mudah diamati. Oleh karena itu, kita dapat melihat struktur kromosom pada saat sel akan membelah. Sebagai contoh kamu dapat melihat kromosom dengan jelas pada sel akar bawang merah pada Gambar 3.3.
2.
Struktur
DNA dan RNA
Penemuan struktur DNA tak lepas dari penelitian dari Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin yang menggunakan teknik kristalografi (difraksi) sinar-X untuk mempelajari struktur DNA pada tahun 1950 hingga 1953.
Berdasarkan penelitian Rosalind Franklin, pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson mengemukakan bahwa DNA memiliki struktur seperti suatu untai ganda yang membentuk heliks atau bentuk ulir. Perhatikan Gambar 3.5!
Asam nukleat baik DNA maupun RNA terdiri dari subunit nukleotida. Masing-masing nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula, dan basa nitrogen. Pada DNA, gulanya berupa gula deoksiribosa, sedangkan pada RNA gulanya adalah gula ribosa. Nukleotida ini dapat dibagi menjadi struktur yang lebih kecil disebut nukleosida. Satu unit nukleosida tersusun atas gula dan basa nitrogen (tanpa gugus fosfat). Ada empat senyawa basa nitrogen yang menyusun DNA yaitu adenin (A) yang selalu berpasangan dengan timin (T), serta guanin (G) yang selalu berpasangan dengan sitosin (C). Basa nitrogen adenin dan guanin dikelompokkan dalam basa purin, sedangkan timin dan sitosin dikelompokkan dalam basa pirimidin. Pada RNA tidak terdapat basa nitrogen timin (T). Basa nitrogen timin ini pada RNA digantikan oleh basa nitrogen urasil (U). Tahukah kamu, struktur heliks DNA terbentuk karena adanya beberapa jenis ikatan kimia. Antara untai DNA diikat oleh ikatan hidrogen. Antara basa nitrogen dan gula diikat oleh ikatan glikosida, sedangkan antar nukleotida dihubungkan dengan ikatan fosfodiester.
3.
Peranan
Materi Genetik dalam Penentuan Sifat
Setelah
memahami struktur DNA, tentu kamu ingin mempelajari lebih lanjut tentang
bagaimana salah satu peran materi genetik yang terkait penentuan sifat bukan?
Untuk lebih memahami pengaruh materi genetik terhadap ciri setiap makhluk
hidup.
Kita sama-sama memahami bahwa ciri dari orang tua diturunkan pada anaknya. Kamu juga dapat melihat bahwa jika orang tua memiliki jenis cuping telinga yang melekat, maka semua anaknya juga memiliki jenis cuping telinga yang melekat. Jika salah satu dari orang tua memiliki jenis cuping telinga yang terpisah, maka semua anaknya memiliki jenis cuping telinga yang terpisah, tetapi ada juga kejadian salah satu anaknya memiliki jenis cuping telinga yang melekat. Agar kamu dapat memahami bagaimana sebenarnya bentuk jenis cuping telinga melekat dan jenis cuping telinga yang terpisah perhatikan Gambar 3.7.
Berdasarkan
Gambar 3.7, kamu juga dapat melihat bahwa ketika ada ciri jenis cuping
terpisah, maka hampir semua anaknya memiliki jenis cuping yang terpisah,
sedangkan yang memiliki sifat cuping melekat hanya sedikit. Dalam pewarisan
sifat dikenal istilah sifat dominan dan sifat resesif. Sebagai
contoh, karakter jenis cuping yang terpisah dapat dikatakan mampu menutupi atau
mengalahkan ciri jenis cuping telinga melekat. Karakter yang mampu mengalahkan
atau menutupi karakter yang lain disebut sifat dominan. Karakteristik
yang kalah (dalam fenomena ini karakter cuping melekat) disebut sifat
resesif.
Gen
bertanggung jawab atas sifat suatu organisme. Gen dapat dilambangkan dengan
huruf tertentu. Gen dominan dapat ditulis dengan huruf kapital,
sedangkan gen resesif ditulis dengan huruf biasa (kecil). Karakter
cuping yang terpisah dikode oleh gen G (dominan) sedangkan karakter
cuping yang melekat dikode oleh gen g (resesif). Variasi atau bentuk
alternatif dari suatu gen (dalam hal ini yaitu gen G dan gen g)
disebut alela.
