Struktur dan Fungsi Tumbuhan
Apakah kamu
pernah mengamati bagian-bagian tumbuhan dengan saksama? Tahukah kamu tumbuhan
tersusun atas organ dan jaringan
apa saja? Apakah kamu
juga tahu struktur dan fungsi dari masing-masing organ dan jaringan penyusun
tumbuhan? Tahukah kamu banyak struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang
diaplikasikan dalam berbagai teknologi? Kamu tentu tertarik bukan untuk
mengetahui jawaban pertanyaan- pertanyaan tersebut? Oleh karena itu, ayo
pelajari bab ini dengan penuh semangat!
Kita wajib
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah menjadikan negara Indonesia ini menjadi negara
yang subur, sehingga banyak jenis tumbuhan yang
tumbuh di Indonesia. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan
dalam menyediakan oksigen (O2), karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral bagi manusia serta berbagai jenis hewan yang ada di bumi. Oksigen dibutuhkan oleh manusia dan hewan untuk proses pernapasan; karbohidrat dan
lemak sebagai sumber energi; protein sebagai zat pembangun tubuh; vitamin dan
mineral berfungsi membantu reaksi-reaksi dalam
tubuh.
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.1 Tanaman Padi (Oriza Satyva) |
Salah satu jenis tumbuhan
yang banyak ditanam oleh
masyarakat di Indonesia adalah
padi (Oryza sativa). Perhatikan
Gambar 3.1! Tanaman padi mampu menghasilkan beras yang kemudian kita masak
menjadi nasi, yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat. Pernahkah kamu
berpikir bagaimana padi dapatmenghasilkan
beras? Di manakah proses tersebut berlangsung? Bagian manakah dari tumbuhan
yang berperan untuk proses tersebut? Kamu tentu penasaran bukan? Bayangkan juga jika di Indonesia ini
tidak terdapat tumbuhan, tentunya manusia dan hewan tidak dapat hidup.
Tuhan telah merancang tubuh
tumbuhan dengan tersusun atas bagian-bagian yang memiliki struktur tertentu dan
masing-masing memiliki fungsi khusus
sehingga tumbuhan dapat melakukan berbagai proses dalam kehidupannya.
Struktur tubuh tumbuhan banyak yang menginspirasi manusia untuk mengembangkan
teknologi tertentu yang bermanfaat bagi manusia, misalnya struktur dan proses
yang terjadi di daun. Daun memiliki
struktur yang lebar,
tipis, dan berfungsi untuk proses fotosintesis.
Dalam proses fotosintesis ini energi cahaya (misalnya yang berasal dari cahaya
matahari) ditangkap oleh pigmen hijau dalam daun yang kemudian diubah menjadi
energi kimia. Energi kimia selanjutnya disimpan sementara untuk digunakan dalam
pengubahan karbon dioksida (CO2) menjadi glukosa. Tahukah kamu bahwa
mekanisme fotosintesis ini menginspirasi manusia untuk mengembangkan pembangkit
listrik tenaga matahari (surya)?
Masih banyak struktur dan
fungsi jaringan tumbuhan yang menginspirasi manusia dalam mengembangkan
teknologi. Kamu tertarik untuk mengetahuinya bukan? Ayo, kita pelajari materi
ini dengan semangat!
A. Struktur
dan Fungsi Akar, Batang, Daun, dan Bunga
Masih ingatkah kamu bahwa
tumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi kelompok tumbuhan tidak
berpembuluh (Thallophyta) dan tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta)? Tumbuhan
tidak berpembuluh (Thallophyta)
meliputi tumbuhan lumut (Bryophyta).
Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)
meliputi tumbuhan paku (Pteridophyta)
dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta).
Tumbuhan berbiji dapat dikelompokkan lagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae). Pada bagian
ini kamu akan
mempelajari lebih dalam
tentang tumbuhan berpembuluh.
Masih ingatkah kamu apa itu
organ? Organ merupakan kumpulan dari beberapa macam jaringan yang berbeda dan
membentuk satu kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu. Tahukah kamu organ
penyusun tumbuhan berpembuluh? Tubuh tumbuhan berpembuluh tersusun atas
beberapa organ. Secara umum, organ penyusun tumbuhan berpembuluh dapat dikelompokkan menjadi organ vegetatif dan organ generatif.
Apakah organ vegetatif itu?
Organ vegetatif merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, terutama berguna untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan,
dan penimbunan zat-zat makanan. Organ vegetatif tumbuhan berpembuluh terdiri
atas akar, batang, dan daun. Organ generatif merupakan organ tumbuhan yang
berfungsi dalam proses perkembangbiakan secara generatif atau seksual
(didahului oleh peristiwa perkawinan). Pada tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) organ generatif terdiri
atas bunga, buah, dan biji. Sebelum kita mempelajari lebih dalam tentang organ
vegetatif pada tumbuhan berpembuluh, ayo kita lakukan aktivitas berikut!
Dapatkah kamu membedakan
antara akar dan batang? Menurutmu rimpang jahe, kunyit, dan lengkuas termasuk
akar atau batang? Agar kamu dapat membedakannya, pelajarilah struktur akar dan
batang berikut ini.
