Klasifikasi Materi dan Perubahannya
Pada Bab 2 kamu sudah mempelajari berbagai jenis benda yang
sering dijumpai dalam kehidupan sehari- hari. Benda-benda di sekitarmu dapat
berupa wujud padat, cair, dan gas. Benda-benda tersebut kita klasifikasi
berdasarkan karakteristik yang dapat diamati. Pada Bab 3 ini kamu akan belajar
tetang klasifikasi materi. Materi dapat dikelompokkan menjadi unsur, senyawa,
dan campuran. Pada Bab 3 ini, kamu juga akan belajar tentang pemisahan
campuran, karakteristik zat serta perubahannya. Kamu akan menemukan berbagai
fakta unik tentang zat dan perubahannya dalam kehidupan sehari hari. Kekaguman
kamu juga akan bertambah besar kepada Sang Maha Pencipta, dengan mengetahui
bahwa bendabenda di sekitarmu dapat dikelompokkan menjadi kelompok yang
berbeda-beda. Bendabenda tersebut juga mengalami perubahan yang khas sesuai
karakteristik benda-benda tersebut. Coba pahami uraian berikut. Ketika
memanaskan air sampai mendidih, terjadi perubahan wujud dari cair menjadi uap.
Dapur adalah salah satu tempat menarik untuk mengamati perubahan zat dan
bagaimana memisahkan berbagai macam campuran. Di dapur terdapat beberapa
senyawa kimia, seperti gula, garam, asam cuka, minyak goreng, sayuran dan
buah-buahan serta beberapa bumbu masak. Beberapa senyawa kimia tersebut jika
digunakan untuk memasak akan saling bercampur dan mengalami perubahan komposisi
materi dan membentuk senyawa baru. Bahan-bahan tersebut memiliki klasifikasi
yang berbeda, ada yang merupakan zat tunggal (unsur dan senyawa) dan ada juga yang
sudah merupakan campuran.
A.
Cara Mengklasifikasikan Materi
Alam semesta terdiri atas
planet-planet, contohnya bumi. Di bumi terdapat gunung, udara, laut, dan begitu
banyak hal lain. Segala sesuatu yang berada di bumi tersusun atas materi, yang
terdiri atas unsur, seperti air, udara, tanah, dan api. Itulah gambaran
keragaman materi.
1.
Klasifikasi Materi
Ketika kamu mengumpulkan sekelompok benda berdasarkan sifatnya, langkahlangkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
ü Mengamati karakteristik benda tersebut.
ü Mencatat persamaan dan perbedaan sifat benda masing–masing.
ü Memasukkan benda-benda yang memiliki persamaan sifat ke
dalam satu kelompok.
ü Memberi nama yang sesuai pada setiap kelompok benda
tersebut.
Perhatikan sebuah lampu bohlam.
Tersusun dari materi apa sajakah lampu tersebut? Para ilmuwan mengklasifikasi
materi agar lebih mudah dipelajari dan disusun secara sistematis. Materi adalah
sesuatu yang mempunyai massa dan dapat menempati sebuah ruang. Materi
berdasarkan wujudnya dapat dikelompokkan menjadi zat padat, cair, dan gas.
Contoh zat padat adalah beberapa jenis logam, seperti besi, emas, dan seng.
Air, minyak goreng, dan bensin merupakan contoh wujud cair. Contoh zat berwujud
gas adalah udara, asap, dan uap air. Asap rokok merupakan salah satu gas yang
berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, kamu dilarang merokok. Merokok
selain berbahaya bagi si perokok, juga berbahaya bagi orang lain yang berada di
sekitar perokok, karena asap rokok akan terisap olehnya. Orang yang merokok
disebut perokok aktif sedangkan orang lain yang berada disekitar perokok
disebut perokok pasif. Contoh wujud zat yang sederhana dan mudah kamu pahami
adalah air. Ketika dalam bentuk bongkahan es, maka es tersebut dikatakan dalam
wujud padat. Tetapi, ketika dipanaskan es tersebut akan berubah kembali menjadi
air. Air tersebut dikatakan dalam wujud cair. Ketika dipanaskan pada suhu
100°C, air akan berubah menjadi uap air. Uap air dikatakan dalam wujud gas.
Perbedaan sifat zat padat, cair, dan gas dijelaskan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Perbedaan sifat zat padat, cair, dan gas
Padat |
Cair |
Gas |
Mempunyai bentuk dan |
Mempunyai volume |
Tidak mempunyai |
volume tertentu. |
tertentu, tetapi tidak |
volume dan bentuk yang |
|
mempunyai bentuk yang |
tertentu. |
|
tetap, bergantung pada |
|
|
media yang digunakan. |
|
Jarak antarpartikel zat |
Jarak antarpartikel zat |
Jarak antarpartikel gas |
padat sangat rapat. |
cair lebih renggang. |
sangat renggang. |
Partikel-pertikel zat padat |
Partikel-pertikel zat cair |
Partikel-partikel gas |
tidak dapat bergerak |
dapat bergerak bebas, |
dapat bergerak sangat |
bebas. |
namun terbatas. |
bebas. |
2.