Kamu
tentunya dapat melihat secara langsung ciri atau sifat yang ada pada tubuhmu
atau temanmu yang merupakan perwujudan dari gen bukan? Sifat-sifat atau ciri
yang dapat diamati seperti bentuk rambut, warna kulit, dan jenis cuping telinga
disebut fenotipe. Fenotipe merupakan perwujudan ”ekspresi” dari gen.
Akan tetapi, perlu kamu ketahui bahwa tidak semua fenotipe dapat dengan mudah
diamati secara langsung menggunakan mata. Ayo, coba sebutkan fenotipe apa saja
yang sulit diamati oleh mata!
Selain
morfologi makhluk hidup yang dapat diamati, fisiologi dan tingkah laku juga
merupakan fenotipe. Setiap fenotipe dikendalikan oleh genotipe. Genotipe adalah
keseluruhan informasi genetik dari suatu individu. Tentu kamu tahu bahwa
manusia berdasarkan jenis kelaminnya dibedakan menjadi jenis kelamin laki-laki
dan perempuan. Ayo, kita pikirkan, apakah ada gen atau kromosom yang berperan
dalam menentukan jenis kelamin tersebut?
Susunan kromosom pada sel penyusun tubuh berbeda dengan susunan kromosom pada sel kelamin (sel telur atau ovum dan sel sperma). Kromosom pada sel tubuh susunannya berpasangan (Gambar 3.8a dan 3.8b). Keadaan kromosom yang berpasangan disebut dengan diploid (di = dua), sedangkan susunan kromosom pada sel kelamin tidak berpasangan dan disebut dalam keadaan haploid (Gambar 3.8c dan 3.8d). Keadaan diploid ditulis dengan simbol 2n dan keadaan haploid ditulis dengan simbol n, sehingga kromosom sel kelamin jumlahnya setengah dari kromosom sel tubuh.
![]() |
Gambar 3.8 (c) Kariotipe Sel Telur 22A + X, dan (d) Kariotipe Sel Sperma 22A + Y atau 22A + X. Kromosom yang terdapat dalam kotak merupakan gonosom atau kromosom kelamin yaitu X atau Y |
Jumlah
kromosom sel tubuh manusia sebanyak 23 pasang. Pada keadaan diploid atau 2n, jumlah
kromosomnya 23 × 2 = 46 buah kromosom. Kromosom nomor 1 sampai nomor 22 disebut
autosom (kromosom tubuh), sedangkan kromosom nomor 23 disebut gonosom
(kromosom kelamin). Kromosom nomor 23 (gonosom) inilah yang membedakan kamu
laki-laki atau perempuan. Pada biologi, laki-laki diberi simbol ♂ (atau jantan
pada hewan dan tumbuhan), dan perempuan diberi simbol ♀ (atau betina pada hewan
dan tumbuhan).
Penulisan kromosom kelamin atau gonosom laki-laki ditulis dengan pasangan huruf XY dan untuk perempuan ditulis dengan pasangan huruf XX. Kariotipe atau susunan kromosom laki-laki dapat ditulis dengan rumus 22AA + XY dan untuk perempuan ditulis dengan rumus 22AA + XX. Pada sel kelamin, kromosom tidak dalam keadaan berpasangan (haploid), sehingga kariotipe sel kelamin jantan (sel sperma) adalah 22A + X atau 22A + Y, sedangkan kariotipe sel kelamin betina (sel ovum) yaitu 22A + X. Perhatikan Gambar 3.9!
Masih
ingatkah kamu bahwa sel-sel sperma ada yang mengandung kromosom kelamin Y dan
ada yang mengandung kromosom kelamin X? Gen-gen pada kromosom kelamin Y
memiliki peranan penting dalam menentukan jenis kelamin pada manusia. Pada sel
ovum hanya terdapat autosom dan kromosom kelamin X saja. Jadi, ketika sel telur
yang mengandung kromosom kelamin X bertemu dengan sel sperma yang mengandung
kromosom kelamin X maka akan menghasilkan anak (keturunan) dengan jenis kelamin
perempuan (XX). Jika sel telur yang mengandung kromosom kelamin X bertemu
dengan sel sperma yang mengandung kromosom kelamin Y maka akan menghasilkan
anak (keturunan) dengan jenis kelamin laki-laki (XY). Keturunan dalam proses
pewarisan sifat dapat disebut dengan filial (F), sedangkan orang tua
atau induk disebut dengan parental (P).