1.
Struktur dan Fungsi Akar
Akar merupakan organ
tumbuhan yang umumnya berada di bawah permukaan tanah, tidak memiliki
buku-buku, tumbuh ke pusat bumi atau
menuju air, warna tidak hijau (keputih-putihan atau kekuning-kuningan), dan
memiliki bentuk meruncing. Pernahkah kamu mendengar sistem perakaran? Coba
perhatikan Gambar 3.2. Terdapat dua jenis sistem perakaran pada tumbuhan, yaitu
serabut dan tunggang. Tumbuhan monokotil seperti padi, jagung, dan rumput
memiliki sistem perakaran serabut. Sebaliknya pada tumbuhan dikotil seperti kacang
tanah dan mangga
memiliki sistem perakaran
tunggang.
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.2 Sistem Perakaran Tumbuhan (a) Akar Serabut (b) Akar Tunggang |
Akar memiliki fungsi untuk
menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah atau medium tumbuhnya, menyerap air dan
mineral dalam tanah atau pada medium tumbuhnya. Pada beberapa tumbuhan,
akar mengalami modifikasi sehingga dapat memiliki fungsi untuk menyimpan
cadangan makanan misalnya pada singkong dan bengkuang serta berfungsi juga
untuk menyerap oksigen atau untuk bernapas, misalnya pada tumbuhan bakau.
![]() |
Sumber : (a) Campbell et al. 2008 (b) Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.3 (a) Akar Penyimpanan Cadangan Makanan Pada Singkong, (b) Akar Napas pada Tumbuhan Bakau |
Pada wortel dan lobak akar
tunggang berfungsi menyimpan cadangan makanan yang akan digunakan tumbuhan
selama perbungaan dan pembentukan buah. Oleh karena
itu, wortel dan lobak
akan dipanen sebelum perbungaan. Sekarang coba carilah akar-akar lain yang mengalami modifikasi!?”.
2.
Struktur dan Fungsi Batang
Pada umumnya tumbuhan yang
kamu lihat memiliki batang yang berdiri tegak di atas tanah serta mendukung
cabang, daun, dan bunga. Batang umumnya berbentuk panjang bulat seperti
silinder, memiliki ruas-ruas (internodus) yang masing-masing dibatasi oleh
buku- buku (nodus). Pada nodus inilah tempat melekatnya daun dan tunas.
Batang memiliki banyak fungsi antara lain menyokong bagian-bagian tumbuhan yang
berada di atas tanah, dan sebagai jalan pengangkutan air dan mineral dari akar
menuju daun dan jalan pengangkutan makanan dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan.
Tahukah kamu apa perbedaan
struktur luar batang tumbuhan monokotil dan dikotil? Perhatikan Gambar 3.4
berikut.
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.4 Perbedaan Struktur Luar Batang Monokotil dan Dikotil, (a) Batang Bambu, (b) Batang Pohon Srikaya |
Apa yang kamu amati dari batang tumbuhan monokotil
dan batang tumbuhan dikotil?
Batang tumbuhan monokotil memiliki ruas-ruas batang terlihat jelas (Gambar
3.4a), sedangkan batang tumbuhan dikotil ruas-ruas batang tidak terlihat jelas
(Gambar 3.4b).
Pada beberapa tumbuhan, batang
dapat mengalami modifikasi dan berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan,
misalnya pada tumbuhan tebu dan kentang dan rimpang kunyit. Sebagai bukti bahwa
rimpang kunyit dan umbi kentang adalah batang, perhatikan Gambar 3.5! Coba
jelaskan dengan kalimatmu sendiri!
![]() |
Gambar 3.5 Tumbuhan yang Menyimpan Cadangan Makanan di Batang, (a) Tebu, (b) Kentang, (c) Rimpang Kunyit |
3.
Struktur dan Fungsi Daun
Daun merupakan organ
tumbuhan yang menempel pada batang, biasanya berbentuk tipis lebar dan banyak
mengandung zat warna hijau yang dinamakan klorofil. Daun memiliki beberapa
fungsi, antara lain sebagai alat untuk mengambil gas karbon dioksida (CO2)
yang digunakan sebagai sumber (bahan baku) dalam fotosintesis, mengatur
penguapan air (transpirasi), dan pernapasan (respirasi) tumbuhan.
Pada bagian sebelumnya kamu telah mempelajari bahwa sistem perakaran dan batang antara tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda. Demikian pula dengan daun, setiap tumbuhan memiliki bentuk, ukuran, dan warna daun yang berbeda untuk mencirikan tumbuhan tersebut. Apakah struktur luar daun monokotil dengan daun dikotil berbeda? Ada perbedaan struktur luar daun monokotil dan daun dikotil. Peruratan daun merupakan ciri untuk mengetahui suatu tumbuhan termasuk monokotil maupun dikotil. Daun monokotil memiliki peruratan daun yang sejajar, sedangkan tumbuhan dikotil memiliki peruratan daun menjala. Perhatikan Gambar 3.6!