Unsur, Senyawa, dan Campuran
a.
Unsur
Kedua bangunan pada Gambar 3.4 di atas memiliki puncak bangunan yang terbuat dari emas. Akan tetapi, apakah kamu mengetahui bagaimana bentuk emas pada saat ditemukan di alam?
Perhatikan gambar 3.5
Perhatikan semua benda di sekitarmu. Ada pensil, buku, meja, kursi, pintu, jendela, pakaian, dan sebagainya. Tersusun dari apakah benda-benda tersebut? Semua benda yang ada di bumi kita tersusun dari materi. Ilmuwan menggolongkan materi berdasarkan komposisi dan sifatnya. Berdasarkan komposisinya, materi yang ada di alam dapat diklasifikasi menjadi zat tunggal dan campuran. Perhatikan Gambar 3.6.
Dari Gambar 3.6, materi di alam
dapat dibagi menjadi zat murni dan campuran. Bila kita kaji lebih mendalam
lagi, zat tunggal (murni) yang ada di alam dapat dibagi menjadi unsur dan
senyawa. Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat dibagi lagi menjadi
bagian yang lebih sederhana dan akan tetap mempertahankan karakteristik asli
dari unsur tersebut. Sebongkah emas apabila dibagi terus sampai bagian yang
terkecil akan menjadi atom emas. Banyak sekali unsur yang ada di alam dapat
kamu jumpai dalam kehidupan seharihari. Misalnya besi, timah, seng, tembaga,
dan nikel. Sama dengan contoh emas di atas, coba kamu perhatikan potongan besi
bila dibagi lagi menjadi bagian yang terkecil akan diperoleh atom besi.
Demikian pula pada timah, seng, tembaga, dan nikel. Dari penjabaran tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan proses kimia biasa.
Bagian terkecil dari unsur adalah atom. Ketika kamu belajar alat musik, tentu
saja kamu harus mempelajari simbolsimbol musik atau not baloknya. Simbol-simbol
tersebut dapat dibaca dan dipelajari oleh semua orang, sehingga semua orang
dapat mempelajarinya dengan mudah. Para ahi kimia juga menggunakan simbol atau
lambang untuk menunjukkan perbedaan antara unsur kimia yang satu dengan yang
lainnya. Ahli kimia sudah menemukan unsur sejak abad ke-9 dan unsur secara
bertahap terus berkembang sampai abad ke-20. Unsur di alam dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu unsur logam dan nonlogam. Contoh unsur logam adalah besi,
emas, dan seng. Contoh unsur nonlogam adalah karbon, nitrogen, dan oksigen.
Selain itu masih ada juga unsur yang bersifat semi logam. Berikut ini disajikan
beberapa contoh unsur logam dan nonlogam yang dikenal dalam kehidupan
sehari-hari beserta lambangnya.
Tabel 3.2 Unsur logam dan lambangnya
No. |
Nama Latin |
Nama Indonesia |
Lambang |
1. |
Aluminium |
Aluminium |
Al |
2. |
Aurum |
Emas |
Au |
3. |
Argentum |
Perak |
Ag |
4. |
Calcium |
Kalsium |
Ca |
5. |
Cuprum |
Tembaga |
Cu |
6. |
Ferrum |
Besi |
Fe |
7. |
Natrium |
Natrium |
Na |
8. |
Plumbum |
Timbal |
Pb |
9. |
Stannum |
Timah |
Sn |
Tabel 3.2 Unsur logam dan lambangnya
No |
Nama Latin |
Nama Indonesia |
Lambang |
1 |
Oxygen |
Oksigen |
O |
2 |
Hydrogen |
Hidrogen |
H |
3 |
Carbon |
Karbon |
C |
4 |
Sulphur |
Belerang |
S |
5 |
Phosphorus |
Fosfor |
P |
6 |
Nitrogen |
Nitrogen |
N |
7 |
Iodium |
Iodin |
I |
Unsur diberi nama dengan menggunakan
bahasa Latin berdasarkan penemu pertamanya atau tempat ditemukannya unsur
tersebut. Ahli-ahli kimia tidak membedakan penamaan unsur alamiah yang terdapat
di alam ataupun unsur buatan. Beberapa unsur menggunakan nama untuk menghormati
identitas penemunya ataupun tempat penemuannya. Simbol unsur dibuat untuk
memudahkan dalam penulisan nama unsur, yaitu dengan cara menyingkatnya. Simbol
unsur yang saat ini digunakan secara internasional adalah simbol unsur yang
diusulkan oleh Jöns Jacob Berzelius.
