ZAT
ADITIF DAN ZAT ADIKTIF
Ketika pulang sekolah, apakah kamu sering bertemu dengan penjual
makanan atau minuman? Bagaimana pendapatmu tentang tampilan dan rasa makanan
serta minuman tersebut? Agar memiliki warna yang menarik dan memiliki
rasa yang lezat, penjual biasanya menambahkan zat tertentu dalam makanan dan
minuman. Pada bab ini kamu akan mempelajari zat-zat yang ditambahkan pada
makanan dan minuman serta zat-zat lain yang dapat menyebabkan seseorang menjadi
ketagihan. Agar kamu dapat mengetahuinya lebih mendalam, ayo pelajari dengan
penuh semangat!
Tuhan telah menganugerahkan nikmat yang berlimpah kepada
manusia. Rahmat-Nya tersebar luas di seluruh
alam semesta ini. Tuhan
telah memberimu makanan,
minuman, kesehatan jasmani
dan rohani, sehingga kamu
mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Pernahkah kamu menyadari bahwa kesehatan
tubuhmu juga ditentukan oleh makanan dan minuman yang kamu konsumsi? Tuhan
memerintahkan kepada kita untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan
tidak bertentangan dengan aturan agama, agar kita terhindar dari berbagai penyakit. Makanan
yang baik dapat ditinjau dari cara mendapatkannya, kandungan gizi, dan
dampaknya terhadap tubuh. Makanan dan minuman yang diperoleh dari cara yang
salah, nantinya juga akan berdampak buruk bagi tubuh kita. Begitu juga makanan
dan minuman yang mengandung zat berbahaya, misalnya zat tambahan seperti pewarna,
perasa, pemanis buatan
tertentu, bila dimakan
secara berlebihan dapat berdampak buruk pada tubuh kita.
Perhatikan Gambar 5.1, bagaimana pendapatmu tentang makanan dan
minuman tersebut yang berwarna-warni tersebut? Apakah makanan dan minuman
tersebut nampak menarik? Apakah makanan dan minuman tersebut tergolong sehat?
Ketika memilih makanan, seseorang akan mudah tertarik karena
rasanya yang enak, warna yang menarik, aroma yang menggugah selera, atau
kemasannya yang menawan. Agar memenuhi tujuan tersebut, pembuat makanan
menambahkan zat-zat tertentu. Zat-zat tersebut
disebut zat aditif. Bagaimana
caramu memilih makanan
dan minuman yang sehat dan menarik? Misalnya minuman pada Gambar 5.1,
manakah yang kamu pilih? Berikan alasanmu! Penambahan zat- zat tertentu ke
dalam makanan ada yang menguntungkan, tetapi ada juga yang merugikan atau
membahayakan. Oleh sebab itu, ketika memilih
makanan dan minuman, harus memerhatikan zat tambahan yang terkandung di
dalamnya.
Selain zat pewarna, pemanis, dan penyedap khususnya dalam
makanan dan minuman, ada pula zat-zat dalam makanan dan minuman yang harus
dihindari, misalnya alkohol. Zat-zat yang dapat menyebabkan orang menjadi
ketagihan disebut zat adiktif. Kamu
tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang zat aditif dan zat adiktif bukan? Oleh karena itu, ayo
pelajari bab ini dengan penuh semangat!
A.
Zat Aditif
Tahukah kamu apakah zat
aditif itu? Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam
makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan makanan. Penambahan zat
aditif bertujuan untuk memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma, dan
untuk memperpanjang daya simpan. Selain itu,
penambahan zat aditif juga dapat
meningkatkan nilai gizi makanan dan minuman seperti penambahan protein,
mineral, dan vitamin.
Apakah makanan dan minuman
yang dijual di sekolah atau di
lingkungan sekolahmu mengandung zat aditif? Mengapa kamu menduga seperti itu?
Berdasarkan fungsinya, zat
aditif pada makanan dan minuman dapat dikelompokkan menjadi
pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, pemberi aroma, pengental, dan pengemulsi.
Berdasarkan asalnya, zat aditif pada makanan dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan. Tahukah kamu perbedaan zat aditif
alami dan zat aditif buatan? Zat aditif alami adalah zat aditif yang bahan
bakunya berasal dari makhluk hidup, misalnya zat pewarna dari tumbuhan,
penyedap dari daging hewan, zat pengental dari alga, dan sebagainya. Zat-zat
alami ini pada umumnya tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan
kesehatan manusia. Sebaliknya, zat aditif buatan bila digunakan melebihi jumlah
yang diperbolehkan, dapat membahayakan kesehatan. Zat aditif buatan diperoleh
melalui proses reaksi kimia
yang bahan baku pembuatannya berasal
dari bahan- bahan kimia.
Misalnya, bahan pengawet dari asam benzoat, pemanis buatan dari sakarin,
pewarna dari tartrazine, dan lainnya. Zat aditif buatan harus digunakan sesuai
dengan jumlah yang diperbolehkan dan sesuai fungsinya. Penyalahgunaan pewarna
buatan seperti bahan pewarna tekstil yang digunakan sebagai pewarna makanan sangat
berbahaya untuk kesehatan.