![]() |
Gambar 3.6 Perbedaan Struktur Luar Daun Monokotil dan Dikotil, (a) Daun Pepaya (Peruratan Menjala), (b) Daun Jagung (Peruratan Sejajar) |
Berdasarkan karakteristik
daun, pisang dan rumput termasuk kelompok tumbuhan monokotil atau dikotil?
Pada proses fotosintesis
dibutuhkan cahaya sebagai sumber energi. Energi tersebut ditangkap oleh zat
hijau daun yang disebut klorofil. Gas karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan glukosa (C6H12O6)
dan oksigen (O2). Perhatikan reaksi berikut!
Glukosa selanjutnya akan
disusun menjadi zat pati/amilum (C6H10O5)n melalui reaksi
polimerisasi. Amilum tersebut kemudian disimpan dalam akar (misalnya
pada singkong), batang
(misalnya pada sagu), dan
buah (misalnya pada padi). Bagaimana kita membuktikan bahwa fotosintesis
terjadi dalam daun? Bagaimana membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan
amilum? Untuk mengetahuinya, ayo lakukan aktivitas berikut!
4.
Struktur dan Fungsi Bunga
Kamu tentu pernah melihat
bunga bukan? Bunga merupakan
alat reproduksi generatif pada tumbuhan. Bunga biasanya memiliki warna
yang menarik dan berfungsi untuk menarik serangga atau hewan lain yang dapat
membantu proses penyerbukan. Secara umum, bunga tersusun atas dua bagian utama,
yaitu perhiasan bunga
dan alat reproduksi bunga.
Perhiasan bunga meliputi tangkai, kelopak (kaliks), dan mahkota (korola).
Sedangkan alat reproduksi berupa benang sari (alat kelamin jantan) dan putik
(alat kelamin betina). Bunga yang memiliki bagian-bagian tersebut disebut bunga
lengkap. Sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satunya disebut bunga tidak lengkap.
![]() |
Sumber : Campbell et al. 2008 Gambar 3.9 Struktur Bunga |
Berdasarkan keberadaan alat
reproduksi dalam satu bunga, ada bunga yang memiliki benang sari dan putik
dalam satu bunga. Bunga yang demikian disebut dengan bunga sempurna. Namun, ada
juga bunga yang hanya memiliki satu alat kelamin saja dalam satu bunga, benang
sari saja atau putik saja. Bunga yang demikian disebut bunga tidak sempurna.
Apakah struktur bunga pada
tumbuhan dikotil dan monokotil sama? Tumbuhan monokotil dan dikotil dapat
dibedakan berdasarkan karakteristik bunga, yaitu jumlah bagian-bagian bunga.
Tumbuhan monokotil mempunyai bagian-bagian bunga seperti daun kelopak, daun
mahkota, dan benang sari yang berkelipatan 3 (tiga). Pada tumbuhan dikotil
mempunyai bagian-bagian bunga berkelipatan 4 (empat) atau 5 (lima).
5.
Struktur dan Fungsi Buah dan
Biji
Pernahkah
kamu memakan buah mangga atau buah yang lain? Perhatikan Gambar
3.10! Ketika kamu makan buah biasanya di dalamnya
juga terdapat biji. Tahukah kamu darimana buah dan biji berasal? Masih ingatkah
kamu bagian-bagian dari bunga? Salah satu bagian dari bunga yaitu putik (pistillum). Putik terdiri atas tiga
bagian, yaitu bagian dasar yang menggelembung
disebut
bakal buah (ovarium), bagian yang memanjang disebut tangkai putik (stilus), dan
kepala putik (stigma).
![]() |
Sumber : Indonesian.alibaba.com Gambar 3.10 Buah Mangga |
Di dalam
bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji (ovul). Pada perkembangan
selanjutnya, bakal buah akan berkembang menjadi
buah sedangkan bakal biji akan berkembang menjadi biji. Perhatikan
Gambar 3.11!
![]() |
Sumber : Campbell et all. 2008 Gambar 3.11 Struktur Putik |
B.
Struktur dan
Fungsi Jaringan Tumbuhan
Pada bagian
sebelumnya, kamu telah belajar tentang organ tumbuhan bukan? Organ tumbuhan
tersusun atas berbagai jenis jaringan. Masih ingatkah kamu apa itu jaringan?
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki struktur yang sama yang membentuk
suatu kesatuan untuk memberikan fungsi tertentu. Sel-sel pada tumbuhan yang
memiliki struktur yang sama akan terintegrasi menjadi suatu jaringan dan
memberikan fungsi tertentu pada tubuh tumbuhan. Berdasarkan aktivitas
pembelahan sel penyusun jaringan selama masa pertumbuhan dan perkembangan,
jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
jaringan meristem (jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa).
1)
Jaringan Meristem
Jaringan
meristem atau disebut juga jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya
aktif membelah diri secara mitosis. Hal ini menyebabkan sel-sel tumbuhan semakin
bertambah dan menyebabkan tumbuhan mengalami
pertambahan tinggi dan volume. Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu meristem primer dan meristem sekunder.
a.