Cara Pemberian lambing unsur menurut
Berzelius adalah sebagai berikut.
Ø Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf
awal dari nama latinnya.
Ø Huruf awal ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar.
Ø Untuk unsur yang memiliki huruf awal sama, diberikan satu
huruf kecil dari nama unsur tersebut.
Contoh:
Karbon (nama latinnya Carbon), dilambangkan dengan (C), Kalsium (nama latinnya Calsium) dilambangkan dengan (Ca). Unsur-unsur tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk sistem periodic unsur, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7. Unsur-unsur yang memiliki sifat yang hampir sama diletakkan dalam satu kolom. Unsur-unsur logam terletak di bagian kiri bawah (diberi simbol warna biru), unsur-unsur nonlogam terletak di bagian kanan atas (diberi simbol warna kuning), sedangkan unsur semilogam (diberi warna cokelat) di antara warna biru dan kuning. Sebagian dari unsur-unsur tersebut akan kamu pelajari di kelas VII sekarang, sedangkan beberapa unsur lain akan dipelajari pada kelas berikutnya.
Unsur logam dan nonlogam memiliki
perbedaan sifat fisika dan kimia. Berikut perbedaan sifat unsur logam dan
nonlogam.
Tabel 3.4 Perbedaan unsur logam dan nonlogam
Logam |
Nonlogam |
Berwujud
padat pada suhu kamar (kecuali raksa). Dapat ditempa dan dapat diregangkan. Konduktor
listrik dan panas. |
Ada yang berwujud padat, cair, dan gas. Bersifat rapuh dan tidak dapat ditempa. Nonkonduktor, kecuali grafit |
Jika kamu perhatikan, baik unsur
logam maupun nonlogam memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya besi dan tembaga, banyak digunakan untuk alat-alat perkakas,
alat-alat rumah tangga, dan bahan untuk rangka kendaraan. Unsur Iodium banyak
digunakan sebagai antiseptik. Beberapa kegunaan dari beberapa unsur
diperlihatkan pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel
3.5 Unsur logam dan nonlogam serta
kegunaannya
Nama Unsur |
Simbol |
Kegunaan Secara Umum |
Natrium |
Na |
Bahan untuk membuat lampu natrium dan |
|
|
senyawanya digunakan untuk garam dapur. |
Stronsium |
Sr |
Senyawanya digunakan untuk membuat warna |
|
|
merah kembang api dan bahan untuk pembuatan |
|
|
cat kering. |
Magnesium |
Mg |
Paduannya digunakan untuk bahan pesawat. |
Iodin |
I |
Bahan untuk antiseptik dan senyawanya digunakan |
|
|
untuk garam beryodium dan fotografi. |
b.
Senyawa
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan air, gula, garam, asam cuka, dan beberapa bahan lainnya. Bahan-bahan tersebut merupakan senyawa. Kamu telah mengetahui, bahwa bagian terkecil dari sebuah unsur adalah atom. Dua atau lebih atom dapat bergabung melalui reaksi kimia dan membentuk molekul. Molekul merupakan bagian terkecil dari suatu senyawa. Dengan demikian, kamu dapat menjelaskan bahwa senyawa terdiri atas dua buah unsur atau lebih. Suatu senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya. Dari uraian tersebut, dapat dijelaskan bahwa senyawa merupakan zat tunggal/murni yang dapat diuraikan menjadi dua atau lebih zat yang lebih sederhana dengan proses kimia biasa. Misalnya, air yang memiliki rumus H2O dapat diuraikan menjadi unsur hidrogen (H) dan oksigen (O). Bagaimana suatu senyawa dapat terbentuk? Senyawa terbentuk melalui proses pencampuran unsur secara kimia. Sifat suatu senyawa akan berbeda dengan sifat unsur- unsur penyusunnya. Misalnya, sifat air sebagai senyawa akan berbeda dengan sifat gas hidrogen dan oksigen sebagai unsur penyusunnya. Pada suhu kamar air berwujud cair, sedangkan hidrogen dan oksigen, keduanya berwujud gas. Air dapat digunakan untuk memadamkan api, sedangkan gas hidrogen merupakan zat yang mudah terbakar dan gas oksigen merupakan zat yang diperlukan dalam pembakaran.
Perhatikan Tabel 3.6 berikut yang
menunjukkan beberapa contoh senyawa dan unsur penyusunnnya.
Tabel 3.6 Contoh senyawa sederhana dan unsur penyusunnya
No. |
Senyawa |
Unsur Penyusun |
1. |
Air |
Hidrogen + Oksigen |
2. |
Garam Dapur (Natrium klorida) |
Natrium + Klorin |
3. |
Gula tebu (Sukrosa) |
Karbon + Hidrogen + Oksigen |
c.