No |
Makanan atau Minuman |
Jenis Zat Aditif |
||||
Pewarna |
Pemanis |
Pengawet |
Penyedap |
Aditif
Lain |
||
1 |
Minuman serbuk instan |
Pewarna kuning FCF Cl 15985 |
Natrium siklamat, aspartam,
gula |
- |
Perisa identik alami |
Asam sitrat, trikalsium
fosfat |
2 |
Mi
instan |
|
|
|
|
|
3 |
dst |
|
|
|
|
|
Berdasarkan
data tersebut, kelompokkan zat
aditif alami dan buatan yang terdapat
dalam makanan atau minuman yang kamu teliti.
1.
Pewarna
Pewarna adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman dengan tujuan untuk memperbaiki atau memberi warna pada makanan atau minuman agar menarik. Perhatikan Gambar 5.2! Zat pewarna apakah yang digunakan pada makanan tersebut? Secara alami masyarakat dapat memperoleh warna hijau dari suji dan pandan atau warna merah dari stroberi. Menurut kamu apakah warna makanan pada Gambar 5.2 dari bahan alami?
Pada saat ini masyarakat
dapat menggunakan pewarna buatan yang
mudah dibeli di pasaran. Pewarna alami pada umumnya aman untuk kesehatan,
sedangkan bahan pewarna buatan yang pemakaiannya disalahgunakan dapat
membahayakan kesehatan. Bagaimana kita mengetahui makanan atau minuman yang mengandung pewarna yang aman dan
pewarna yang tidak aman bagi tubuh? Coba lakukan Aktivitas 5.2 untuk
mengetahuinya!
a.
Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna
yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan. Banyak
bahan-bahan di sekitarmu yang dapat dipakai sebagai
pewarna alami. Daun suji dan daun pandan dipakai sebagai pewarna hijau pada makanan.
Selain memberi warna hijau, daun pandan
juga memberi aroma harum pada makanan. Selain daun suji dan daun pandan, stroberi, dan buah naga merah juga sering
digunakan untuk memberikan warna merah pada makanan.
Pewarna alami mempunyai keunggulan,
yaitu lebih sehat dan tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi
dibandingkan pewarna buatan. Namun, pewarna makanan alami memiliki beberapa
kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak
karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat), dan
jenisnya terbatas.
Tabel 5.3 Jenis-jenis Pewarna Alami
No |
Warna |
Bahan |
1 |
Ungu |
Buah
murbei, buah anggur |
2 |
Kuning |
Kunyit |
3 |
Oranye |
Wortel |
4 |
Hijau |
Daun
suji, daun pandan |
5 |
Cokelat |
Kakao |
6 |
Merah |
Buah
naga, stroberi |
7 |
Hitam |
Arang
(tidak dianjurkan) |
b.
Pewarna Buatan
Pewarna buatan diperoleh
melalui proses reaksi (sintesis) kimia menggunakan bahan yang berasal dari zat
kimia sintetis. Pewarna pada umumnya mempunyai
struktur kimia yang mirip seperti
struktur kimia pewarna alami, misalnya apokaroten yang mempunyai warna
oranye mirip dengan warna wortel. Beberapa bahan pewarna sintetis dapat
menggantikan pewarna alami. Pewarna sintetis ada yang dibuat khusus untuk
makanan dan ada pula untuk industri tekstil dan cat.
Tabel 5.4 Jenis-jenis Pewarna Buatan yang Dapat Digunakan dalam Makanan atau Minuman
No |
Warna |
Nama Bahan Kimia |
1 |
Biru |
Brilliant Blue FCF |
2 |
Kuning |
Tartrazine |
3 |
Oranye |
Sunset Yellow FCF |
4 |
Hijau |
Fast Green FCF |
5 |
Merah |
Allura Red AC |
Saat ini, sebagian
besar orang lebih senang menggunakan pewarna buatan untuk membuat
aneka makanan dan minuman yang berwarna.
Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding
pewarna alami, yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, jenisnya
lebih banyak, dan
warnanya tidak rusak karena pemanasan. Penggunaan bahan pewarna buatan
untuk makanan dan minuman harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan
konsumen. Pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diizinkan
pemakaiannya untuk makanan dan minuman dinamakan permitted colour atau certified
colour. Gambar 5.4 merupakan
contoh pewarna makanan dalam kemasan yang telah diizinkan pemakaiannya.
Pewarna buatan memiliki kode
tertentu. Sebagai contohnya, pewarna makanan dan minuman memiliki kode yang
berbeda dengan pewarna yang
digunakan dalam industri tekstil. Coba carilah kode dari berbagai zat pewarna
untuk makanan dan zat pewarna untuk berbagai industri misalnya, industri
tekstil dan industri cat. Kemudian, carilah kemasan makanan atau minuman,
setelah itu periksalah apakah zat warna yang digunakan pada makanan atau
minuman tersebut aman dikonsumsi?
Pewarna buatan, sudah
digunakan secara luas oleh masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk
makanan dan minuman. Namun, sebagian masyarakat masih menggunakan bahan pewarna
buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya. Contoh penggunaan pewarna buatan
yang tidak sesuai peruntukannya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan
yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pewarna tekstil dan pewarna cat
tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman karena pewarna
tekstil dan cat biasanya mengandung logam-logam berat, seperti antimoni (Sb),
arsenik (As), barium (Ba), kadmium (Cd), kromium (Cr), raksa (Pb), mercuri
(Hg), dan selenium (Se) yang bersifat racun bagi tubuh.