B. Hukum Pewarisan Sifat
Penelitian pertama tentang penurunan sifat dilakukan oleh Gregor Mendel, seorang pendeta dan juga ahli botani dari Austria (Gambar 3.10). Mendel mulai meneliti tentang pewarisan sifat pada tahun 1856 dan mencatat hasil temuannya pada Natural Science Society of Brunn, Austria pada tahun 1866.
Beberapa
tahun kemudian, yaitu pada tahun 1900 para ahli botani lainnya meneliti kembali
hasil penelitian Mendel dan mereka menemukan kesimpulan yang sama dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Mendel sebelumnya. Mendel menggunakan
kacang kapri sebagai objek penelitiannya karena kacang kapri memiliki ciri-ciri
yang mudah dibedakan, dapat melakukan penyerbukan sendiri, mudah dilakukan
penyerbukan silang, mempunyai daur hidup yang relatif pendek, dan menghasilkan
keturunan dalam jumlah banyak. Perhatikan Gambar 3.11!
Mendel juga orang yang dikenal pertama kali memperkenalkan teori penurunan sifat. Teorinya dikenal dengan Hukum Mendel. Atas jasanya dalam bidang pewarisan sifat beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.
Tahukah
kamu bagaimana penelitian Mendel, sehingga dapat menghasilkan hukum pewarisan
sifat yang sampai saat ini banyak dikenal? Mendel melakukan dua jenis
persilangan. Pertama Mendel menyilangkan kapri dengan satu sifat beda yang
dikenal dengan persilangan monohibrida dan kedua menyilangkan kapri
dengan dua sifat beda yang dikenal dengan persilangan dihibrida.
1.
Persilangan
Monohibdrid
Bagaimana persilangan monohibrida yang dilakukan Mendel? Perhatikan Gambar 3.12! Pada penelitian pertama, Mendel menyilangkan kapri berbunga ungu dengan kapri berbunga putih. Ternyata, seluruh keturunan pertama berbunga ungu. Namun, ketika keturunan tersebut disilangkan dengan sesamanya, keturunan kedua memiliki perbandingan 3 berbunga ungu dan 1 berbunga putih. Berdasarkan hasil persilangan yang dilakukannya, Mendel mengemukakan rumusan yang disebut hukum I Mendel atau disebut juga Hukum Segregasi. Hukum Segregasi menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alela (variasi gen) secara bebas, dari diploid menjadi haploid. Misalnya genotipe suatu tanaman Uu, maka gamet yang dibentuk akan membawa gen U dan gen u.
Apakah kamu
sudah dapat menentukan gamet dari persilangan monohibrida? Jika kamu mengetahui
cara menentukan gamet, kamu akan lebih mudah mempelajari bagan persilangan
monohibrida. Pelajarilah penjelasan tentang cara menentukan gamet berikut ini!
a.
Genotipe homozigot dominan:
Jadi
gamet untuk genotipe homozigot dominan UU adalah U dan U,
meskipun gamet yang terbentuk sebanyak dua dan sama (U dan U),
tetapi pada persilangan dapat dituliskan satu saja (U).
b.
Genotipe homozigot resesif:
Jadi
gamet untuk genotipe homozigot resesif uu adalah u dan u.
Meskipun gamet yang terbentuk sebanyak dua dan sama (u dan u),
tetapi pada persilangan dapat dituliskan satu saja (u).
c.
Genotipe heterozigot:
Jadi
gamet untuk genotipe heterozigot Uu adalah U dan u. Gamet
yang terbentuk sebanyak dua dan tidak sama (U dan u), oleh karena
itu, pada persilangan semua gamet ditulis.
2.
Persilangan
Dihibrid
Setelah
melakukan persilangan pada bunga kapri yang berwarna ungu dan putih,
selanjutnya Mendel mengawinkan dua kacang kapri yang memiliki dua sifat
berbeda. Salah satu kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning, sedangkan
pasangannya berbiji kisut dan berwarna hijau. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan sebelumnya, Mendel menetapkan genotipe untuk kacang kapri biji bulat
dan berwarna kuning dengan genotipe BBKK (dominan) dan kacang kapri
berbiji kisut dan berwarna hijau dengan genotipe bbkk (resesif).