Campuran
Contoh beberapa campuran yang sering kita jumpai dalam kehidupan seharihari adalah susu cokelat, air sungai, udara, batuan, garam beryodium, dan paduan logam. Kamu mungkin sering menggunakan berbagai jenis campuran, misalnya ketika memasak, membuat teh manis atau kopi. Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya. Campuran dibedakan menjadi dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Sebelum membahas lebih jauh tentang kedua campuran tersebut, lakukanlah kegiatan berikut ini.
1.
Campuran Homogen
Campuran homogen banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Larutan gula, larutan garam, dan sirop merupakan contoh campuran homogen. Dalam larutan gula, apakah kamu dapat membedakan zat-zat penyusunnya? Tentu saja tidak. Kamu tidak dapat membedakan zat-zat yang menyusun larutan gula tersebut. Jadi, campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan zat- zat yang tercampur di dalamnya. Larutan tersusun atas pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut yang banyak digunakan adalah air. Senyawa lain yang dapat digunakan sebagai pelarut adalah senyawa organik yang dikenal juga sebagai pelarut organik , contohnya kloroform dan alkohol. Dalam larutan, ukuran partikel zat terlarut sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 nm sehingga partikel zat terlarut tidak dapat dilihat walaupun menggunakan mikroskop ultra. Oleh karena itu, larutan terlihat homogen (serba sama). Artinya zat yang terlarut dan pelarut dalam larutan tersebut tidak dapat dibedakan.
a.
Larutan Asasm, Basa, dan Garam
Pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa contoh campuran homogen adalah larutan. Pada dasarnya, larutan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi larutan yang bersifat asam, basa, atau garam. Larutan seperti cuka, sirop, penghilang noda, sabun cuci, sabun mandi, soda kue, dan garam dapur merupakan contoh larutan asam, larutan basa, atau garam yang banyak dijumpai setiap hari.
Larutan asam dan basa dimanfaatkan
secara luas untuk industri, pertanian, kesehatan, dan penelitian di
laboratorium. Oleh karena itu, dalam memahami sifat-sifat asam dan basa
merupakan hal yang sangat penting untuk memahami berbagai macam jenis larutan
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1.
Asam
Tentu kamu telah mengenal larutan
asam dalam kehidupan sehari-hari. Asam banyak ditemukan dalam buah-buahan dan
sayuran. Contohnya, jeruk, lemon, dan tomat. Pada saat memasak di dapur, tentu
kamu mengenal salah satu bahan penambah rasa makanan, yaitu cuka dapur yang
mengandung asam asetat. Aki pada kendaraan bermotor mengandung asam sulfat.
Asam dalam lambung kita, yaitu asam klorida berfungsi membantu proses
pencernaan bahan makanan. Masih banyak contoh senyawa asam lainnya yang dikenal
dalam kehidupan sehari-hari. Kamu dapat menemukan larutan asam, baik dalam
makanan, minuman, ataupun bahan pembersih di rumah. Dari beberapa contoh
larutan asam yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana cara kita
mengidentifikasi larutan asam? Berikut ciri atau tanda dari larutan asam.
a.
Rasanya masam (tidak boleh dicoba
kecuali dalam makanan).
b.
Dapat menimbulkan korosi.
c.
Mengubah kertas lakmus biru menjadi
merah.
Selain banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, larutan asam dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan,
contohnya terjadinya hujan asam. Di beberapa wilayah tertentu, terjadi hujan
asam yang menyebabkan kerusakan pada bangunan gedung dan patung-patung dalam
kota. Mengapa dapat terjadi hujan asam? Bila terdapat kadar gas belerang
dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO) di atmosfer sangat tinggi, maka gas ini
akan bereaksi dengan air di atmosfer dan membentuk asam sulfat, asam nitrat,
dan senyawa asam lainnya. Ketika terjadi hujan, air yang dihasilkan bersifat
lebih asam dari keadaan normal. Air hujan inilah yang dikenal dengan hujan
asam. Gas belerang dioksida dan gas nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran
minyak bumi yang berasal dari buangan industri dan kendaraan bermotor. Selain
merusak gedung dan patung-patung, hujan asam tersebut dapat merusak
tumbuh-tumbuhan dan dapat menyebabkan kematian pada makhluk hidup yang ada di
sungai apabila hujan asam tersebut masuk ke sungai.
2.
Basa
Basa merupakan larutan yang banyak
dijumpai dalam kehidupan seharihari. Contoh benda yang mengandung basa ialah
sabun mandi, sabun cuci, sampo, pasta gigi, obat mag, dan pupuk. Dalam
penggunaan sehari-hari, umumnya basa dicampur dengan zat lain. Bagaimana cara
kita mengidentifikasi larutan basa? Berikut adalah sifatsifat basa.
a.