Tabel 5.5 Jenis-jenis Pewarna Buatan yang Dilarang Digunakan dalam
Makanan atau Minuman
No |
Warna |
Nama Bahan Kimia |
1 |
Biru |
Indanthrene Blue RS |
2 |
Kuning |
Fast Yellow AB, Oil Yellow
OB, Auramine, Metanil
Yellow |
3 |
Oranye |
Orange RN, Orange GGN, Chrysodine |
4 |
Hijau |
Guinea Green B |
5 |
Cokelat |
Chocolate Brown FB |
6 |
Merah |
Fast Red E, Ponceau SX, Rhodamine B |
7 |
Hitam |
Black 7984 |
2.
Pemanis
Pemanis merupakan bahan yang
ditambahkan pada makanan atau
minuman sehingga dapat menyebabkan rasa manis pada makanan atau minuman.
Bahan pemanis ada dua jenis, yaitu pemanis
alami dan pemanis buatan.
a. Pemanis
Alami
Pemanis alami yang umum
digunakan untuk membuat rasa manis pada makanan dan minuman adalah gula pasir
(sukrosa), gula kelapa, gula aren, gula lontar, dan gula bit. Gula tersebut
digunakan sebagai pemanis pada makanan dan minuman sesuai dengan keperluan.
Penggunaan pemanis alami juga perlu mengikuti takaran tertentu. Gula apakah
yang sering kamu gunakan untuk membuat teh atau kopi di rumah?
Tahukah kamu bahwa gula
pasir dibuat dari tebu melalui proses penggilingan? Di Indonesia pembuatan gula pasir umumnya dilakukan di pabrik gula melalui
proses penggilingan. Selain gula pasir, di masyarakat Indonesia juga sering
menggunakan gula aren atau gula lontar.
Samakah cara membuatnya dengan gula pasir? Tahukah kamu bagaimana proses
pembuatannya? Carilah informasi bagaimana cara membuat gula kelapa atau gula lontar!
b. Pemanis
Bauatan
Pemanis buatan mempunyai rasa manis
hampir sama atau lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. Pemanis buatan
dibuat melalui reaksi kimia tertentu sehingga dapat dihasilkan senyawa
yang mempunyai rasa manis. Pemanis buatan dibuat dengan tujuan sebagai
pengganti gula alami. Beberapa contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam,
kalium asesulfam, dan sakarin. Pemanis- pemanis ini mempunyai tingkat kemanisan
lebih besar dibandingkan dengan gula pasir (lihat Tabel 5.6). Pemanis buatan
dapat digunakan untuk menggantikan pemanis alami bagi orang-orang yang tidak
diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami, seperti penderita kencing manis (diabetes mellitus). Selain itu, pemanis
buatan tidak menghasilkan kalori dalam tubuh, sehingga sering digunakan oleh orang
yang diet.
Tabel 5.6 Perbandingan Tingkat Kemanisan Pemanis Buatan
No |
Nama Pemanis |
Tingkat Kemanisan Dibandingkan Gula Pasir
(Sukrosa) |
Asupan Maksimal/Kg Berat Badan |
1 |
Gula
pasir (sukrosa) |
1 |
30 - 60 mg |
2 |
Siklamat |
30-50 |
11 mg |
3 |
Aspartam |
160 - 200 |
40 - 50 mg |
4 |
Kalium
asesulfam |
200 |
15 mg |
5 |
Sakarin |
200 - 500 |
5 mg |
Penggunaan pemanis buatan
yang berlebihan dan tidak sesuai dengan jumlah yang diperbolehkan dapat
membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu, bila menggunakan pemanis buatan
periksalah aturan pemakaiannya.
Pernahkah kamu menikmati
makanan atau minuman yang menggunakan pemanis buatan? Bagaimanakah perbedaan
rasanya dengan pemanis alami?
3.
Pengawet
Perhatikan kondisi kedua
makanan pada Gambar 5.6! Menurut pendapatmu, makanan mana yang masih layak
dikonsumsi? Setiap bahan makanan memiliki jangka waktu tertentu untuk menjadi
rusak.
Roti pada Gambar 5.6(b)
tidak layak dikonsumsi karena sudah ditumbuhi jamur. Agar bahan makanan tidak
cepat rusak karena tumbuhnya jamur, bakteri atau mikroorganisme lain, makanan
dapat ditambahkan bahan pengawet dalam jumlah tertentu.
Pengawet adalah zat aditif
yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat
kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat disebabkan oleh adanya
mikroorganisme yang tumbuh pada makanan dan minuman. Bahan pengawet mencegah
tumbuhnya mikroorganisme sehingga reaksi kimia yang disebabkan oleh
mikroorganisme tersebut dapat dicegah, misalnya fermentasi pada makanan dan
minuman tersebut. Reaksi- reaksi kimia lain juga dapat dicegah oleh adanya
pengawet antara lain pengasaman, oksidasi, pencokelatan (browning), dan reaksi enzimatis lainnya. Contoh bahan pengawet dan
penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Bahan Pengawet dan Penggunaannya
Nama Bahan Pengawet |
Penggunaan |
Asam benzoat, natrium benzoat, dan kalium
benzoat |
Mengawetkan makanan dan minuman ringan,
kecap, dan saus |
Asam
askorbat |
Mengawetkan daging olahan, kaldu, dan buah
dalam kaleng |
Natrium
nitrat (NaNO3) |
Mengawetkan
daging olahan dan keju |
Asam
propionat |
Mengawetkan
roti dan keju olahan |
Butil
hidroksianisol (BHA) |
Menghambat
oksidasi pada lemak dan minyak |
Butil
hidroksitoluen (BHT) |
Menghambat oksidasi pada lemak, minyak,
margarin, dan mentega |
Pengawetan bahan makanan atau minuman dengan memberikan zat aditif seperti pada Tabel 5.7 merupakan cara pengawetan secara kimia. Cara lain mengawetkan makanan adalah dengan cara pengasinan atau pemanisan. Misalnya ikan asin, manisan buah, atau daging panggang dapat awet secara alami. Metode pengawetan lain adalah dengan cara fisik misalnya dengan pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengeringan, dan penyinaran.