Berdasarkan
Hukum Segregasi, setiap variasi gen dapat berpisah secara bebas, dan menghasilkan
gamet (sel sperma dan sel ovum). Dalam hal ini dari induk (parental) yang
memiliki genotipe BBKK dan bbkk akan terbentuk gamet dengan
pasangan gen BK dan bk. Keturunan pertama (filial 1) dari induk tersebut
semua bergenotipe BbKk (berbiji bulat dan berwarna kuning). Selanjutnya
Mendel melakukan persilangan kedua, yaitu antarsesama keturuan pertama (BbKk
× BbKk).
Apakah persilangan kedua akan menghasilkan keturunan yang sama dengan persilangan pertama? Jika genotipe induk adalah BbKk, maka kemungkinan gamet yang terbentuk adalah BK, Bk, bK, dan bk. Sifat biji bulat dan berwarna kuning merupakan sifat dominan, sehingga setiap genotipe dengan bentuk BBKK, BBKk, BbKK, BbKk akan berbiji bulat dan berwarna kuning. Perhatikan Gambar 3.13!
Berdasarkan
hasil persilangan, diperoleh kacang kapri berbiji bulat berwarna kuning (BBKK,
BBKk, BbKK, BbKk) sebanyak 9 buah, berbiji bulat berwarna hijau (BBkk dan
Bbkk) sebanyak 3 buah, berbiji keriput berwarna kuning (bbKK dan bbKk)
sebanyak 3 buah, dan berbiji keriput berwarna hijau (bbkk) sebanyak 1
buah, dan diperoleh perbandingan fenotipe bulat kuning: keriput kuning: bulat
hijau: keriput hijau sebesar 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan hasil yang tampak pada
turunan kedua (F2) ini, Mendel menyimpulkan bahwa pada saat pembentukan gamet,
alela atau variasi gen yang menentukan karakter-karakter berbeda dapat
bergabung secara bebas satu sama lain. Misalnya suatu induk memiliki genotipe BbKk,
maka gen B dan gen b serta gen K dan gen k akan
memisah, kemudian kedua pasangan tersebut akan bergabung secara bebas sehingga
kemungkinan gamet yang terbentuk akan memiliki susunan gen BK, Bk,
bK, dan bk. Kesimpulan ini selanjutnya dikenal dengan hukum II
Mendel atau disebut juga hukum Penggabungan Bebas. Sekarang, apakah
kamu sudah memahami cara-cara pewarisan sifat dari percobaan persilangan
monohibrida dan dihibrida?
C. Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup dan Kelainan Sifat yang Diturunkan
1.
Pewarisan
Warna Kulit
Setelah kamu mengamati teman-temanmu, tentunya kamu melihat warna kulit mereka berbeda-beda. Mengapa warna kulit mereka berbeda-beda? Ternyata, warna kulit dikode oleh banyak gen. Misalnya, gen pengode warna kulit adalah gen A, B, C. Gen ini mengode pembentukan pigmen kulit yaitu pigmen melanin. Pigmen melanin menyebabkan kulit berwarna gelap. Variasi atau alternatif gen warna kulit (alela) yaitu gen a, b, c. Orang yang memiliki gen AABBCC memiliki kulit sangat gelap, sedangkan yang memiliki gen aabbcc memiliki kulit sangat terang. Orang yang memiliki gen AaBbCc memiliki warna kulit sawo matang (tengah-tengah antara sangat gelap dan sangat cerah). Perhatikan Gambar 3.14! Selain akibat gen, faktor lingkungan seperti paparan sinar matahari juga berpengaruh pada fenotipe warna kulit.
Pernahkan kamu melihat seseorang yang seluruh tubuhnya putih, termasuk pula rambutnya? Orang yang demikian mengalami kelainan yang disebut albino. Perhatikan Gambar 3.15! Albino merupakan kelainan yang disebabkan tidak adanya zat warna (pigmen) yang disebut zat melanin. Orang yang mengalami kelainan ini pada umumnya mempunyai ciri fotofobia atau takut cahaya. Pigmen melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Tidak adanya pigmen kulit membuat mereka lebih rentan terserang kanker kulit dan kulit mudah melepuh akibat terpapar sinar matahari. Gen penyebab albino bersifat resesif (gen a). Orang yang mengalami kelainan ini memiliki genotipe homozigot resesif (aa), orang yang normal memiliki genotipe homozigot dominan (AA) dan yang menjadi carrier atau pembawa memiliki genotipe heterozigot (Aa).