Meristem Primer
Meristem
primer adalah jaringan meristem pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah.
Meristem primer pada umumnya terdapat pada ujung batang dan ujung akar oleh
karena itu meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan
(pertumbuhan vertikal atau perpanjangan akar dan batang).
Perhatikan Gambar 3.12!
![]() |
Sumber : Campbell et al. 2008 Gambar 3.12 Jaringan Meristem di Ujung Batang |
b.
Meristem Sekunder
Meristem
sekunder berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi meristematik
kembali (aktif membelah kembali). Contohnya adalah kambium pembuluh (kambium
vaskuler) dan kambium gabus (felogen). Kambium vaskuler merupakan lapisan
sel-sel yang aktif membelah yang terletak di antara pembuluh angkut xilem dan
floem. Kambium vaskuler ini banyak terdapat pada batang dan akar tumbuhan
dikotil, sedangkan tumbuhan monokotil pada umumnya tidak memiliki kambium
vaskuler. Perhatikan Gambar
3.13!
![]() |
Sumber : Raven et al. 2010 Gambar 3.13 Jaringan Meristem Sekunder |
Aktivitas kambium ini menyebabkan tumbuhan mengalami pertumbuhan sekunder sehingga batang menjadi besar. Aktivitas pembelahan kambium vaskuler ke arah dalam akan membentuk xilem sekunder sedangkan pembelahan ke arah luar akan membentuk floem sekunder.
Kita dapat
menentukan umur pohon dengan melihat lingkaran tahun (daerah gelap-terang) yang
terbentuk pada batang pohon. Agar kamu mengetahuinya, perhatikan Gambar 3.14!
Lingkaran tahun terbentuk karena aktivitas kambium vaskuler yang dipengaruhi
oleh musim. Saat musim hujan banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan,
menyebabkan pembelahan sel kambium vaskuler meningkat dan
ukuran sel menjadi besar, akibatnya terbentuk daerah terang. Saat musim
kemarau, air yang dapat diserap tumbuhan sedikit, sehingga pembelahannya lebih
lambat. Sel- sel hasil pembelahan juga memiliki ukuran
yang kecil dan rapat, sehingga terbentuk daerah gelap pada batang.
Tumbuhan dikotil memiliki meristem sekunder sehingga batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh besar. Sedangkan tumbuhan monokotil tidak memiliki meristem sekunder sehingga batang tumbuhan monokotil tidak dapat tumbuh besar. Pernahkah kamu melihat pohon kelapa atau pohon palem? Pohon kelapa dan palem merupakan tumbuhan monokotil. Namun, ketika kamu mengamati pohon tersebut ternyata memiliki batang yang besar. Coba diskusikan dengan temanmu bagaimana tumbuhan kelapa dan palem dapat memiliki batang yang besar!
2)
Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa atau disebut juga jaringan permanen merupakan jaringan yang bersifat non-meristematik atau tidak aktif membelah. Jaringan ini berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer dan sel-sel meristem sekunder, yang telah mengalami diferensiasi atau mengalami perubahan bentuk sehingga memiliki fungsi tertentu. Berdasarkan fungsinya jaringan dewasa dibedakan menjadi empat, yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut. Bagaimana struktur dan fungsi dari masing-masing jaringan tersebut?
a.
Jaringan Pelindung
Jaringan pelindung terdapat di seluruh permukaan luar tumbuhan. Tumbuhan membutuhkan jaringan pelindung untuk melindungi bagian dalam tumbuhan dari berbagai pengaruh luar yang merugikan, misalnya hilangnya air akibat suhu yang meningkat dan melindungi dari kerusakan mekanik. Contoh dari jaringan pelindung yaitu jaringan epidermis. Sel-sel epidermis dapat berkembang (mengalami modifikasi) menjadi alat pelindung tambahan, misalnya stomata (mulut daun), sisik, trikoma (rambut-rambut), dan duri (spina). Perhatikan Gambar 3.17!
Sumber : Dok. Kemdikbud
Gambar 3.17 (a) Jaringan Epidermis dan Stomata pada Tumbuhan Rhoeo discolor
(b) Sisik pada Durian yang Merupakan Modifikasi dari Epidermis Durian
b.
Jaringan Dasar
Jaringan
dasar merupakan jaringan yang hampir terdapat pada seluruh bagian tumbuhan.
Jaringan dasar seringkali disebut jaringan pengisi. Jaringan ini berperan
penting dalam semua proses fisiologi (metabolisme) pada tumbuhan. Contoh dari
jaringan dasar ini
yaitu jaringan parenkim. Jaringan parenkim dapat berdiferensiasi menjadi
banyak jenis jaringan parenkim lain, misalnya pada buah dan umbi (Gambar 3.18)
parenkim berdiferensiasi menjadi parenkim cadangan makanan yang
berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan bagi tumbuhan. Pada daun, jaringan
parenkim berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan bunga karang,
yang berfungsi untuk proses fotosintesis.
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.18 Jaringan Parenkim pada Umbi Kentang |
c.