4.
Penyedap
Apakah kamu pernah memasak? Bumbu apa yang kamu tambahkan pada masakan agar rasanya sedap? Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Adapun bahan penyedap alami yang umum digunakan adalah garam, bawang putih, bawang merah, cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar, sereh, dan kayu manis. Pada makanan berkuah, kaldu dari daging dan tulang pada umumnya digunakan sebagai penyedap. Pernahkah kamu memerhatikan pada kuah bakso terdapat rebusan daging dan tulang, seperti pada Gambar 5.7. Makanan
![](file:///C:/Users/afian/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.png)
![](file:///C:/Users/afian/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.png)
Selain penyedap alami, juga
terdapat penyedap buatan. Penyedap buatan
yang umum digunakan
pada makanan adalah
vetsin yang mengandung senyawa
monosodium glutamat (MSG) atau mononatrium glutamat (MNG). Senyawa ini dibuat
dari fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus glutamicus. Banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa
penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan
nama Sindrom Restoran Cina (Chinese
Restaurant Syndrome) dengan gejala pusing, mulut terasa kering, lelah,
mual, atau sesak napas. Dosis maksimal penggunaan MSG yang ditetapkan oleh WHO
adalah 120 mg/kg berat badan. Misalnya, berat badanmu 40 kg maka jumlah MSG
maksimal yang dapat dikonsumsi sebesar 480 mg (0,48 g).
Kamu sudah mengetahui bahwa penggunaan penyedap buatan secara berlebih dapat menyebabkan penyakit. Apakah yang kamu sarankan agar ketika ibu memasak tidak menggunakan MSG namun masakan tetap terasa enak? Coba temukan bahan lain pengganti MSG yang tidak berbahaya bagi kesehatan!
5.
Pemberi
Aroma
Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, di antaranya adalah ekstrak buah nanas, ekstrak buah anggur, minyak atsiri, dan vanili. Beberapa kue menggunakan murbei sebagai pemberi aroma seperti pada Gambar 5.8.
Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis atau disebut dengan essen, misalnya amil kaproat (aroma apel), amil asetat (aroma pisang ambon), etil butirat (aroma nanas), vanilin (aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur) disebut pemberi aroma sintetis.
6.
Pengental
Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Bahan pengental alami misalnya pati, gelatin, gum, agar-agar, dan alginat. Pernahkah kamu memerhatikan orang memasak sayuran capcai? Agar kuah dari capcai kental biasanya dalam memasak capcai diberikan larutan pati. Selain pada capcai, pengental biasa ditambahkan pada pembuatan permen karet yang umumnya menggunakan pengental gum.
7.
Pengemulsi
Pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat mempertahankan penyebaran (dispersi) lemak dalam air dan sebaliknya. Minyak dan air tidak saling bercampur, namun bila ditambahkan sabun, kemudian diaduk keduanya dapat dicampur. Sabun dalam contoh tersebut disebut sebagai zat pengemulsi. Contoh zat pengemulsi makanan adalah lesitin yang terkandung dalam kuning telur maupun dalam kedelai. Lesitin banyak digunakan dalam pembuatan mayones dan mentega. Apabila tidak ditambahkan zat pengemulsi, lemak dan air pada mayones dan mentega akan terpisah.
B. Zat
adiktif
Pada bagian sebelumnya kamu telah belajar banyak tentang zat aditif, yaitu bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan atau minuman. Pada bagian ini kamu akan belajar tentang zat adiktif. Tahukah kamu apakah zat adiktif itu? Zat adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat menyebabkan ketergantungan (adiksi) atau ingin menggunakannya secara terus menerus (ketagihan). Zat adiktif alami yang biasa dikonsumsi adalah kafein yang ada dalam kopi, dan theine yang ada di dalam teh. Setelah minum kopi, biasanya orang akan merasa lebih segar disebabkan oleh kerja kafein. Pernahkah kamu mendengar bahwa orang yang terbiasa minum kopi, kemudian tidak minum kopi akan merasa pusing? Gejala itu menunjukkan seseorang mengalami ketergantungan. Selain kafein masih banyak zat adiktif lainnya. Zat adiktif dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) narkotika, (2) psikotropika, dan (3) zat psiko-aktif lainnya.
1. Jenis-jenis
Zat Adiktif
a.
Narkotika
merupakan zat berbahaya yang
tidak boleh digunakan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan narkotika tanpa
pengawasan dokter adalah melanggar hukum. Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan menyebabkan
ketergantungan bagi penggunanya.