2.
Pewarisan
Tipe Perlekatan Cuping Telinga
Masih
ingatkah kamu pada kegiatan pengamatan ciri-ciri teman-temanmu? Ketika kamu
mengamati telinga teman-temanmu, adakah yang cuping telinganya melekat dan
adakah yang terlepas? Perhatikan kembali Gambar 3.7 jika kamu masih belum paham
tentang ciri perlekatan cuping telinga.
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya tipe perlekatan cuping telinga ini juga
dikontrol oleh gen, yaitu gen G untuk cuping telinga terpisah atau
terlepas dan gen g untuk cuping telinga melekat. Jadi, seseorang yang
memiliki gen G (baik bergenotipe GG atau Gg) akan memiliki
tipe perlekatan cuping telinga terpisah, sedangkan yang memiliki tipe
perlekatan cuping melekat memiliki gen gg.
3.
Pewarisan Bentuk Rambut
Bentuk rambut juga dikode oleh gen. Ada dua macam gen yang mengendalikan bentuk rambut, gen C (dominan) mengode rambut keriting, dan gen s (resesif) mengode rambut lurus. Bentuk rambut merupakan kasus yang menarik yang dikenal dominansi tidak sempurna. Artinya, jika kamu memiliki salah satu dari kedua jenis gen tersebut (gen C dan gen s), kamu akan mendapat campuran dari keduanya yaitu rambutmu akan menjadi berombak (Cs). Jadi, orang yang memiliki rambut keriting memiliki genotipe CC, orang yang memiliki rambut berombak memiliki genotipe Cs, dan yang memiliki rambut lurus memiliki genotipe ss.
4.
Pewarisan
Bentuk Pertumbuhan Rambut pada Dahi
Coba amati rambut yang tumbuh pada dahi teman-temanmu. Apakah kamu menemukan perbedaan? Perhatikan Gambar 3.17! Ada rambut yang tumbuh melingkar biasa atau tumbuh seperti huruf ”V” atau yang dikenal dengan widow’s peak. Tumbuhnya rambut seperti huruf ”V” dikontrol oleh gen W (diambil dari istilah widow’s peak). Gen W ini bersifat dominan, orang yang memiliki pertumbuhan rambut pada dahi memiliki gen WW (homozigot dominan) atau gen Ww (heterozigot), sedangkan orang yang tidak memiliki pertumbuhan rambut seperti huruf ”V” memiliki genotipe homozigot resesif (ww).
5.
Pewarisan
Kelainan Buta Warna
Tahukah kamu apa itu buta warna? Buta warna adalah kelainan seseorang yang tidak dapat membedakan beberapa warna dengan baik, biasanya antara merah, oranye, biru, dan hijau. Sekarang coba perhatikan dan tebaklah angka yang ada pada Gambar 3.18 (kamu dapat melakukannya dengan teman sebangkumu).
Kelainan buta warna diakibatkan gen yang berada pada kromoson kelamin X. Seorang perempuan akan menderita buta warna jika kedua kromosom X mengandung gen buta warna (XcbXcb), namun jika hanya salah satu kromosom X yang mengandung gen buta warna (XcbX) maka perempuan tersebut akan menjadi pembawa (carrier) gen buta warna tanpa menjadi penderita. Pada laki-laki jika kromosom X mengandung gen buta warna maka akan langsung menderita buta warna (XcbY).
6.
Pewarisan
Kelainan Hemofilia
Hemofilia merupakan kelainan dengan ciri darah penderita sulit menggumpal ketika terjadi luka pada bagian tubuh tertentu, yang disebabkan tidak dihasilkannya faktor penggumpalan darah dalam tubuh seseorang. Saat penderita hemofilia mengalami luka disertai pecahnya pembuluh darah, maka darah akan terus mengalir keluar dan sukar membeku sehingga penderita dapat mengalami kekurangan darah dan dapat menyebabkan kematian. Perhatikan Gambar 3.19!