Mempunyai rasa agak pahit (tidak
boleh dicoba). b. Terasa licin di kulit.
b.
Mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru.
Dalam kehidupan sehari-hari, larutan
asam sering direaksikan dengan larutan basa untuk menghasilkan senyawa netral
atau dikenal dengan reaksi netralisasi. Pada reaksi netralisasi ini akan
dihasilkan garam dan air. Contoh penerapan reaksi netralisasi dalam kehidupan
sehari-hari adalah untuk pengobatan bagi penderita sakit mag. Di mana sakit mag
(kondisi kadar asam lambung yang tinggi) maka obat mag adalah senyawa yang
bersifat basa (kandungannya magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida). Contoh
lainnya adalah pengobatan akibat sengatan serangga, perlindungan terhadap
kerusakan gigi, dan pengolahan tanah pertanian.
b.
Indikator
Larutan asam dan larutan basa
memiliki sifat-sifat yang khas. Salah satu cara untuk membedakan asam atau basa
dapat menggunakan indikator. Suatu indikator asam-basa adalah suatu senyawa
yang dapat menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi dengan asam atau basa.
Indikator asam-basa dapatdibedakan menjadi indikator alami dan indikator
buatan.
1)
Indikator Alami
Berbagai jenis tumbuhan dapat
digunakan sebagai indikator alami. Tumbuhan yang termasuk indikator alami akan
menunjukkan perubahan warna pada larutan asam ataupun basa. Beberapa contoh
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator alami adalah kunyit, bunga
mawar, kubis merah, kubis ungu, dan bunga kembang sepatu. Ekstrak kunyit akan
memberikan warna kuning cerah pada larutan asam dan dalam larutan basa akan
memberikan warna jingga. Kubis (kol) merah mengandung suatu zat indikator,
yaitu antosianin. Zat ini berwarna merah pada asam, berwarna hijau pada basa
lemah, dan berwarna kuning pada basa kuat. Ekstrak bunga kembang sepatu akan
memberikan warna merah cerah jika diteteskan dalam larutan asam. Jika diteteskan
dalam larutan basa akan dihasilkan warna hijau.
2)
Indikator Buatan
Salah satu jenis indikator buatan yang bukan dalam bentuk larutan cair adalah kertas lakmus. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus biru dan lakmus merah. Warna kertas lakmus biru akan menjadi merah dalam larutan asam. Warna kertas lakmus merah akan menjadi biru dalam larutan basa. Perhatikan perubahan warna kertas lakmus pada gambar di bawah ini.
c.
Garam
Jenis senyawa garam yang paling
dikenal adalah garam dapur atau nama senyawa kimianya natrium klorida (NaCl).
Garam ini banyak digunakan dalam pengolahan makanan. Bagaimana senyawa garam
dapat terbentuk? Salah satu reaksi yang dapat membentuk garam adalah reaksi
asam dan basa atau reaksi netralisasi. Pada reaksi netralisasi tersebut akan dihasilkan
garam dan air.
Asam
+ Basa => Garam + Air
Garam secara luas digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain untuk industri pupuk, obat-obatan,
pengolahan makanan, dan bahan pengawet. Contoh reaksi asam dan basa yang
membentuk berbagai jenis garam adalah:
Asam klorida + Natrium hidroksida => Garam NaCl + air
2.
Campuran Heterogen
Apakah kamu dapat membedakan campuran pasir dalam air pada kegiatan tersebut? Berbeda dengan larutan gula, pada campuran pasir dan air, tentu kamu dapat membedakan antara pasir dan air. Campuran pasir dan air merupakan salah satu contoh dari campuran heterogen. Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat bercampur satu dengan lain secara sempurna sehingga dapat dikenali zat penyusunnya. Dengan demikian, pada campuran heterogen, seluruh bagiannya tidak memiliki komposisi yang sama (tidak serba sama). Apakah kamu sudah memahami dengan jelas mengenai perbedaan unsur, senyawa, dan campuran? Untuk lebih memahaminya, perhatikan Tabel 3.7 beriku.
Tabel 3.7 Perbedaan sifat unsur, senyawa , dan campuran
|
Unsur |
|
Senyawa |
|
Campuran |
1 |
Zat tunggal |
1 |
Zat tunggal |
1 |
Campuran |
2 |
Tidak dapat diuraikan |
2 |
Dapat diuraikan |
2 |
Dapat diuraikan |
3 |
Terdiri atas satu jenis atom |
3 |
Tersusun atas dua |
3 |
Tersusun atas dua |
|
|
|
jenis atom atau lebih |
|
jenis atom/molekul atau lebih |
|
|
4 |
Perbandingan massa |
|
|
|
|
|
zat penyusunnya tetap |
4 |
Perbandingan massa zat penyusunnya tidak tetap |
B.