Narkotika dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan berdasarkan potensi dalam menyebabkan ketergantungan. Narkotika golongan I, sangat berbahaya karena berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. Narkotika ini tidak digunakan dalam pengobatan. Misalnya, heroin/putaw, kokain, dan ganja. Narkotika golongan II, berpotensi tinggi dalam menyebabkan ketergantungan dan dapat digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan. Misalnya, morfin, petidin, dan metadon. Gambar 5.11 menunjukkan kemasan morfin dan metadon yang digunakan dalam medis. Barang ini tidak boleh dibeli dan digunakan tanpa resep dan pengawasan dokter.
Narkotika golongan III,
berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam
pengobatan. Misalnya, kodein. Penggunaan narkotika sangat berbahaya bagi kesehatan
sehingga penyalahgunaan narkotika dapat merusak masa depan generasi muda.
Hindarilah dan jauhi zat-zat yang terkait dengan narkotika!
Barang siapa dengan tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri, dipidana penjara paling lama 4 tahun, golongan II 2 tahun, dan golongan III 1 tahun (UU Narkotika Pasal 85). Barang siapa dengan tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika terhadap orang lain atau memberikan narkotika golongan I untuk digunakan orang lain, dipidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak 750 juta rupiah; golongan II 10 tahun penjara dan denda 500 juta rupiah; golongan III 5 tahun penjara dan denda 250 juta rupiah (UU Narkotika Pasal 84).
b.
Psikotropika
Narkotika dapat menyebabkan
seseorang kehilangan kesadaran dan ketergantungan. Zat lain yang juga berbahaya adalah psikotropika.
Zat ini merupakan obat yang berkhasiat psiko-aktif yang memengaruhi
mental dan perilaku seseorang. Misalnya orang yang sulit tidur, bila meminum
obat tidur (golongan psikotropika) dapat menyebabkan tidur nyenyak. Oleh sebab
itu penggunaan psikotropika harus sesuai dengan resep dokter!
Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi empat golongan berdasarkan potensi dalam menyebabkan ketergantungan. Psikotropika golongan I, berpotensi sangat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan sebagai obat. Misalnya, ekstasi/MDMA (metil dioksi metamfetamin), LSD (Lysergic acid diethylamide), dan STP/ DOM (dimetoksi alpha dimetilpenetilamina). Psikotropika golongan II, berpotensi kuat menyebabkan ketergantungan dan sangat terbatas digunakan sebagai obat. Misalnya amfetamin, metamfetamin, fenisiklidin, dan ritalin. Psikotropika golongan III, berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan sebagai obat. Misalnya pentobarbital dan flunitrazepam. Psikotropika golongan IV, berpotensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan sebagai obat. Misalnya diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, dan nitrazepam seperti pada Gambar 5.12 yang digunakan sebagai obat tidur.
c.
Zat Psiko-aktif Lainnya
Selain narkotika dan
psikotropika terdapat zat atau obat lain yang berpengaruh terhadap kerja sistem
saraf pusat jika disalahgunakan atau dikonsumsi dalam jumlah besar dan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan
tubuh. Beberapa contoh zat psiko- aktif selain narkotika dan psikotropika
misalnya alkohol, nikotin, dan kafein.
Jenis alkohol yang
banyak digunakan yaitu
etanol (C2H5OH).
Zat ini dapat diperoleh secara alami melalui fermentasi glukosa dengan ragi (Saccharomyces cerevisiae). Bila
seseorang meminum minuman beralkohol, maka kandungan alkohol dalam darahnya
akan tinggi, menyebabkan orang itu mabuk dan mengalami penurunan kesadaran. Oleh sebab itu, orang yang mabuk tidak boleh mengendarai kendaraan. Selain etanol,
salah satu jenis alkohol yaitu metanol yang biasa digunakan pada industri
sebagai pelarut zat tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari metanol dikenal juga
dengan nama spiritus. Zat ini sangat beracun dan bila terminum dapat memutuskan
saraf mata, sehingga orang dapat menjadi buta atau bahkan meninggal dunia.
Nikotin terdapat dalam daun tembakau (Gambar 5.13). Daun tembakau ini biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Akibatnya, orang yang merokok dapat lebih tahan kantuk atau lebih aktif. Namun demikian, merokok berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker tenggorokan dan kanker paru-paru. Coba kamu perhatikan kemasan rokok. Pada kemasan rokok, terdapat peringatan: “merokok dapat membunuhmu!”
Kafein merupakan zat yang secara alami terdapat dalam kopi. Tahukah kamu, selain ditemukan dalam kopi, kafein juga ditemukan pada teh dan dikenal dengan nama theine namun kadarnya tidak sebanyak kafein dalam kopi. Meskipun kafein merupakan zat psiko- aktif, namun tidak ada larangan dalam penggunaannya. Umumnya kopi dikonsumsi dengan tujuan agar tidak mengantuk. Hal ini disebabkan karena kafein merupakan stimulus yang mampu meningkatkan kerja otak. Mengonsumsi kopi tidak dilarang, tetapi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebihan.
Zat adiktif juga dapat
dikelompokkan berdasarkan pada pengaruhnya terhadap tubuh, yaitu:
· Stimulan, merupakan zat adiktif yang dapat meningkatkan
aktivitas sistem saraf pusat atau fungsi organ tubuh lainnya, seperti
meningkatkan detak jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah. Stimulan akan
membuat orang lebih siaga dan tidak merasakan lelah, contohnya kafein, nikotin,
kokain, dan metamfetamin. Ingatlah! Kokain dan metamfetamin dilarang digunakan,
barang siapa yang menggunakan di luar ketentuan hukum dapat dipidana 15 tahun penjara.