Jaringan Penyokong (Penguat)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berperan untuk menunjang bentuk tubuh tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan kolenkim merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong bagian tumbuhan yang masih muda. Sel-sel jaringan kolenkim memiliki dinding sel yang mengalami penebalan, namun tidak merata. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat yang bersifat permanen. Jaringan sklerenkim berfungsi untuk menyokong tubuh tumbuhan yang sudah tua. Perhatikan Gambar 3.19!
![]() |
Sumber : (a) Campbell et al. 2008 (b) Sumber : Dok. Kemdikbud Gambra 3.19 (a) Jarigan Kolenkim pada Batang Bunga Matahari (Helianthus annus) (b) Jaringan Sklereid pada Buah Pir |
Berdasarkan bentuk
selnya, jaringan sklerenkim dibedakan menjadi
dua, yaitu jaringan serat (fiber) dan jaringan sklereid. Jaringan serat terdiri
atas sel-sel yang memanjang, meruncing pada kedua ujungnya, dan tersusun
membentuk benang. Jaringan serat banyak ditemukan pada jaringan xilem. Jaringan
sklereid terdiri atas sel-sel yang pendek,
dan memiliki bentuk yang tidak teratur. Jaringan sklereid ini banyak ditemukan
pada kulit kacang atau buah pir.
d.
Jaringan Pengangkut
Jaringan
pengangkut terdiri atas dua jenis, yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat
terlarut di dalamnya dari akar menuju daun. Floem
berfungsi untuk mengangkut makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
tubuh tumbuhan.
![]() |
Sumber : Raven et al. 2010 Gambar 3.20 Jaringan Xilem dan Floem |
3)
Struktur dan Fungsi Jaringan
pada Akar
Masih ingatkah
kamu fungsi akar? Beberapa fungsi akar antara
lain untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah, menyerap air dan
mineral dalam tanah, dan pada beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan
cadangan makanan. Coba kamu pikirkan, mengapa akar tumbuhan mampu
melakukan fungsi tersebut? Apakah ada keterkaitan antara struktur jaringan
penyusun akar dengan fungsi akar? Untuk mengetahuinya, ayo lakukan aktivitas berikut.
Perhatikan
penampang membujur akar pada Gambar 3.21! Pada Gambar 3.21 kamu dapat melihat
bahwa pada bagian ujung akar terdapat jaringan meristem apikal dan tudung akar.
![]() |
Sumber : Campbell et al. 2008 Gambar 3.21 Penampang Membujur Akar |
Jaringan
meristem apikal inilah jaringan yang sel-selnya terus membelah membuat akar
semakin panjang. Tudung akar berfungsi untuk melindungi sel-sel meristem
tersebut saat membelah sehingga dapat menembus tanah tanpa mengalami kerusakan
dan akar dapat menambatkan tubuh tumbuhan dengan kuat ke dalam tanah. Kamu
sudah paham bukan bagaimana akar mampu memiliki fungsi untuk menambatkan tubuh
tumbuhan ke tanah? Selain menambatkan
tubuh tumbuhan ke tanah, akar juga berfungsi untuk menyerap air dan
mineral dari dalam tanah. Mengapa akar mampu memiliki fungsi tersebut?
Akar
tersusun atas epidermis, korteks, dan silinder pusat. Epidermis merupakan
bagian terluar akar. Sel-sel epidermis memiliki dinding yang tipis, sehingga
air dan mineral mudah masuk ke dalam sel-sel epidermis yang kemudian diteruskan
ke dalam korteks dan silinder pusat. Pada bagian tertentu sel-sel epidermis
juga mengalami modifikasi menjadi rambut akar yang berfungsi untuk memperluas
bidang penyerapan air dan mineral. Bagian yang lebih dalam dari epidermis yaitu
korteks. Korteks ini tersusun atas jaringan parenkim yang dinding
selnya tipis dan tersusun renggang.
Korteks ini berfungsi untuk tempat penyimpanan
cadangan makanan bagi tumbuhan. Perhatikan Gambar 3.22!
![]() |
Sumber : Campbell et al. 2008 Gambar 3.22 Penampang Melintang Akar, (a) Akar Tumbuhan Dikotil, (b) Akar Tumbuhan Dikotil |
Lapisan
terdalam dari korteks disebut endodermis. Lapisan endodermis tersusun atas satu
lapis sel yang membatasi korteks dengan silinder pusat.
Pada endodermis terdapat
bentukan seperti pita yang disebut Pita Kaspari. Pita Kaspari berfungsi untuk mengatur jalannya mineral
yang diserap oleh akar agar menuju ke silinder pusat. Di sebelah dalam endodermis
terdapat daerah silinder pusat atau stele. Silinder pusat tersusun atas
jaringan pengangkut dan jaringan pendukung lainnya seperti perisikel dan
parenkim empulur. Sel-sel perisikel berfungsi untuk
membentuk cabang akar. Berkas pengangkut pada silinder pusat terdiri
atas xilem yang berfungsi mengangkut air dan mineral dari tanah menuju batang
hingga ke daun dan floem yang berfungsi mengangkut makanan
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
tubuh tumbuhan.