Cara Memisahkan Campuran
Seperti yang sudah kita pelajari
bahwa campuran terdiri atas dua zat atau lebih. Untuk memperoleh zat murni,
penyusun campuran tersebut harus dipisahkan. Zatzat dalam campuran tersebut
dapat dipisahkan secara fisika. Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada
perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran partikel,
titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya.
Metode pemisahan campuran banyak digunakan dalam kehidupan seharihari seperti
untuk penjernihan air dan pembuatan garam. Beberapa metode pemisahan campuran
yang sering digunakan antara lain penyaringan (filtrasi), sentrifugasi,
sublimasi, kromatografi, dan distilasi. Dalam bab ini akan dipelajari cara
pemisahan dengan filtrasi, sentrifugasi, dan juga kromatografi. Pemisahan
campuran lainnya akan dipelajari pada tingkat ynag lebih tinggi.
1. Filtrasi (Penyaringan)
Salah satu metode pemisahan yang paling sederhana adalah metode filtrasi (penyaringan). Untuk lebih mudah memahami tentang filtrasi, lakukan kegiatan berikut.
Penyaringan adalah metode pemisahan campuran yang digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur.
2. Sentrifugasi
Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi jika partikel padatan yang terdapat dalam campuran memiliki ukuran sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit. Metode sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih dari plasma darah. Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih yang akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma darah berupa cairan yang berada di bagian atas.
3. Distilasi (Penyulingan)
Pemisahan campuran dengan cara distilasi (penyulingan) banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan industri. Pemisahan campuran dengan cara penyulingan digunakan untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang bercampur, sehingga saat menguap setiap zat akan terpisah. Untuk memudahkan pemahaman kamu tentang metode distilasi, lakukan kegiatan berikut.
Dalam dunia industri prinsip ini digunakan pada penyulingan minyak bumi. Minyak bumi terdiri atas atau terbagi atas berbagai macam komponen minyak bumi yang berbeda titik didihnya.
Pemisahan campuran dengan cara distilasi untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang bercampur, sehingga saat menguap setiap zat akan terpisah.
4. Kromatografi
Metode pemisahan dengan cara kromatografi digunakan secara luas dalam berbagai kegiatan. Di antaranya untuk memisahkan berbagai zat warna dan tes urine untuk seseorang yang dicurigai menggunakan obat terlarang atau seorang atlet yang dicurigai menggunakan doping. Untuk mengetahui bagaimana pemisahan secara kromatografi, lakukan kegiatan berikut. Pemisahan campuran dengan cara kromatografi pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat yang berada dalam suatu campuran. Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel zat yang bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri suatu medium gerak.
Contoh untuk mengidentifikasi
kandungan zat tertentu dalam suatu bahan makanan, mengidentifikasi hasil
pertanian yang tercemar oleh pestisida, dan masih banyak lagi penggunaan
pemisahan campuran dalam kehidupan seharihari dengan menggunakan cara
kromatografi. Jenis kromatografi yang paling banyak digunakan adalah
kromatografi kertas. Jenis kromatografi lain adalah kromatografi lapis tipis
dan kromatografi gas.
Kromatografi
merupakan metode pemisahan campuran yang
didasarkan
pada perbedaan kecepatan merambat antara
partikel-partikel
yang bercampur dalam suatu medium diam
ketika
dialiri suatu medium gerak.
5. Sublimasi
Untuk memahami metode pemisahan
dengan cara subllimasi dapat dilakukan kegiatan berikut ini.
Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke wujud gas) sedangkan zat yang lainnya tidak dapat menyublim. Contohnya, campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara sublimasi (seperti kegiatan yang telah kamu lakukan).
C.
Benda-benda yang Dapat Mengalami
Perubahan
Benda-benda yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang bersifat langsung dapat diamati, namun ada juga yang memerlukan waktu lama untuk pengamatannya. Perubahan benda-benda tersebut dikenal dengan perubahan materi. Contoh perubahan materi yang berlangsung cepat adalah pembakaran kertas. Contoh perubahan materi yang memerlukan waktu yang relatif lama ialah proses berkaratnya besi.
Sebelum lebih jauh membahas tentang
perubahan materi, kamu perlu mengetahui tentang sifat-sifat zat terlebih
dahulu. Sifat-sifat benda sangat penting diketahui, untuk membedakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada benda tersebut. Sifat-sifat benda secara
garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Sifat
fisika adalah sifat yang berkaitan dengan keadaan fisik suatu zat. Sifat fisika
termasuk di dalamnya bentuk, warna, bau, kekerasan, titik didih, titik beku,
titik leleh, daya hantar, ukuran partikel, dan massa jenis (densitas). Sifat
kimia merupakan sifat zat yang berhubungan dengan mudah atau sukarnya zat
tersebut untuk bereaksi secara kimia.