· Sedatif/hipnotika atau dikenal dengan depresan, merupakan zat
adiktif yang memiliki efek berkebalikan dengan stimulan. Depresan akan
menghambat aktivitas sistem saraf pusat atau fungsi organ tubuh lainnya.
Depresan akan menurunkan kesadaran dan menyebabkan rasa kantuk, menurunkan tekanan darah, memperlambat detak jantung, dan membuat otot
lebih rileks. Contoh depresan
misalnya: asam barbiturat, alkohol, dan
diazepam.
· Halusinogen, merupakan zat adiktif yang memberikan efek
halusinasi atau khayal. Pengguna zat
ini akan mendengar
atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata. Contoh halusinogen
misalnya, LSA (Lysergic acid amide)
dan LSD (Lysergic acid diethylamide).
Penggunaan LSA dan LSD juga dilarang oleh hukum, oleh karena itu hindarilah
zat-zat ini.
2.
Dampak Penggunaan Zat Aditif bagi Kesehatan
Banyak sekali dampak buruk
yang disebabkan oleh penggunaan zat adiktif terhadap kesehatan.
a.
Dampak Penggunaan Narkotika
Penggunaan heroin, morfin,
opium, dan kodein dalam jangka pendek dapat menghilangkan rasa nyeri,
ketegangan berkurang, rasa nyaman, diikuti perasaan seperti mimpi dan
mengantuk. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan, meninggal karena overdosis, menyebabkan sembelit,
gangguan siklus menstruasi, dan impotensi. Jika dalam
penggunaannya menggunakan jarum suntik yang tidak steril, maka dapat tertular
berbagai jenis penyakit berbahaya seperti hepatitis dan HIV/AIDS.
Efek jangka pendek penggunaan ganja yaitu akan timbul rasa cemas dan gembira menjadi satu, banyak bicara, tertawa terbahak- bahak, halusinasi, berubahnya perasaan waktu (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat), peningkatan denyut jantung, mata merah, mulut dan tenggorokan kering. Penggunaan ganja dalam jangka panjang dapat menyebabkan daya pikir berkurang, motivasi belajar turun drastis, perhatian ke lingkungan sekitar berkurang, radang paru-paru, daya tahan tubuh menurun, dan gangguan sistem peredaran darah. Efek jangka pendek penggunaan kokain yaitu rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa lelah hilang, kebutuhan tidur berkurang, dan halusinasi penglihatan serta perabaan. Efek jangka panjang yaitu kurang gizi, anemia, kerusakan pada hidung, dan gangguan jiwa.
b.
Dampak Penggunaan
Psikotropika
Penggunaan ekstasi (metilen
dioksi metamfetamin/MDMA) dan sabu (metamfetamin) dalam jangka pendek dapat
menyebabkan terjaga (tidak tidur), rasa riang, perasaan melambung, rasa nyaman,
dan meningkatkan keakraban. Namun, setelah itu akan timbul rasa tidak enak,
murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus, badan gemetar, jantung
berdebar, dan tekanan darah meningkat. Dalam jangka panjang dapat menyebabkan
kurang gizi, anemia, penyakit jantung, gangguan jiwa (psikotik), dan pembuluh
darah di otak dapat pecah sehingga mengalami stroke atau gagal jantung yang mengakibatkan kematian.
Setelah menggunakan obat nipam/nitrazepam (Gambar 5.12) dalam dosis tertentu, seseorang akan merasa tenang dan otot-otot mengendur. Jika dosis penggunaannya tinggi, maka dapat menyebabkan gangguan bicara, gangguan persepsi, dan jalan sempoyongan. Jika dosis lebih tinggi lagi, akan dapat menyebabkan penghambatan pada pernapasan, koma, dan kematian.
c.
Dampak Penggunaan Zat Psiko-Aktif
Lainnya
Inhalansia dapat menyebabkan
kematian mendadak akibat kekurangan oksigen
atau karena ilusi,
halusinasi, dan persepsi yang salah (misalnya merasa dapat
terbang, sehingga orang yang mengonsumsi terjun dari tempat tinggi). Penggunaan
inhalansia jangka panjang dapat
menyebabkan kerusakan otak,
paru-paru, ginjal, dan jantung.
Alkohol yang masuk ke dalam
tubuh akan masuk ke dalam pembuluh darah, menuju otak, dan menekan kerja otak. Akibat jangka
pendek dari mengonsumsi alkohol yaitu mabuk, jalan sempoyongan, menyebabkan
keinginan untuk merusak, dan dapat menyebabkan kecelakaan akibat mengendarai
kendaraan dalam keadaan mabuk. Dalam jangka panjang alkohol dapat merusak hati,
merusak kelenjar getah lambung, kerusakan sistem saraf, menyebabkan gangguan
jantung, dan meningkatkan risiko kanker. Ibu hamil pecandu alkohol akan
melahirkan bayi yang cacat.