Gen
hemofilia terletak pada kromosom X dan sering ditandai dengan lambang Xh (huruf X sebagai penanda jenis
kromosom, huruf h sebagai penanda gen hemofilia). Jika wanita memiliki
salah satu kromosom X yang mengandung gen hemofilia (memiliki genotipe XhX), maka ia akan menjadi pembawa (carrier)
kelainan hemofilia. Wanita dengan kedua kromosom X mengandung gen hemofilia
(memiliki genotipe Xh Xh) akan meninggal (letal) pada saat
dilahirkan. Seorang laki-laki memiliki satu kromosom X saja, sehingga orang
laki-laki yang menderita hemofilia adalah laki-laki yang memiliki kromosom X
yang mengandung gen hemofilia (XhY).
Pernahkah
kamu mendengar informasi tentang meledaknya bom atom yang terjadi di Hirosima
dan Nagasaki? Bom atom tersebut dijatuhkan pada tahun 1945. Peristiwa ini
menyebabkan banyak sekali kematian dan kerusakan. Bom atom tersebut juga
menyebabkan berbagai jenis kanker pada orang-orang yang masih hidup, karena
pernah terpapar zat radioaktif dari bom atom ini. Banyak bayi yang lahir
mengalami cacat mental dan berpotensi memiliki kanker. Semua ini dapat
dihubungkan dengan mutasi genetik yang terjadi akibat radioaktif. Bagaimana
radioaktif dapat menyebabkan mutasi gen?
Zat
radioaktif akan melepaskan radiasi berupa partikel alfa, partikel beta, dan
sinar gama. Ketika radiasi ini mengenai molekul DNA dengan energi yang cukup,
akan merangsang transkripsi gen-gen pengatur pembelahan sel. Hal ini
menyebabkan terjadinya pembelahan sel yang tidak terkendali sehingga terbentuk
kanker.
Selain itu
radiasi ini juga dapat menguraikan molekul air dalam sel tubuh sehingga
membentuk radikal bebas. Radikal bebas ini merupakan atom yang memiliki
elektron yang tidak berpasangan sehingga tidak stabil. Radikal bebas ini dapat
menyebabkan kerusakan berbagai molekul dalam sel tubuh manusia termasuk molekul
DNA. Meskipun radiasi dari zat radioaktif dapat menyebabkan banyak kerusakan,
dalam dosis tertentu radiasi ini juga dapat digunakan untuk membunuh sel tumor.
D. Penerapan Pewarisan Sifat dalam
Pemuliaan Makhluk Hidup
1.
Pewarisan
Sifat dalam Pemuliaan Tanaman
Sudah lama
manusia memanfaatkan pengetahuannya terkait dengan genetika di bidang
pertanian, salah satunya yaitu dalam penyiapan bibit unggul melalui pembuatan
varietas hibrida. Pernahkah kamu mendengar varietas padi hibrida atau jagung
hibrida? Varietas hibrida merupakan suatu jenis tanaman yang merupakan
keturunan dari persilangan antara dua atau lebih jenis tanaman yang memiliki
ciri-ciri genetik yang berbeda. Persilangan ini tentunya juga berdasar pada
penemuan yang dilakukan Mendel tentang hukum pewarisan sifat. Varietas hibrida
ini dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang baik dari
induk-induk yang disilangkan.
Padi
hibrida dapat menghasikan beras 30% lebih banyak daripada padi pada umumnya,
lebih tahan terhadap lahan yang kering, lebih pulen, lebih wangi, dan lebih
cepat dipanen. Contoh padi hibrida misalnya varietas Sembada, IR 64,
Way Apo, Arize, Intani, PPH, Beras Prima, dan varietas IPB 4S.
Varietas padi IPB 4S dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB)
(Gambar 3.20). Padi ini dikembangkan dalam rangka membantu pemerintah mencegah
krisis pangan. Padi varietas ini dapat dipanen setelah ± 112 hari penanaman,
memiliki tekstur yang pulen, tahan terhadap hama tungro, dan mampu menghasilkan
hasil panen sebesar 10,5 ton/Ha.