![]() |
Sumber : Campbell et al 2008 Gambar 3.23 Lapisan Endodermis dan Pita Kaspari |
4)
Struktur dan Fungsi Jaringan
pada Batang
Masih
ingatkah kamu fungsi batang? Beberapa fungsi batang antara lain menyokong
bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, sebagai jalan pengangkutan
air dan mineral dari akar menuju daun dan jalan pengangkutan makanan dari daun
ke seluruh tubuh tumbuhan, serta pada beberapa tumbuhan, batang juga berfungsi
sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Coba kamu
pikirkan, mengapa batang mampu melakukan fungsi tersebut? Apakah ada
keterkaitan antara struktur jaringan penyusun batang dengan fungsi batang?
Untuk mengetahuinya, ayo lakukan aktivitas berikut!
Seperti
halnya akar, batang juga memiliki epidermis, korteks, dan berkas pengangkut.
Perhatikan Gambar 3.24!
![]() |
Sumber : Campbell et al. 2008 Gambar 3.24 Penampang Melintang Batang, (a) Batang Dikotil (b) Batang Monokotil |
Bagian
terluar batang yang masih muda tersusun atas jaringan epidermis. Pada
batang tumbuhan dikotil
yang sudah dewasa,
epidermis akan rusak dan digantikan oleh periderm atau jaringan gabus.
Pada bagian yang lebih dalam dari epidermis terdapat korteks. Korteks pada batang juga tersusun atas
jaringan parenkim. Pada beberapa tumbuhan, seperti tebu, kentang, dan rimpang
kunyit, di daerah korteks inilah cadangan makanan disimpan. Berkas pengangkut
pada batang merupakan kelanjutan berkas pengangkut pada akar. Melalui berkas
pengangkut ini, air dan mineral yang diserap akar diteruskan oleh berkas
pengangkut pada batang
untuk menuju daun.
Pada batang dikotil, berkas
pengangkut tersusun dalam lingkaran, sedangkan pada batang monokotil, berkas pengangkut tersebar.
Antara xilem dan floem
pada berkas pengangkut tumbuhan dikotil
terdapat kambium vaskuler yang aktif membelah. Masih
ingatkah kamu jaringan yang dibentuk oleh pembelahan meristem tersebut?
5)
Struktur dan Fungsi Jaringan
pada Daun
Masih
ingatkah kamu fungsi daun? Daun memiliki beberapa fungsi, antara lain untuk
mengambil gas karbon dioksida (CO2) yang digunakan untuk
fotosintesis, mengatur penguapan air (transpirasi), dan pernapasan (respirasi)
tumbuhan. Bagaimana daun tumbuhan mampu melakukan fungsi tersebut? Coba
perhatikan Gambar 3.25!
![]() |
Sumber : Raven et al. 2010 Gambar 3.25 Penampang Melintang Daun |
Pada
permukaan atas dan bawah daun terdapat jaringan yang disebut epidermis. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan di dalam
daun. Pada beberapa tumbuhan, daun juga dilapisi oleh lapisan lilin yang
disebut kutikula yang berfungsi untuk mengurangi penguapan. Sel-sel epidermis
dapat mengalami modifikasi menjadi
stomata, sisik, dan rambut-rambut.
Stomata dapat membuka dan menutup, menyesuaikan kondisi lingkungan. Pada
tumbuhan umumnya, saat siang hari stomata membuka, sehingga karbon dioksida
dapat masuk ke dalam daun untuk digunakan dalam fotosintesis. Pada tumbuhan
yang hidup di daerah kering, misalnya kaktus,
stomata menutup saat siang hari. Hal ini dilakukan agar tidak
banyak air dalam tubuh yang hilang karena menguap lewat stomata. Pada tumbuhan
tersebut stomata baru membuka saat malam hari.
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.26 Stomata pada Daun Rhoeo discolor |
Tahukah
kamu pada bagian mana fotosintesis terjadi? Coba perhatikan kembali Gambar
3.25. Di bawah lapisan epidermis atas terdapat jaringan yang berbentuk
silinder, tersusun padat menyerupai tiang, dan banyak mengandung klorofil.
Jaringan ini disebut jaringan palisade atau jaringan tiang. Di bawah jaringan
palisade terdapat jaringan bunga karang, tersusun dari sel-sel yang bentuknya
tidak teratur, tersusun longgar, dan juga mengandung klorofil. Kedua jaringan
ini merupakan jaringan mesofil. Jaringan mesofil ini sebenarnya merupakan
jaringan parenkim yang mengandung klorofil. Di dalam jaringan mesofil inilah
terjadi proses fotosintesis. Pada tumbuhan monokotil, mesofil tidak
berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan bunga karang, tetapi
tersusun atas sel-sel parenkim yang mengandung klorofil yang memiliki ukuran
seragam. Di dalam daun juga terdapat jaringan xilem yang membawa air dan
mineral dari batang dan jaringan
floem yang berfungsi membawa hasil
fotosintesis dari daun untuk disalurkan ke seluruh tubuh tumbuhan.