Hasil penyelidikanmu menunjukkan untuk benda yang sama (misalnya air) hasil bagi massa dengan volume akan memberikan hasil yang sama. Untuk benda yang berbeda, hasil bagi massa dengan volume benda juga berbeda. Hasil bagi massa zat dengan volumenya disebut massa jenis dan ditulis :
dengan:
= massa jenis (satuannya kg/m3 atau g/cm3)
m = massa zat (dalam kg atau g)
V = volume zat (dalam m3 atau cm3)
Zat yang sama memiliki massa jenis
yang sama, tidak peduli berapa banyak zat itu. Contoh, massa jenis air 1 g/cm3.
Sesendok air, sepanci air, ataupun sekolam air massa jenisnya tetap 1 g/cm3.
Jika kamu menemukan zat cair yang massa jenisnya 1 g/cm3, kamu dapat
memperkirakan bahwa kemungkinan besar zat tersebut adalah air. Jadi, selain
wujud zat dan partikel penyusunnya, massa jenis merupakan salah satu penanda
zat itu. Perhatikan Tabel 3.8 tentang massa jenis berbagai zat.
Tabel 3.8 Massa
jenis berbagai zat
|
Massa Jenis |
|
Jenis Zat |
(kg/m3) |
(g/cm3) |
Hidrogen |
0,09 |
0,00009 |
Oksigen |
1,3 |
0,0013 |
Gabus |
240 |
0,24 |
Alkohol |
790 |
0,79 |
Minyak |
800 |
0,80 |
Es |
920 |
0,92 |
Air |
1.000 |
1,0 |
Gula |
1.600 |
1,6 |
Garam |
2.200 |
2,2 |
Kaca |
2.600 |
2,6 |
Aluminium |
2.700 |
2,7 |
Besi |
7.900 |
7,9 |
Tembaga |
8.900 |
8,9 |
Timah |
11.300 |
11,3 |
Raksa |
13.600 |
13,6 |
Emas |
19.300 |
19,3 |
Edo menemukan sebongkah logam. Ia
penasaran, logam apa yang ditemukannya. Ia berpikir jangan-jangan emas. Edo
menimbang logam itu, ternyata massanya 312,0 gram. Dengan gelas ukur, Edo
mengukur volumenya, ternyata kenaikan air di dalam gelas ukur seperti gambarberikut.
Kemungkinan besar, logam apa yang ditemukan Edo?
Langkah-langkah pemecahan masalah
Logam yang diketahui
massanya Massa
logam = 312,0 gram
Volume logam =
volume air dan logam – volume air
=
100 mL – 60 mL = 40 mL = 40 cm3
Apa masalahnya? Menentukan
jenis logam
Bagaimana strateginya?
Gunakan prinsip bahwa
massa jenis merupakan penciri zat
Bagaimana penerapannya?
Apa kesimpulannya?
Dengan membandingkan hasil pengukuran massa jenis dengan nilai pada massa jenis zat pada Tabel 3.8, nilai massa jenis yang paling dekat adalah massa jenis besi (7,9 g/cm3). Jadi, kemungkinan besar logam yang ditemukan Edo adalah besi.
1. Perubahan Fisik
Perubahan suatu materi
dapat berlangsung melalui 2 cara, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia.
Berikut ini, akan dilakukan kegiatan observasi untuk dapat membedakan perubahan
fisika dan perubahan kimia.
Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa perubahan materi ada yang tidak menghasilkan zat baru, ada
pula yang menghasilkan zat yang baru. Perubahan zat yang tidak disertai dengan
terbentuknya zat baru disebut perubahan fisika. Komposisi materi tersebut juga
tidak akan berubah, misalnya es yang mencair. Baik dalam bentuk padat maupun
dalam bentuk cair keduanya tetaplah air, yaitu H2O. Contoh perubahan fisika
antara lain menguap, mengembun, mencair, membeku, menyublim, melarut, serta
perubahan bentuk lainnya.
2. Perubahan Kimia
Perhatikan, kayu yang dibakar, apakah kayu sebelum dan setelah dibakar akan menghasilkan zat yang sama? Kayu sebelum dibakar mengandung serat selulosa, tetapi setelah dibakar berubah menjadi arang atau karbon. Dengan demikian, pada proses pembakaran kayu diperoleh zat baru yang memiliki sifat berbeda dengan zat sebelumnya. Proses pembakaran kayu yang mengakibatkan terbentuknya zat baru merupakan salah satu contoh perubahan kimia. Contoh lain perubahan kimia yang sering terjadi di alam adalah proses perkaratan besi. Besi sebelum berkarat merupakan unsur Fe, tetapi besisetelah berkarat berubah menjadi senyawa Fe2O3. nH2O. Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan bahwa perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya. Zat baru yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan adanya perubahan komposisi materi. Perubahan tersebut dapat berupa penggabungan sejumlah zat atau peruraian suatu zat. Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri sebagai berikut.