Selain nikotin, dalam rokok
juga terdapat sekitar 4.000 senyawa, termasuk tar dan karbon monoksida (CO)
yang berbahaya bagi tubuh. Perhatikan Gambar 5.15! Senyawa-senyawa ini dapat
menyebabkan kanker paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit
jantung, tekanan darah tinggi,
dan impotensi.
C.
Upaya Pencegahan Diri dari
Bahaya Narkotika
Pernahkah kamu mendengar istilah
narkoba? Istilah narkoba banyak digunakan oleh penegak hukum dan masyarakat
pada umumnya. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang, yang sebenarnya merupakan
zat adiktif. Namun, tidak semua zat adiktif adalah narkoba, misalnya kafein,
alkohol, dan nikotin. Pada bagian
sebelumnya kamu telah mempelajari jenis- jenis zat adiktif dan dampak penggunaan
zat adiktif bagi kesehatan, termasuk zat-zat yang tergolong narkoba.
Bacalah cuplikan berita dari salah satu situs di internet
berikut!
“Sindikat pengedar narkoba pada salah
satu provinsi di Indonesia, berhasil disergap petugas kepolisian. Seorang
bandar narkoba berinisial Mr. X , ditangkap di rumahnya beserta
barang bukti 5 gram
sabu-sabu. Penangkapan terhadap
Mr. X ini dilakukan petugas Unit Narkoba Poltabes setempat,
setelah menerima informasi dari masyarakat tentang transaksi narkoba yang
dilakukan tersangka dengan bandar lainnya.
Mengetahui kedatangan petugas, tersangka sempat mengelak dan membantah bahwa ia pengedar
narkoba. Namun setelah dilakukan penggeledahan petugas menemukan dua paket sabu-sabu seberat 5 gram. Mr. X
yang berprofesi sebagai tukang servis elektronik ini kemudian dibawa ke kantor
polisi untuk kemudian diadili di pengadilan”. Sumber: dimodifikasi dari
Indosiar.com
Apa yang perlu kamu diskusikan?
1.
Analisislah mengapa
orang yang mengedarkan narkoba tersebut
harus ditangkap?
2. Apa sebenarnya kerugian penggunaan narkoba sehingga pelaku pengedarnya harus diamankan oleh pihak yang berwenang?
Setelah kamu mempelajari dampak penggunaan narkoba dan melakukan diskusi, tentu kamu tidak ingin hidup menderita akibat terlibat dalam penyalahgunaan narkoba bukan? Oleh karena itu, kamu harus mampu menjaga diri dari bahaya narkoba. Adapun beberapa upaya yang dapat kamu lakukan untuk menjaga diri dari bahaya narkoba adalah sebagai berikut.
1.
Mengenal dan Menilai Diri
Sendiri
Mengenal dan menilai diri sendiri berarti kamu menyadari akan kelemahan dan kekuatan, kekurangan dan kelebihan, dan cita-cita atau tujuan hidup yang ingin kamu capai. Dengan lebih mengenal diri sendiri, kamu akan dapat lebih mudah mengarahkan perilakumu untuk mencapai tujuan hidup yang telah kamu tetapkan dan mencegah diri dari perilaku yang membuatmu tidak dapat meraih tujuan hidupmu.
2.
Meningkatkan Harga
Diri
Harga diri adalah suara hatimu yang menunjukkan bahwa kamu adalah seorang yang istimewa dan berharga, serta mampu mencapai cita-cita. Harga diri merupakan dasar dalam proses belajar, membangun kreativitas, tanggung jawab, dan hubungan positif dengan orang lain. Harga diri seseorang dapat tinggi atau rendah tergantung pada pengalaman, perilaku, dan interaksinya dengan orang lain. Orang yang memiliki harga diri yang rendah akan cenderung merendahkan dirinya sendiri, percaya bahwa ia tidak dapat menjadi lebih baik, menghindari hubungan dengan orang lain, gelisah, dan suka menyendiri yang mengakibatkan ia mudah untuk dipengaruhi orang lain, termasuk dipengaruhi untuk mengonsumsi narkoba. Oleh karena itu, penting bagimu untuk memiliki harga diri yang kuat. Orang yang memiliki harga diri yang tinggi, yang bangga dengan hasil karya sendiri maupun hasil kolaborasi dengan teman, mampu bertindak mandiri, mampu menjalankan tanggung jawab dengan baik, berani menghadapi tantangan dengan penuh semangat, dan mau membantu orang lain.
3.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Percaya diri adalah gambaran keyakinan, keberanian, cara pandang, pemikiran, dan perasaan tentang dirinya sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan. Jika kamu memiliki rasa percaya diri yang baik, kamu akan memiliki dorongan, kekuatan, dan keberanian untuk melakukan hal-hal yang positif, seperti siap dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Contoh lainnya yaitu berani berbicara secara rasional untuk mencegah orang lain memanfaatkan dirimu, misalnya dengan berkata “Mohon maaf, saya ada janji” atau berani menolak tawaran zat atau obat yang tidak kamu ketahui yang mungkin menjerumuskanmu kepada narkoba. Dengan memiliki sikap percaya diri yang tinggi, kamu akan siap menghadapi tantangan untuk meraih cita-citamu!
4.