C.
Teknologi yang
Terinsfirasi dari Struktur Jaringan Tumbuhan
Pada bagian
sebelumnya kamu telah mempelajari struktur organ dan jaringan yang menyusun
tumbuhan serta fungsinya. Menarik bukan? Tahukah kamu, bahwa struktur organ dan
jaringan tumbuhan tersebut menginspirasi manusia untuk mengembangkan teknologi
yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Apa saja teknologi yang telah
dikembangkan? Ayo kita pelajari!
1.
Panel Surya (Sollar Cell)
Pernahkah kamu melihat panel surya? Panel surya merupakan
alat yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Ketika
cahaya matahari menabrak permukaan panel surya menyebabkan elektron (partikel penyusun
atom yang bermuatan negatif) pada panel surya bergerak melalui suatu konduktor
dan menjadi arus listrik. Tahukah kamu bahwa
mekanisme kerja panel
surya ini terinspirasi oleh mekanisme fotosintesis yang terjadi pada daun tumbuhan.
Perhatikan Gambar 3.27 dan Gambar 3.28!
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.27 Reaksi Pengubahan Energi Cahaya Menjadi Energi Kimia dalam Proses Fotosintesis di Daun |
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.28 Panel Surya dan Komponen Penyusunnya, Mengubah Energi Cahaya Menjadi Energi Listrik |
Kamu masih
ingat fotosintesis bukan? Pada proses fotosintesis juga dibutuhkan cahaya dan
zat hijau daun yang disebut klorofil. Melalui fotosintesis ini dihasilkan
oksigen (O2) dan glukosa (C6H12O6).
Saat daun terkena sinar matahari klorofil akan menyerap energy cahaya. Elektron
pada kompleks klorofil akan bergerak melalui suatu saluran dan menyebabkan muatan
positif ikut bergerak.
Muatan positif ini selanjutnya
bergerak menuju kompleks enzim yang berfungsi menghasilkan energi kimia berupa
ATP dan NADPH. Energi ATP dan NADPH ini selanjutnya akan digunakan untuk
mengubah CO2 menjadi glukosa.
2.
Sensor Cahaya
Ketika kamu
mengamati lampu penerangan jalan, beberapa lampu penerangan jalan tersebut ada
yang dapat menyala sendiri ketika menjelang malam dan mati sendiri saat
menjelang pagi tanpa harus dinyalakan dan dimatikan secara manual. Bagaimana
hal tersebut dapat terjadi? Lampu penerangan jalan tersebut mampu menyala dan
mati secara otomatis karena dilengkapi dengan sensor cahaya yang disebut
fotoresistor atau light-dependent
resistor (LDR) dan sakelar pengatur on
dan off. Fotoresistor ini mampu
mendeteksi ada dan tidak adanya cahaya
di lingkungan sekitar.
Fotoresistor ini merupakan resistor atau hambatan listrik
yang dapat diubah nilai hambatannya melalui penyinaran cahaya. Hambatan listrik
dari fotoresistor ini akan berkurang jika terkena cahaya, dengan kata lain jika
terdapat cahaya alat ini mampu menghantarkan listrik. Perhatikan Gambar 3.30!
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.30 Lampu Jalanan dan Sensor Cahaya (Light-defendent resistor) |
Saat
menjelang pagi, sinar matahari akan mengenai fotoresistor. Menyebabkan listrik
mengalir menuju sakelar.
Aktifnya sakelar ini malah akan
mematikan aliran listrik utama, sehingga lampu penerangan jalan menjadi mati.
Saat menjelang malam, aliran listrik tidak dapat mengalir melalui fotoresistor
ini sehingga tidak ada aliran listrik yang mengalir menuju sakelar. Akibatnya
sakelar berada dalam kondisi on sehingga
lampu penerangan menyala.
Tahukah kamu
bahwa mekanisme pada
lampu penerangan tersebut juga terinspirasi oleh
mekanisme yang terjadi pada tumbuhan? Kamu tentu tahu tanaman kaktus bukan?
Tanaman kaktus hidup di daerah gurun yang kering.
Tumbuhan kaktus memiliki
stomata yang unik. Stomata kaktus akan membuka saat
malam hari dan akan tertutup saat siang hari untuk mengurangi penguapan air.
Proses membuka dan menutupnya stomata
didukung oleh aktivitas sel penjaga stomata. Sel penjaga ini memiliki
reseptor cahaya yang disebut fotoreseptor yang peka terhadap cahaya. Saat siang
hari yang terik fotoreseptor pada sel penjaga
akan menangkap cahaya dan menyebabkan air dalam sel penjaga
dipompa keluar dengan bantuan ion-ion. Akibatnya sel penjaga akan mengecil dan
lubang stomata tertutup. Saat malam hari, air dipompa lagi masuk ke dalam sel
penjaga dengan bantuan ion-ion, sehingga sel penjaga menjadi lebih besar,
akibatnya stomata menjadi terbuka. Perhatikan Gambar 3.31!
![]() |
Sumber : Dok. Kemdikbud Gambar 3.31 Kaktus di Gurun dan Stomata |
3.