(1) Terbentuknya zat
baru.
(2) Terbentuknya gas
(3) Terbentuknya
endapan.
(4) Terjadinya
perubahan warna.
(5) Terjadinya
perubahan suhu.
Salah satu ciri
perubahan kimia adalah terbentuknya zat baru. Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan
di atas. Selain terbentuknya zat baru, ciri perubahan kimia lainnya adalah
terbentuknya gas dan endapan. Bagaimanakah proses terbentuknya gas dan endapan
tersebut? Simaklah penjelasan berikut dengan seksama.
a. Pembentukan Gas
Reaksi kimia bersifat
unik. Beberapa reaksi kimia tertentu dapat membentuk gas. Contoh reaksi kimia
yang membentuk gas ialah reaksi logam magnesium (Mg) dengan asam klorida (HCl).
Reaksi tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
Magnesium + Asam klorida => Magnesium klorida + gas hydrogen
Mg + 2HCl => MgCl2 + H2
Gas yang terbentuk
dapat kamu lihat dalam wujud gelembunggelembung kecil. Gas tersebut adalah gas
hidrogen. Contoh reaksi pembentukan gas yang lain adalah reaksi elektrolisis
air (H2O) menjadi gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
b.
Pembentukan Endapan
Reaksi pengendapan
adalah reaksi yang menghasilkan suatu senyawa yang berbentuk padatan. Padatan
tersebut tidak larut (tidak bercampur secara homogen) dengan cairan di
sekitarnya sehingga disebut endapan. Salah satu contoh reaksi yang dapat
membentuk endapan ialah reaksi antara barium klorida (BaCl2) dengan natrium
sulfat (Na2SO4) menghasilkan endapan barium sulfat berwarna putih. Reaksi
tersebut berlangsung sebagai berikut.
Barium klorida + Natrium sulfat Endapan putih Barium sulfat + Natrium
klorida Contoh reaksi pembentukan endapan yang lain adalah reaksi antara timbal
nitrat (Pb(NO3)2) dengan natrium iodida (NaI) akan menghasilkan endapan timbal
iodida yang berwarna kuning.
c. Perubahan Warna
Mengapa suatu reaksi kimia dapat menghasilkan warna yang berbeda? Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, maka akan terjadi perubahan komposisi dan terbentuk zat baru yang mungkin memiliki warna yang berbeda. Contoh reaksi kimia yang memberikan warna yang khas adalah reaksi antara tembaga sulfat (CuSO4) dengan air (H2O). Warna tembaga sufat adalah putih, apabila ditambahkan air, warnanya berubah menjadi biru. Warna biru tersebut adalah warna senyawa baru yang terbentuk, yaitu CuSO4.5H2O.
d.
Perubahan Suhu
Reaksi kimia disertai
perubahan energi. Salah satu bentuk energi yang sering menyertai reaksi kimia
adalah energi panas. Dengan demikian, terjadinya perubahan kimia akan ditandai
dengan perubahan energi panas, atau aliran kalor dari atau ke lingkungan.
Akibatnya, suhu hasil reaksi dapat menjadi lebih tinggi atau dapat menjadi
lebih rendah daripada suhu pereaksinya. Dari penjelasan tentang perubahan
fisika dan perubahan kimia di atas, apakah kamu sudah memahami perbedaan antara
perubahan fisika dengan perubahan kimia? Perbedaan perubahan fisika dengan
perubahan kimia ditunjukkan pada Tabel 3.9
Tabel 3.9 Perbedaan perubahan fisika dan kimia
No. |
Perubahan Fisika |
Perubahan Kimia |
1. |
Tidak terbentuk zat baru. |
Terbentuk zat baru. |
2. |
Komposisi materi tidak berubah. |
Komposisi materi sebelum dan sesudah reaksi mengalami perubahan atau perbedaan. |
Beberapa contoh
perubahan materi di alam ditunjukkan pada Tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.10 Contoh-contoh perubahan materi yang terjadi di
alam
No. |
Perubahan Fisika |
Perubahan Kimia |
1. |
Beras diubah menjadi tepung beras |
Singkong menjadi tapai |
2. |
Kayu diubah menjadi kursi |
Pembakaran kayu |
3. |
Gula dilarutkan dalam air |
Makanan basi |
4. |
Bola lampu listrik menyala |
Susu diubah menjadi keju |
5. |
Air berubah menjadi es |
Perkaratan Besi |
Sumber : Buku IPA Terpadu Kelas 7 Semester 1 Kemdikbud
0 Comments:
Posting Komentar