Selain
padi, juga ada jagung hibrida, misalnya Hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI
2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin, Metro, dan Varietas Bima. Jagung
varietas Bima-14 Batara (Gambar 3.21) merupakan jagung hibrida unggul
yang dihasilkan Balai Penelitian Tanaman Serealia melalui persilangan. Varietas
hibrida Bima- 14 Batara ini dapat dipanen sekitar ± 95 hari setelah penanaman,
memiliki tinggi ± 199 cm, dan perakaran yang kuat sehingga tidak mudah roboh.
Penampilan jagung ini kokoh dan seragam. Kelobot jagung menutup rapat sehingga
tahan penyakit bulai, penyakit karat, dan penyakit bercak daun. Bentuk biji
jagung ini seperti mutiara dan berwarna kuning. Jagung varietas Bima-14 Batara
ini mampu menghasilkan hasil panen sebesar 12,9 ton/ha. Selain memiliki potensi
hasil panen yang tinggi, tanaman jagung tersebut juga tidak mudah busuk,
sehingga cocok digunakan sebagai pakan ternak sapi dan domba.
Selain padi
dan jagung, banyak varietas tanaman hibrida yang merupakan hasil pemuliaan
tanaman. Bersama kelompokmu, carilah informasi beberapa jenis tanaman yang
merupakan hasil pemuliaan tanaman beserta keunggulan varietas tersebut. Kamu
dapat mencari informasi tersebut dari berbagai sumber, misalnya dari majalah
pertanian, buku-buku di perpustakaan, internet, atau penyuluh pertanian di
daerahmu. Buatlah poster dari informasi yang telah kamu dapatkan. Kemudian,
presentasikan temuanmu dalam diskusi kelas.
2.
Pewarisan
Sifat dalam Pemuliaan Hewan
Pewarisan sifat berperan penting dalam pemuliaan hewan untuk menghasilkan hewan ternak berkualitas tinggi. Misalnya unggas yang mampu menghasilkan banyak telur atau sapi dengan kualitas susu dan daging yang baik.
Masih
ingatkah kamu dengan ayam potong atau ayam broiler yang sering dikonsumsi
masyarakat? Tahukah kamu bahwa ayam potong ini sebenarnya merupakan hasil
persilangan beberapa jenis ayam? Ayam broiler dapat dikelompokkan berdasar asal
daerahnya antara lain: Amerika, Mediterania, Inggris, dan Asia. Pada umumnya
ayam broiler di Indonesia juga berasal dari daerah-daerah tersebut. Contoh
jenis ayam broiler dari Asia yaitu jenis Brahma yang berasal dari India.
Ayam broiler dari Inggris misalnya jenis Cornish, ayam ini memiliki
tubuh yang pendek, tetapi menghasilkan banyak daging. Ayam broiler dari Amerika
misalnya jenis Playmouth Rock (Gambar 3.22), memiliki bulu butih
keabuan, tubuh besar, daging yang lezat, dan mampu menghasilkan telur dengan
baik. Ayam ini dihasilkan dari persilangan ayam Dominique dengan ayam
jenis Black Cochin.
Pernahkah
kamu mendengar tes DNA? Sebenarnya apa itu tes DNA? Apa fungsi tes DNA? Tes DNA
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit
keturunan dan mengetahui orang tua dari seorang anak atau nenek moyang dari
suatu keluarga. Tes DNA dapat digunakan dalam bidang forensik, misalnya
identifikasi korban bencana atau untuk menentukan identitasnya.
Bagaimanakah
proses tes DNA dilakukan? Perhatikan Gambar 3.23! Tes DNA dilakukan dengan
mengambil sebagian sel tubuh seseorang kemudian diekstraksi dengan cara khusus.
Kemudian, larutan yang mengandung DNA diletakkan dalam gel agarose.
Selanjutnya, dimasukkan ke dalam alat elektroforesis. Setelah melalui tahap
elektroforesis akan terbentuk gambaran potongan pita DNA.
Bagaimana kita dapat mengetahui hubungan kekerabatan dengan menggunakan tes DNA? Hubungan kekerabatan dapat diketahui dengan mencocokkan gambaran potongan pita DNA yang terbentuk dari hasil tes DNA seseorang (yang ingin diketahui hubungan kekerabatannya) dengan gambaran potongan pita DNA kerabatnya (keluarga). Dapatkah kamu mencari contoh manfaat lain dari tes DNA?
Sumber : Buku IPA TERPADU Kelas 9 Semester 1 Kemdikbud
0 Comments:
Posting Komentar