Lapisan Pelindung dan
Pengilap
Pernahkah kamu melihat tanaman talas atau daun teratai? Ketika kamu melihat daun
kedua tanaman tersebut kamu pasti melihat bahwa
daun tersebut sangat bersih dan tahan air. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Jika kamu melihat melalui mikroskop penampang melintang dari kedua daun tersebut maka kamu akan melihat pada permukaan daun tersebut
terdapat lapisan tebal
yang disebut kutikula. Kutikula ini tersusun atas senyawa lipid berupa lilin (wax) dan polimer hidrokarbon yang
disebut kutan. Kedua senyawa
ini bersifat hidrofobik atau
tidak suka air, sehingga
jika air mengenai lapisan ini tidak akan membasahi
daun. Lapisan lilin ini juga mampu mencegah
menempelnya debu atau kotoran lain dan membuat daun tetap bersih.
Tahukah kamu bahwa ilmuwan juga
telah mengadopsi mekanisme ini dan menerapkannya untuk membuat cat yang tidak mudah kotor, lapisan pengilap, dan lapisan anti air, misalnya
pada semir sepatu, lapisan pengilap pada mobil atau perabot rumah tangga, dan lain sebagainya. Perhatikan Gambar 3.32!
4.
Alat Pemurnian Air
Pernahkah
kalian bermain ke danau, waduk, atau kolam? Apakah kamu melihat eceng gondok di
tempat tersebut? Apakah kamu juga melihat bahwa perairan
tersebut jernih? Pada umumnya perairan
yang ditumbuhi eceng gondok kondisi airnya jernih. Mengapa demikian?
Ketika kamu melihat akar eceng gondok, kamu akan melihat akar eceng gondok
berbentuk serabut-serabut yang banyak dan rapat. Akar- akar ini mampu menyerap
partikel-partikel yang terlarut dalam air sehingga air menjadi bersih. Bahkan
zat-zat berbahaya seperti racun pun dapat diserap oleh eceng gondok. Perhatikan
Gambar 3.33!
Apabila
kamu mengamati membran sel akar secara lebih teliti
dengan menggunakan mikroskop elektron, maka akan terlihat
lubang-lubang atau saluran kecil pada membran sel akar.
Saluran ini terbentuk dari
protein dan memiliki lubang dengan ukuran tertentu dan daya ikat tertentu pula.
Salah satu salurannya bernama aquaporin.
Aquaporin ini merupakan saluran
(protein kanal) yang hanya dapat dilewati oleh air, sehingga partikel lain
tidak dapat masuk lewat aquaporin.
Mekanisme tersebut menginspirasi ilmuwan untuk mengembangkan teknologi
penyaringan atau pemurnian air. Dengan teknologi ini air yang kotor dapat disaring, sehingga air hasil
penyaringan benar-benar bersih dan aman untuk dikonsumsi.
Betapa
besar peran tumbuhan bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Tumbuhan
mampu menyerap hal-hal yang mungkin tidak kamu sukai, seperti panasnya sinar
matahari dan gas karbon dioksida (CO2). Kamu pasti merasa berat jika
harus berdiri lama di bawah terik matahari dan kamu dapat
pingsan jika terlalu banyak menghirup gas CO2. Namun, tidak
demikian halnya dengan tumbuhan yang memiliki struktur daun yang sangat
kompleks dan klorofilnya yang dapat memanfaatkan sinar matahari
untuk mengubah CO2 dan air menjadi
zat gula dan gas oksigen
(O2) melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini
dibutuhkan bagi setiap makhluk hidup untuk bertahan hidup. Maha Besar Tuhan,
tidak ada ciptaan-Nya yang sia-sia di muka bumi ini. Hal-hal yang mungkin tidak
kamu sukai tadi, dapat jadi sangat bermanfaat setelah diproses oleh makhluk
hidup lain seperti halnya proses fotosintesis pada tumbuhan, bukan? Apa yang
terjadi seandainya tidak ada tumbuhan di muka
bumi? Tuhan juga telah mendesain struktur tumbuhan di alam ini dengan
sangat sempurna. Banyak struktur tumbuhan yang ditiru oleh para ilmuwan untuk
dikembangkan menjadi teknologi, misalnya teknologi pembangkit listrik tenaga
surya yang dibuat dengan meniru prinsip daun yang memanfaatkan energi matahari
untuk menghasilkan energi kimia, sehingga dapat menjadi sumber energi
alternatif yang sangat bermanfaat. Masih banyak fenomena lain di alam yang
dapat kamu pelajari, oleh karena itu teruslah belajar dari alam karena belum
ada yang dapat menandingi kecanggihan ciptaan Tuhan, sehingga kamu akan lebih
bersyukur dan menghargai lingkungan sekitar. Begitu pentingnya tumbuhan bagi
kehidupan kita oleh karena itu apakah kamu sudah berupaya menjaga
kelestariannya.
Sumber : Buku IPA Terpadu Kelas VIII Semseter 1 Kemdikbud
0 Comments:
Posting Komentar