Terampil Mengatasi Masalah dan Mengambil
Keputusan
Kamu perlu belajar mengelola perasaan, seperti rasa takut, marah, khawatir, benci, malu, putus asa, dan sebagainya sehingga tidak lari dari masalah. Dengan mampu mengelola perasaan, kamu akan tetap maju dan menyelesaikan masalah yang kamu hadapi. Dalam menyelesaikan masalah, kamu juga harus terampil dalam mengambil keputusan. Dalam mengambil keputusan, kamu harus menggunakan pemikiran yang logis mengenai sumber masalah dan alternatif pemecahan masalah yang paling tepat dan bijaksana. Kamu juga dapat meminta pendapat orang lain, misalnya orangtuamu jika perlu. Jika keputusan yang diambil kurang tepat atau bahkan gagal, maka jadikan sebagai pelajaran untuk melakukan yang lebih baik lagi.
5.
Memilih Pergaulan yang Baik dan Terampil
Menolak Tawaran Narkoba
Remaja memiliki ikatan yang
kuat dengan teman sebayanya. Bagi seorang remaja, penerimaan atau diakui oleh
kelompok sebayanya sangat penting. Adakalanya, ia berusaha untuk mengikuti hal-hal
yang dikerjakan atau diikuti oleh teman-temannya untuk membuat mereka
menyukainya, meskipun pada
awalnya mungkin juga terdapat tekanan. Banyak remaja yang mulai merokok,
minum-minuman keras, bahkan menyalahgunakan narkoba akibat tekanan dari teman.
Oleh karena itu, bergaulah dengan teman-teman yang tidak menyalahgunakan
narkoba. Selain itu, kamu juga harus mampu menolak tawaran atau ajakan dari
teman terhadap hal-hal yang negatif, seperti merokok maupun minum-minuman
keras, apalagi penggunaan narkoba.
Bagaimana upaya untuk mampu menolak tawaran tersebut? Kamu perlu memiliki keberanian dan tekad untuk menolaknya, belajarlah berkata “Tidak!”. Sadarilah bahwa narkoba akan membuatmu semakin terjerumus kepada kesengsaraan. Kamu juga harus waspada terhadap temanmu jika temanmu memaksamu. Jika kamu mendapat ancaman segera tinggalkan temanmu tersebut atau laporkan kepada gurumu.
6.
Terampil Sebagai
Agen Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Remaja juga merupakan subjek yang penting dan harus terlibat aktif dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Kamu dapat membentuk kelompok remaja anti narkoba yang menciptakan pola hidup sehat dan produktif, menjadi contoh positif bagi remaja yang lain, mendukung masyarakat untuk menciptakan lingkungan bebas narkoba, mendorong remaja lain untuk menghindari penyalahgunaan narkoba dan mendorong mereka menolak tawaran menyalahgunakan narkoba, serta membantu teman yang mempunyai masalah narkoba untuk mencari pertolongan.
7.
Menrapkan Pola Hidup Sehat
Remaja adalah generasi penerus dan aset bangsa Indonesia yang berharga. Negara Indonesia memerlukan generasi muda yang sehat sehingga dapat tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat yang mampu memajukan negara dan membuat bangsa Indonesia semakin sejahtera. Untuk membentuk generasi muda yang sehat, perlu penerapan pola hidup sehat yang meliputi: mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi, menghindari makanan siap saji (junk food); olahraga secara teratur, termasuk mengikuti ekstrakurikuler yang bergerak dalam bidang olahraga; istirahat yang teratur dan cukup sehingga dapat mengurangi ketegangan pikiran dan memperbaiki sel- sel tubuh yang rusak; serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
8.
Memperkuat Iman dan Taqwa Kepada Tuhan
Semua agama dan kepercayaan mengajarkan kepada penganutnya untuk melakukan hal-hal yang baik dan melarang untuk melakukan hal-hal yang buruk, termasuk juga narkoba dan obat berbahaya lainnya. Remaja yang memiliki iman (kepercayaan) yang kuat, serta selalu berusaha menjalankan perintah dan menjauhi larangan Tuhan (bertakwa) dapat mencegah berbagai perilaku kenakalan remaja, termasuk dalam masalah penyalahgunaan narkoba. Remaja yang kurang taat dalam kepercayaan atau agamanya mempunyai risiko yang lebih besar untuk cenderung menyalahgunakan narkoba, dibandingkan remaja yang taat dalam kepercayaan atau agamanya. Oleh karena itu, kamu harus selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan takwa kamu kepada Tuhan Yang Maha Esa.
9.
Melakukan Kegiatan Positif
Remaja hendaknya dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan positif yang berguna untuk masa depannya, misalnya dengan mengikuti berbagai ekstrakurikuler di sekolah, ikut organisasi siswa seperti OSIS, UKS, PMR, mengikuti gelar seni budaya, dan lain sebagainya. Dengan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif dapat membantumu menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba.
10. Membangun
Komunikasi dan Hubungan yang Baik dengan Teman dan Keluarga
Membangun komunikasi dan hubungan yang baik dengan
keluarga juga sangat penting bagi remaja. Luangkanlah waktu bersama-sama
keluarga dan lebih terbukalah pada orangtua. Jika kamu memiliki masalah,
bicarakanlah dengan orangtua. Orangtua tentu akan selalu membimbing atau
membantumu menyelesaikan masalahmu. Dengan begitu kamu tidak akan terus
terbebani sendiri untuk memecahkan masalah yang kamu hadapi.
Sumber : Buku IPA TERPADU Kelas VIII Semester 1 Kemdikbud
0 Comments:
Posting Komentar